VISI.NEWS – Di dunia ini, tidak ada satu pun kitab yang apabila manusia berinteraksi dengannya akan mendapat berkah kecuali Al-Quran. Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang utama.
Selain Al-Quran memang ada tiga kitab lainnya yang wajib diimani: Zabur, Taurat, dan Injil. Hanya saja ketiganya tidak wajib dipedomani karena isinya telah diperbarui dan terjamin keasliannya di dalam Al-Quran.
Interaksi dengan Al-Quran selalu menuai berkah. Raihlah berkah dengan mempelajari keistimewaan Al-Quran, agar kita semakin termotivasi untuk memperbanyak interaksi dengan Al-Quran.
Berikut ini 10 keistimewaan kitab suci Al-Quran yang wajib diketahui muslim.
1. Konten Al- Quran Tetap Sepanjang Masa, Tanpa Revisi
Al-Quran adalah kitab yang awet, tak lekang oleh waktu baik dari segi substansi maupun segi penerapannya.
Al-Quran terlindung dari revisi dan penggantian konten karena isinya akan selalu relevan sepanjang zaman.
Jaminan keawetan Al-Quran ini secara langsung dijamin oleh Allah Subhanahu wa taala dalam QS. Al Hijr ayat 9.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (QS Al Hijr ayat 9)
Hal ini menjadikan Al-Quran berbeda dengan kitab Injil (Nasrani) dan Taurat (Yahudi) yang telah diubah oleh pemiliknya.
2. Terjaga dari Kontradiksi
Di dalam Al-Quran tidak terdapat pertentangan antara satu perintah dengan perintah lainnya. Setiap perintah, larangan, dan berita bersifat melengkapi satu sama lainnya. Sesuai dengan firman Allah dalam QS An-Nisa ayat 82:
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيرًا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya”.(QS An-Nisa ayat 82)
3. Mudah Dihafalkan
Dalam surat Al- Qamar ayat 32, Allah menjamin bahwa Al-Quran itu mudah dipelajari dan dihafalkan.
Al-Quran adalah kitab cerdas yang membuat orang merenung dan melatih kemampuan asosiasi dengan pemisalan yang ada di dalamnya.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran”. (QS Al- Qamar ayat 32)
4. Bahasa Al-Quran Tak dapat Ditiru
Al-Quran menggunakan bahasa Arab yang sangat tinggi. Walau Anda memahami bahasa fusha (bahasa tinggi) sekalipun, Anda tak akan bisa menandingi bahasa Al-Quran. Walau Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah seseorang yang berbudi luhur dan berbicara dengan bahasa sopan, tidak mungkin Rasulullah yang membuatnya.
Surat Yunus ayat 38 mempertegas hal ini,
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّثْلِهِ
“Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah: “(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya … “. ( QS Yunus ayat 38)
Menghadapi manusia-manusia yang mau membuat rekaan dan tandingan Al-Quran, Allah Subhanahu Wa Taala mengirimkan tantangan melalui firman-Nya:
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. (QS Al-Baqarah ayat 23).
Tantangan ini dipertegas dengan,
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Artinya: “Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu”, Katakanlah : “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”. (QS Huud (11): 13)
Manusia, tidak akan menyerah. Mungkin mereka akan bekerja sama dengan setiap makhluk yang ingin membuat tandingan Al-Quran. Namun Allah masih menjamin ini tak akan berhasil sesuai firman-Nya,
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (QS Al-Isra’ ayat 88).
5. Membacanya adalah Kebaikan
Membaca Al-Quran adalah kegiatan yang mendatangkan banyak sekali pahala. Pahala ini akan meningkat seiring dekatnya interaksi kita dengan Al-Quran, mulai membaca arti dan tafsirnya, memahami, hingga menghafalkannya.
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل satu huruf dan م satu huruf.” (HR Bukhari). (Bersambung)/@fen/sumber: dalamislam.com