Search
Close this search box.

Tim SAR Evakuasi 13 Pendaki yang Terjebak di Erupsi Gunung Merapi Sumbar

Seorang pendaki yang memvideokan dirinya akibat dari erupsi Gunung Merapi di Sumbar, Minggu (3/12/2033). /visi.news/tangkapan layar

Bagikan :

VISI.NEWS | PADANG – Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 13 pendaki yang terjebak di erupsi Gunung Merapi di Sumatera Barat, Minggu (3/12/2023). Para pendaki tersebut merupakan anggota komunitas pecinta alam dari berbagai daerah yang sedang melakukan pendakian melalui jalur Koto Baru.

Menurut Kepala Basarnas Padang, Budiawan, proses evakuasi berlangsung cukup sulit karena medan yang licin dan berbatu, serta jarak yang jauh. Ia mengatakan bahwa tim SAR harus berjalan kaki selama sekitar 10 jam untuk mencapai lokasi para pendaki yang berada di Telaga Dewi, puncak Gunung Merapi.

“Kami mendapat informasi bahwa ada 13 pendaki yang terjebak di erupsi Gunung Merapi sekitar pukul 07.00 WIB. Kami langsung bergerak menuju lokasi dengan membawa peralatan medis dan logistik. Kami tiba di Telaga Dewi sekitar pukul 17.00 WIB dan menemukan para pendaki dalam kondisi sehat,” kata Budiawan.

Budiawan menambahkan bahwa para pendaki sempat mengalami kepanikan saat erupsi terjadi, namun mereka berhasil berlindung di bawah tenda dan selimut. Ia juga mengapresiasi sikap para pendaki yang tetap tenang dan kooperatif selama proses evakuasi.

“Para pendaki sudah berpengalaman dan membawa peralatan yang cukup. Mereka juga tidak panik dan mengikuti arahan tim SAR. Kami membawa mereka turun dari puncak Gunung Merapi dan tiba di pos lapor pendakian sekitar pukul 23.00 WIB. Kami juga sudah menghubungi keluarga mereka untuk memberitahu bahwa mereka selamat,” ujar Budiawan.

Sementara itu, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Marapi, Teguh Purnomo, mengatakan bahwa erupsi Gunung Merapi terjadi pada pukul 06.11 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak. Ia mengatakan bahwa erupsi tersebut merupakan erupsi terbesar sejak tahun 2023.

Baca Juga :  Segudang Manfaat Buah Jeruk untuk Kesehatan

“Erupsi ini disebabkan oleh tekanan gas yang tinggi di dalam kawah. Abu vulkanik yang keluar berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah tenggara. Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya para pendaki, untuk tidak mendaki Gunung Merapi selama statusnya masih Waspada atau Level II,” kata Teguh.

Teguh juga mengingatkan bahwa Gunung Merapi merupakan gunung api yang paling aktif di Pulau Sumatera. Sejak abad 18, Gunung Merapi sudah erupsi sebanyak 66 kali. Erupsi terakhir sebelumnya terjadi pada Kamis (12/1/2023) dengan tinggi kolom abu sekitar 1.000 meter6.

Video yang memperlihatkan kondisi para pendaki yang terjebak di erupsi Gunung Merapi viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat sekelompok orang yang berada di puncak gunung api tersebut sedang berlindung di bawah tenda dan selimut sambil meminta tolong lewat telepon.

Salah satu pendaki yang mengirim video tersebut adalah Rizky, yang mengaku mengalami patah tangan akibat terjatuh saat berusaha melarikan diri dari abu vulkanik yang mengguyur. Ia juga mengatakan bahwa ia dan teman-temannya kehabisan air dan makanan, serta tidak bisa turun karena jalur sudah tertutup oleh material vulkanik.

“Bu, tolong doakan kami. Kami terjebak di puncak Gunung Merapi. Tangan saya patah, abu vulkanik mengguyur kami. Kami tidak bisa turun, jalur sudah tertutup. Kami kehabisan air dan makanan. Tolong bantu kami, Bu,” ujar Rizky dalam video yang dikirimkan kepada ibunya.

Video tersebut mendapat banyak tanggapan dari netizen, baik yang mendoakan keselamatan para pendaki maupun yang mengkritik tindakan mereka yang nekat mendaki gunung berapi yang sedang aktif. Berikut ini adalah beberapa komentar netizen di media sosial:

“Ya Allah, semoga mereka selamat dan bisa turun dengan selamat. Amin.”

“Ini namanya ujian dari Allah. Semoga mereka bisa sabar dan ikhlas menghadapi cobaan ini. Amin.”

“Kasihan sekali mereka. Semoga ada bantuan segera dari pihak berwenang. Jangan sampai ada korban jiwa.”

“Ini sih akibat dari kurangnya edukasi dan kesadaran tentang bahaya gunung berapi. Harusnya kalau statusnya waspada, jangan mendaki dulu. Nanti kalau sudah normal baru boleh.”

“Ini namanya cari sensasi. Mau mendaki gunung berapi yang sedang erupsi. Apa nggak mikir kalau nyawa itu cuma satu? Apa nggak kasihan sama keluarga yang ditinggal?”

@uli

Baca Berita Menarik Lainnya :