Search
Close this search box.

VISI | Air Mineral Santri, Inovasi Pesantren Bernilai Ekonomi

Bagikan :

Oleh Nuslih Jamiat

  • Dosen Telkom University
  • Center of Excellence for MSME Halal, Telkom University

DI TENGAH meningkatnya geliat kewirausahaan pesantren di Indonesia, muncul inovasi menarik: produksi air minum dalam kemasan yang dikelola langsung oleh pesantren sebagai unit usaha. Inisiatif ini bukan hanya membuka sumber pendapatan baru, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran ekonomi bagi santri.

Potensi pasarnya sangat besar, erdasarkan laporan IMARC Group (2024), nilai pasar air minum kemasan di Indonesia mencapai USD 3,27 miliar (sekitar Rp 48 triliun) dan diproyeksikan tumbuh menjadi USD 5,58 miliar pada 2033, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 5,5%. Sementara itu, Data BPS (2023) menunjukkan bahwa 40,64% rumah tangga Indonesia menggunakan air minum kemasan atau isi ulang sebagai sumber utama air konsumsi mereka (databoks.katadata.co.id, 2023).

Melihat fakta bahwa lebih dari 230 juta penduduk Indonesia beragama Islam, segmen pasar Muslim ini sangat potensial untuk dikembangkan. Air mineral produksi pesantren memiliki nilai religius dan kepercayaan tinggi karena diasosiasikan dengan kehalalan, kebersihan, dan keberkahan. Penelitian terbaru dari Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Islam (UII, 2024) menunjukkan bahwa konsumen Muslim, terutama generasi milenial dan Z, semakin memperhatikan label halal dan reputasi merek dalam membeli air minum kemasan (ideas.repec.org, 2024).

Salah satu pelopornya adalah Pondok Pesantren Nurul Huda Porong, Sidoarjo, yang sejak 2007 memproduksi air mineral bermerek Biofir. Airnya diambil dari mata air pegunungan dan diolah dengan teknologi Reverse Osmosis (RO) hingga menghasilkan air berkualitas tinggi. Pesantren ini mampu meraih omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan dari modal awal sekitar Rp 20 juta (nu.or.id, 2023).

Demikian pula Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan, yang sukses meluncurkan Air Raudhah sebagai unit bisnis penyokong ekonomi pesantren. Produk tersebut telah memperoleh izin edar dan mulai dijual di pasar publik sejak 2024 (ekonomi.bisnis.com, 2024).

Baca Juga :  Transisi Energi Global Ancam Hak Masyarakat Adat

Kementerian Perindustrian turut mendorong agar unit usaha air mineral pesantren memenuhi standar industri seperti SNI, BPOM, dan sertifikasi halal. Dalam kunjungan ke Pesantren Nurul Iman Bogor, Kemenperin menekankan pentingnya desain kemasan yang menarik dan pengelolaan profesional agar produk pesantren mampu menembus pasar publik (antaranews.com, 2024).

Manfaat dan Tantangan Produksi Air Mineral Pesantren

Manfaat:

1. Nilai ekonomi baru – Membuka sumber pendapatan mandiri bagi pesantren dan menumbuhkan lapangan kerja bagi santri.

2. Pemberdayaan santri – Santri terlibat langsung dalam produksi, pengemasan, dan distribusi, sebagai sarana pelatihan kewirausahaan.

3. Pemanfaatan sumber daya lokal – Mengoptimalkan sumber mata air milik pesantren.

4. Brand sosial-keagamaan – Produk pesantren membawa nilai barokah dan kehalalan, yang meningkatkan kepercayaan konsumen. Contohnya, Air Shofa hasil kerja sama INKOPTANU dengan pesantren mendapat sertifikasi halal dari MUI (nu.or.id, 2023).

Tantangan:

1. Kebutuhan standar kualitas (BPOM, SNI, Halal).

2. Skala produksi dan teknologi yang masih terbatas.

3. Akses pemasaran dan jaringan distribusi yang belum luas.

4. Keterbatasan SDM dan tata kelola bisnis.

Tips Mendirikan Usaha Air Mineral Secara Maklun bagi Pesantren

Bagi pesantren yang belum memiliki modal besar untuk membangun pabrik, sistem maklun (toll manufacturing) dapat menjadi solusi. Dalam sistem ini, pesantren bekerja sama dengan pabrik air mineral berizin untuk memproduksi air dengan merek pesantren sendiri (private label).

Berikut tips strategisnya:

1. Pilih pabrik bereputasi dan legal – Pastikan mitra memiliki izin BPOM, SNI, dan halal MUI. Beberapa pabrik maklun terpercaya berada di Sukabumi, Subang, dan Pasuruan yang telah bekerja sama dengan koperasi dan UMKM pesantren.

2. Produksi dengan merek pesantren sendiri – Gunakan merek khas seperti Barokah Water atau Air Santri Sehat, yang menonjolkan identitas religius dan sosial.

Baca Juga :  Jadwal SIM Keliling Kota Bandung Hari Ini, Jumat 14 November 2025

3. Desain kemasan profesional – Libatkan santri kreatif dalam mendesain kemasan dengan pesan dakwah, ayat pendek, atau logo pesantren.

4. Pesan dalam skala ekonomis – Pabrik biasanya menerima pemesanan minimal 10.000–20.000 botol dengan biaya produksi per botol 600 ml sekitar Rp 800–Rp 1.200 tergantung desain label dan bahan kemasan.

5. Bangun jaringan distribusi pesantren – Pasarkan melalui koperasi santri, toko alumni, masjid, acara keagamaan, dan marketplace digital (Shopee, Tokopedia).

6. Perjanjian kerja sama tertulis – Pastikan kesepakatan volume, kualitas, dan pembagian keuntungan tertuang dalam kontrak yang transparan dan sesuai prinsip syariah.

7. Gunakan pembiayaan syariah – Modal awal dapat diperoleh dari koperasi pesantren, dana bergulir KNEKS, BMT, atau Bank Wakaf Mikro.

Produksi air mineral oleh pesantren — baik melalui pabrik sendiri maupun sistem maklun — adalah wujud nyata model kewirausahaan sosial Islam yang berpadu dengan nilai keberkahan dan kemandirian. Melalui kolaborasi santri, alumni, dan mitra industri halal, pesantren dapat menjadi pelopor industri air mineral syariah di Indonesia.

Dengan pengelolaan profesional, dukungan pemerintah, dan strategi branding yang tepat, “Air Mineral Santri” berpotensi menjadi ikon baru industri halal nasional: berkah, mandiri, dan berdaya saing global.***

 

 

 

 

 

 

Baca Berita Menarik Lainnya :