Search
Close this search box.

TELAAH: Makna Tumaninah dalam Salat

Di antara kesalahan fatal yang dilakukan oleh sebagian kaum muslim dalam salat adalah meninggalkan tumaninah./via sindonews/ist.

Bagikan :

VISI.NEWS – Berapa banyak di antara muslim yang mengerjakan salat sementara pikirannya pergi ke mana-mana! Ada di antara mereka yang pikirannya hanya sibuk memikirkan anak-anak, suami/istri, makanan, cucian, telepon dan sebagainya yang bisa menghalangi kenikmatan salat sehingga hatinya tidak khusyuk dan badannya tidak tunduk.

Mereka melakukan banyak gerakan , mengerjakannya dengan cepat sebagaimana burung gagak yang mematuk-matuk. Karena hal tersebut berat bagi hatinya, seolah-olah ada gunung di atas punggungnya. Dia lalai bahwa tumaninah adalah salah satu rukun salat.

Tumaninah atau tenang ketika salat adalah salah satu rukun dari rukun-rukun salat. Tidak sah salat apabila tidak tumaninah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda dengan orang yang tidak tumaninah dalam salat. Beliau berkata:

إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا

“Jika Anda hendak mengerjakan salat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat al Quran yang mudah bagi Anda. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tumaninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tumaninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tumaninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, kemudian lakukan seperti itu pada seluruh salatmu” (HR Bukhari dan Muslim)

Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan dalam sabdanya:

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا.

“Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari salatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari salat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan rukuk dan sujudnya” (HR Ahmad disahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 986)

Baca Juga :  Jadwal SIM Keliling Kota Bandung Hari Ini, Selasa 7 Januari 2025

Pada hadis di atas dijelaskan bahwa tidak tumaninah ketika salat adalah sejelek-jelek pencurian dan bahkan lebih buruk dari pencuri harta.

Intinya Ibadah

Intinya, khusyuk ketika melaksanakan salat adalah ruh dan intinya ibadah salat. Namun sayangnya, banyak kaum muslim lalai akan hal itu. Dikutip dari kitab “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, karya : Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi, dijelaskan seorang perempuan tidak akan mendapatkan pahala salat selain yang ia pahami dan yang ia kerjakan dengan khusyuk karena Allah Taala. Sesungguhnya, manakala ia selesai mengerjakan salat, maka salat tidak akan diterima selain yang ia kerjakan dengan menghadirkan pikiran dan hati (konsentrasi).

Berapa banyak di antara muslim yang melakukan gerakan, mengerjakannya dengan cepat sebagaimana burung gagak yang mematuk-matuk. Karena hal tersebut berat bagi hatinya, seolah-olah ada gunung di atas punggungnya. Dia lalai bahwa tumaninah adalah salah satu rukun salat.

Oleh karena itulah Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada seseorang yang tidak beres dalam mengerjakan rukuk dan sujud dalam salatnya :

ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ

‘Kembali dan salatlah karena sejatinya engkau belum salat.”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu diriwayatkan bahwa Nabi shahallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّيْنَ سَنَةً وَمَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ, لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوْعَ وَلَا يُتِمُّ السُّجُوْدَ , وَيُتِمُّ السُّجُوْدَ وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوْعَ

“Sesungguhnya ada seseorang yang mengerjakan shalat selama enam puluh tahun, namun tidak ada satu pun salatnya yang diterima. Boleh jadi ia sudah menyempurnakan rukuk, namun tidak menyempurnakan sujudnya, boleh jadi pula ia telah menyempurnakan sujud, namun tidak menyempurnakan rukuknya (Diriwayatkan oleh Abul Qasim al-Ashbahaniy. Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib (H/348) (529) dan as-Silsilatus Shahihah (I-VI/81) (2535)

Baca Juga :  KPU Sikka Siap Hadapi Gugatan Sengketa Pilkada di MK

Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرَقَةً الَّذِي يَسْرِقُ صَلاَتَهُ ، قَالَ : وَكَيْفَ يَسْرِقُ صَلاَتَهُ ؟ قَالَ : لاَ يُتِمُّ رُكُوعَهَا ، وَلاَ سُجُودَهَا

Sejelek-jelek manusia yang mencuri adalah seseorang yang mencuri salatnya. Ditanyakan, “Bagaimana ia mencuri salatnya ? Beliau menjawab, ‘dia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Ausath dan Ibnu Hibban dalam shahihnya dan Hakim dalam Mustadraknya. Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib (I/349) (533). Wallahu A’lam. @fen/sumber: sindonews

Baca Berita Menarik Lainnya :