Search
Close this search box.

Tobatenun Luncurkan Koleksi “Masa Rani” di Panggung Jakarta Fashion Week 2024

Bagikan :

  • Sebagai social enterprise, komitmen untuk terus mengembangkan komunitas partonun di Sumatera Utara (ekonomi, lingkungan, dan sosial), Tobatenun terus terus melanjutkan eksistensi berkarya dengan menerapkan nilai-nilai berkelanjutan juga pemberdayaan perempuan berbasis budaya.

VISI.NEWS | JAKARTA – Tobatenun, sebuah jenama tekstil yang mengusung konsep sustainable fashion terus melanjutkan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya dan memajukan seni kain tenun. Tidak hanya fokus pada aspek bisnisnya, keterlibatan aktif Tobatenun dalam membangun dan mengembangkan komunitas telah menjadi akar dari filosofi perusahaan ini. Hal ini membawa Tobatenun pada momen bersejarah dengan debutnya di panggung prestisius Jakarta Fashion Week (JFW) 2024. Dalam merayakan kehadiran mereka di panggung bergengsi ini, Tobatenun akan mempersembahkan koleksi terbarunya, “Masa Rani: A Season of Bounty,” sekaligus menjadikan ajang ini sebagai sebuah penghargaan untuk para partonun, yang merupakan seniman di balik koleksi ready to wear yang memikat. Tobatenun akan hadir di Jakarta Fashion Week pada Selasa (24/10/2023), di Pondok Indah Mall 3.

‘Masa Rani,’ yang berarti “Masa Panen” dalam bahasa Karo, merupakan cerminan keragaman budaya dan kekayaan hasil bumi Kabupaten dan Puak Karo. Daerah ini terkenal sebagai produsen padi, buah-buahan, dan bunga-bungaan, dengan produk-produk pertanian yang bahkan diekspor ke luar Indonesia, termasuk Malaysia. Tobatenun mengambil inspirasi dari kekayaan ini untuk menciptakan koleksi ‘Masa Rani’ dengan beragam warna seperti fir green yang mencerminkan tanaman padi dan sun kissed coral yang menggambarkan berbagai hasil bumi seperti bunga dan buah. Koleksi ini menampilkan motif kontemporer yang terinspirasi oleh Uis Beka Buluh, motif tradisional dari kelompok masyarakat Batak Karo yang biasanya digunakan dalam berbagai acara suka cita maupun duka cita, dan dikenakan oleh laki-laki dengan cara melipat kain menjadi segitiga di pundak. Dalam koleksi berisi 16 tampilan ini, Tobatenun menggunakan pewarna alami, menjadikannya langkah konkret dalam mendukung keberlanjutan dalam seluruh proses produksi produk mode dengan dampak lingkungan yang minimal.

Kerri na Basaria, Founder & CEO Tobatenun menyatakan “Kehadiran perdana Tobatenun di Jakarta Fashion Week adalah langkah berarti bagi kami dalam menghadirkan koleksi ready to wear yang berkelanjutan. Komitmen Tobatenun untuk melestarikan budaya, khususnya kain tenun Batak, tidak akan terwujud tanpa kontribusi berharga dari berbagai mitra kami, para partonun, dan komunitas yang terus kami kembangkan, yaitu Jabu Borna dan Jabu Bonang. Membawa karya indah dari para partonun ke panggung Jakarta Fashion Week bukan lagi sekadar tampilan mode, tetapi juga sebuah ajakan untuk menghargai dan mempromosikan keindahan tenun Batak dalam semua aspeknya, baik yang berakar dalam tradisi maupun yang terinspirasi oleh elemen kontemporer. Ini adalah sebuah langkah konkrit dalam menghadirkan keberlanjutan dalam industri mode, sambil memberikan sorotan kepada seni dan budaya Indonesia yang berharga.”

Baca Juga :  Terobosan Pada Bidang Keagamaan, Acep Ana: Program Insentif Guru Ngaji Ide Besar Kang DS

Pada koleksi ‘Masa Rani’, terdapat motif-motif kontemporer yang memikat. Para partonun dibalik koleksi ini telah berhasil menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan nuansa kontemporer, menciptakan sebuah harmoni visual yang memukau. Motif-motif yang terinspirasi dari tradisi agrikultur Puak Karo adalah cerminan dari bagaimana Tobatenun terus berinovasi, memadukan kekayaan warisan budaya dengan tren fesyen terkini. Kehadiran motif-motif kontemporer dalam koleksi ‘Masa Rani’ bukan hanya menambahkan keunikan estetika, tetapi juga menghadirkan pesan penting tentang relevansi budaya dalam dunia mode masa kini. Dalam penggabungan ini, Tobatenun tidak hanya mengeksplorasi kain tenun Batak dalam konteks modern, tetapi juga menjembatani kesenian tradisional dengan pandangan masa depan yang berkelanjutan.

Berkomitmen untuk terus mengembangkan kain tenun dalam upaya melestarikan budaya, sekaligus menerapkan modernisasi yang berkesinambungan. Dalam setiap koleksi yang dilahirkan, Tobatenun menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan sentuhan kontemporer, menjadikan warisan budaya yang kaya namun tetap relevan dalam dunia mode yang terus berubah. Dalam proses ini, Tobatenun membuka jalan bagi perkembangan fashion berbasis tekstil Indonesia yang berkelanjutan, membuktikan bahwa keindahan budaya dan keberlanjutan dapat berjalan seiring dalam dunia mode.

