Update Corona 10 September: 207.203 Positif, 147.510 Sembuh, 8.456 Meninggal Dunia

Editor Petugas dengan hazmat dan masker melakukan sosialisasi protokol pencegahan Covid-19 di halte Transjakarta, Harmoni, Jakarta Pusat./cnn indonesia/bisma septalisma.
Silahkan bagikan

VISI.NEWS – Akumulasi kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia per Kamis (10/9) terjadi penambahan sehingga kini total menjadi 207.203. Jumlah kasus positif itu naik 3.861 dibandingkan sehari sebelumnya.

Melansir CNN Indonesia, jumlah tambahan positif hari ini menjadi rekor sejak kasus pertama di Indonesia terungkap pada 2 Maret lalu. Tambahan harian tertinggi terakhir terjadi pada 3 September lalu yakni 3.622 positif Covid-19.

Dari jumlah akumulasi per hari ini, sebanyak 147.510 sembuh dan 8.456 meninggal dunia.

Berdasarkan data yang dilihat dari situs resmi Kemenkes RI petang ini, ada 95.501 suspek di Indonesia hari ini, dan 34.909 spesimen diperiksa.

Kondisi penanganan corona di Indonesia sendiri kini bisa dibilang kembali ke masa darurat. Hal itu, merujuk pada kian meningkatnya lonjakan positif, tingginya angka kematian –termasuk dari tenaga kesehatan, hingga ketersediaan ruang di rumah sakit serta lubang pemakaman Covid-19.

Untuk diketahui, jumlah akumulasi positif Covid-19 di Indonesia per Rabu (9/9) lalu adalah 203.342 orang. Dari jumlah akumulasi tersebut, sebanyak 145.200 (71,4 persen) sembuh dan 8.336 (4,1 persen) meninggal dunia.

Terkait kondisi penanganan Covid-19 di Indonesia, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah meminta jajarannya corona tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakat.

“Kunci ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik. Artinya fokus kita tetap nomor satu adalah kesehatan,” kata Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna untuk Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Tahun 2021, Senin (7/9).

Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo itu juga memperingatkan tiga klaster penularan virus corona yang perlu diwaspadai. Hal ini menyusul jumlah kasus positif Covid-19 yang terus meningkat dari ketiga klaster, yakni klaster perkantoran, keluarga, dan pemilihan kepala daerah (pilkada).

Baca Juga :  HDCI Bandung Tebar Kasih Sayang dengan Tema Santa On The Bike (SOTB) 2020

Terkait tahapan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 yang kini memasuki masa pemeriksaan kesehatan, Jokowi menyayangkan masih ada deklarasi paslon yang mendaftar ramai-ramai hingga menimbulkan kerumunan di tengah pandemi Covid-19.

Jokowi pun menegaskan proses pilkada yang menimbulkan kerumunan harus dihindari untuk mencegah penularan Covid-19. Untuk itu, penting bagi seluruh warga maupun penyelenggara pilkada mematuhi protokol kesehatan.

Untuk diketahui, tahapan pilkada telah dimulai dengan pendaftaran bakal pasangan calon kepala daerah pada Jumat (4/9)-Minggu (6/9) lalu. Pada hari pertama pendaftaran, sejumlah pasangan di daerah beramai-ramai melakukan konvoi. Tak sedikit dari mereka yang juga menghadirkan kerumunan.

Masih terkait dalam penanggulangan Covid-19, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pada Rabu (9/9) malam lalu mengumumkan pihaknya bakal menerapkan rem darurat, yakni kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total. @fen

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Tito Karnavian: Cakada Tandatangani Pakta Integritas Patuhi Protokol Kesehatan

Kam Sep 10 , 2020
Silahkan bagikanVISI.NEWS – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkap, calon kepala daerah (Cakada) yang akan bertarung di Pilkada 2020 harus menandatangani pakta integritas mematuhi protokol kesehatan. Hal ini sebagai langkah mencegah terjadinya klaster Covid-19 dengan menciptakan kerumunan saat tahapan Pilkada. “Selama ini pakta integritas Pilkada dan pemilu biasanya hanya Pilkada […]