VISI.NEWS – Setahun sekali, pada bulan Februari, Gunung Manglayang yang sebagian masuk ke wilayah Kabupaten Bandung diruwat. Ruwatan rutin ini digelar jajaran Pemdes Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi dengan dinas terkait dan elemen masyarakat lainnya. Kebetulan sebagian kawasan Gunung Manglayang tersebut masuk wilayah Desa Cibiru Wetan. Didesa ini pun kebetulan ada dua tempat wisata yakni Tangga Seribu dan Batu Kuda.
Upacara ritual bertempat di tempat wisata Batu Kuda dengan tawasul, do’a bersama, pergelaran seni khusus dan “murak” tumpeng. Kades Cibiru Wetan, Hadian Supriatna ketika dikonfirmasi wartawan VISI.NEWS, Jumat (26/2/2021)
membenarkan jika setahun sekali, tepatnya setiap bulan Februari pihaknya rutin menggelar ruwatan Gunung Manglayang.
“Ruwatan yang digelar Selasa (23/2/2021) diartikan cukup luas. Ya ngaruwat itu kita harus benar-benar merawat Gunung Manglayang agar tetap terjaga dan jadi berkah bagi masyarakat,” kata Hadian.
Menurut Hadian, tujuan utama digelar ruwatan ini dalam upaya menguatkan nilai nilai budaya dan menguatkan kepedulian masyarakat untuk peduli lingkungan.
“Intinya, semua harus menjaga dan merawat hutan atau Gunung Manglayang sebagai sumber kehidupan dan penghidupan,” ungkap Hadian.
Dalam ruwatan tersebut dihadiri jajaran Pemdes Cinunuk, lembaga yang ada di desa dan unsur lainnya.Termasuk kata Hadian, sejumlah tetua, para sesepuh, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Perhutani dan masyarakat.
“Insya Allah ruwatan tetap akan digelar setahun sekali karena dinilai positif. Ini untuk mengingatkan kita semua jika hutan (Gunung Manglayang) tidak dimumule, ditawat dan dilestarikan serta dibiarkan dirusak, bukan jadi berkah malahan akan menimbulkan musibah,” ujarnya.
Hadian pun berharap dan mengajak semua pihak, termasuk masyarakat untuk peduli terhadap hutan (Gunung Manglayang). “Mari sama-sama jaga dan rawat Gunung Manglayang agar dikemudian hari bisa dinikmati oleh anak-anak dan cucu cucu kita. Bagaimana pun manusia dengan alam tidak dipisahkan. Jika alam sudah dirusak sewena wena, bagaimana kehidupan anak-anak dan cucu-cucu kelap,” pungkas Hadian. @bud