Search
Close this search box.

Tradisi Sejarah Batang, Pembukaan Pintu Makam Kiai Hasan Surgi Jatikusumo Dilakukan Setiap Bulan 7 S

Bagikan :

VISI.NEWS | Batang – Batang – Kiai Hasan Surgi Jatikusumo atau yang dikenal Mbah Surgi merupakan sosok yang bersejarah di Kabupaten Batang. Ketika tanah Jawa masih di bawah kendali Pemerintah kolonial Hindia Belanda, Sejarah mencatat pernah terjadi pemberontakan pribumi, sebuah gerakan perlawanan besar dan menyeluruh.

Dalam rangka memperingati wafatnya Kyai Hasan Surgi Jatikusumo para pengurus makam menggelar haul dengan kegiatan membuka pintu makam di Kedungdowo, Desa Pasekaran, Kabupaten Batang, Sabtu (25/2/2023).

Salah Satu Pengurus Makam Kiai Hasan Surgi Jatikusumo Kaeni Tasuri mengatakan, bahwa hari ini ada agenda pembukaan pintu makam yang merupakan tradisi di Kabupaten Batang yang dilakukan setiap masuk haulnya beliau.

“Peringatan haul ini diselenggarakan setiap bulan 7 Sya’ban, namun kalau makam yang di Astana diperingati setiap 27 Syawal yang kebetulan sudah kami tradisikan mulai 18 tahun yang lalu,” jelasnya.

Kegiatan Haul Kiai Hasan Surgi Jatikusumo dipusatkan disini, karena dahulunya tampat ini sebagai persembunyian beliau dari penjajah. Jadi tempat ini dahulunya hutan lebat yang tujuannya memata-matai pergerakan belanda.

“Apalagi beliau sahabat dari Pangeran Diponegoro, sehingga ditugaskan menjadi sandinya. Namun, pertengah perjalanan beliau di Kabupaten Batang ada penghianatan yang menyebabkan penjajah Belanda mengetahui lokasi persembunyiannya,” terangnya.

Akhirnya beliau meninggal dengan keadaan syahid dan sudah meninggal 191 tahun yang lalu. Kiai Hasan Surgi Jatikusumo mempunyai nama asli yakni Muhammad Hasan bin Hasim bin Yahya yang berasal dari Mataram.

“Makanya, bertepatan masih masuknya bulan 7 Sya’ban kami para pengurus menggelar pembukaan pintu makam dengan tujuan masyarakat Kabupaten Batang bisa mendoakan beliau yang sudah menjadi sosok sejarah dalam perkembangan di Batang,” tandasnya.

Sementara itu, Juru Kunci Makam Kiai Hasan Surgi Jatikusumo Rahayu Slamet (61) mengatakan, adanya haul ini semenjak dibangunnya bangunan pendopo di makam beliau. Sebelumnya hanya diperingati setiap hari jumat kliwon bulan rajab.

Baca Juga :  Debat Pertama Pilgub Jakarta Selesai Digelar, Inilah Rangkaian Jadwal Debat Berikutnya

“Saya sendiri adalah juru kunci ke delapan yang terpilih langsung dari darah keturunan beliau. Kalau dikisahkan itu pemilihan seorang juru kunci Kiai Hasan Surgi Jatikusomo akan dipilih langsung oleh beliau dengan kehadiran beliau didalam mimpi untuk dipilih sebagai juru kunci, maka dari itu nanti anak-anak saya belum tentu akan menjadi penerus juru kunci disini,” ujar dia.

Beliau dimakamkan bersama kakak perempuannya Den Ayu Wali Putri Kenongo dari Kerajaan Mataram. @mpa

Baca Berita Menarik Lainnya :