Setelah berdedikasi selama 5 tahun dalam pengembangan dan pelestarian warisan tekstil Batak, Tobatenun telah melahirkan berbagai koleksi yang mencakup koleksi ready to wear, kain tenun tradisional yang menghormati kekayaan budaya, kain tenun kreasi yang membawa sentuhan modern, hingga beragam aksesoris. Semua koleksi ini dapat dijumpai di studio baru Tobatenun yang berlokasi di Sopo Del Office Tower & Lifestyle. Studio ini menjadi wadah yang memukau untuk mengapresiasi beragam karya seni tekstil Indonesia yang begitu unik, dan memberikan pengalaman yang mendalam bagi pengunjung yang ingin menjelajahi serta memahami keindahan dan keanekaragaman tekstil Indonesia. Dengan hadirnya studio ini, Tobatenun memusatkan perhatian pada perpaduan antara warisan budaya dan kreasi modern dalam mode, membuka peluang untuk lebih menghargai serta memahami kekayaan seni dan budaya Indonesia.

Baca Juga :  KNPI Kab. Bandung Dukung Penuh Kreativitas Mahasiswa di ICT Fest Unibba

Mendorong Berkelanjutan

Pengembangan komunitas adalah aspek penting dalam perjalanan Tobatenun. Komitmen Tobatenun untuk mendorong keberlanjutan dalam ekosistem ini melibatkan berbagai elemen, mencerminkan jaringan luas dari para pengrajin dan seniman di berbagai wilayah, mencakup kreator tradisional dan kontemporer. Komitmen ini terus Tobatenun jaga dan hingga saat ini telah menjalin kerjasama dengan total 226 pengrajin di Sumatera Utara, menjangkau dua kota (Siantar dan Medan) dan lima kabupaten (Tapanuli Utara, Samosir, Toba, Dairi, Simalungun, Humbang Hasundutan, dan Labuhan Batu Utara). Jaringan kemitraan yang luas ini melambangkan inti keyakinan Tobatenun dalam menjaga siklus keberlanjutan–yang merawat lingkungan, memberdayakan pengrajin dan seniman, mendukung usaha kecil dan menengah, serta melestarikan kekayaan budaya dan adat istiadat.

Melalui prinsip keberlanjutan, Tobatenun terus berupaya dalam pemberdayaan perempuan di Sumatera Utara untuk dapat memberikan kontribusi positif bagi industri mode dan kreatif di Indonesia. Tobatenun tidak hanya berperan dalam perkembangan seni mereka sebagai penenun, tetapi juga dalam aspek fisik dan mental sebagai perempuan dengan memberikan pengetahuan yang holistik kepada para perempuan. Dengan memberikan kesempatan untuk pendidikan nonformal, melalui pelatihan keterampilan yang bermanfaat, Tobatenun berkomitmen untuk menegakkan prinsip kompensasi yang adil kepada para pengrajin, yang sebagian besar merupakan perempuan. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendorong kemandirian ekonomi.

Melvi Tampubolon, Partner & COO Tobatenun menyampaikan “Kami percaya bahwa melalui pendekatan berkelanjutan, kita dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan para pengrajin di Sumatera Utara. Kepercayaan adalah pondasi dari semua yang kami lakukan, dan kami berusaha keras untuk memastikan bahwa kepercayaan ini tidak hanya ada dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan. Kami berkomitmen untuk terus memperluas cakupan inisiatif pengembangan komunitas kami, dengan harapan bahwa lebih banyak perempuan di wilayah ini akan merasakan manfaat dari pendidikan dan pelatihan yang kami tawarkan. Dalam jangka panjang, kami berharap bahwa para pengrajin ini akan meraih potensi mereka secara maksimal, tidak hanya dalam bidang seni kain tenun, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memberikan alat-alat dan pengetahuan yang diperlukan, kami membantu mereka membangun masa depan yang lebih baik.”

Baca Juga :  Kirab Pataka Jer Basuki Mawa Beya Tempuh Jarak 1.915 KM Selama 18 Hari

Keberlanjutan menjadi prinsip dan fokus Tobatenun. Tobatenun terus berupaya untuk menjaga sebuah siklus yang mencakup lingkungan, para pengrajin, usaha kecil dan menengah, budaya, serta adat istiadat. Salah satu langkah nyata dalam menjalankan prinsip ini adalah koleksi ‘Rebirth’, berusaha mendaur ulang dan memanfaatkan kain sisa produksi untuk meminimalkan limbah. Dari kain sisa ini, Tobatenun menciptakan berbagai produk daur ulang, termasuk pakaian siap pakai, tas, dekorasi rumah, aksesori, dan karya seni. Dengan ini, Tobatenun berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan sambil tetap memelihara kekayaan budaya dan kerajinan tradisional.

“Perjalanan kami dimulai pada tahun 2018 dengan tekad dan harapan sederhana, yaitu melestarikan kain tradisional Batak. Hadir di panggung Jakarta Fashion Week 2024 adalah sebuah pencapaian penting bagi Tobatenun, dan ini tidak terwujud tanpa dukungan yang tulus dari para partonun. Kami berharap bahwa komitmen kami dalam melestarikan warisan budaya, memajukan seni kain tenun, dan memberdayakan komunitas melalui prinsip keberlanjutan akan terus memberikan kontribusi positif bagi industri mode dan kreatif di Indonesia.” tutup Kerri.

@uli

Baca Berita Menarik Lainnya :