Search
Close this search box.

VISI | Beli Benefit

Bagikan :

Oleh Aep S Abdullah

DI DUNIA yang serba cepat dan kompetitif ini, ekosistem usaha yang banyak berubah, kebutuhan untuk selalu berkembang dan memperdalam ilmu bisnis kekinian semakin menjadi prioritas. Untuk itu, banyak individu atau perusahaan yang berlomba-lomba mencari cara untuk meningkatkan kemampuan mereka. Salah satunya dengan mengundang pembicara praktisi yang ahli di bidangnya. Fenomena “beli benefit,” yaitu membeli ilmu dan jejaring dari para praktisi yang sudah terbukti reputasinya. Praktik ini seringkali membutuhkan biaya yang cukup besar, namun di baliknya terdapat potensi keuntungan yang tidak kalah besar.

Seringkali, dalam dunia e-commerce kita menemui acara seminar atau webinar yang tarifnya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Namun, bagi sebuah perusahaan e-commerce tidak akan merasa mahal mengundang praktisi untuk dibayar Rp 50 juta sampai Rp 100 juta dari perusahaan unicorn. Karena bagi yang piawai bisnis, dari paparan yang mereka sampaikan  bisa mendatangkan investasi atau selling out 10 kali lipatnya dari investasi yang dikeluarkan itu dalam satu bulan.

Pasca Covid-19, di Indonesia tumbuh subur perusahaan-perusahaan startup yang mendapat gelar unicorn. Mulai dari perusahaan di bidang penjualan tiket pesawat, ojek maupun taksi online, ekspedisi, market place, financial technology atau fintech dan bidang usaha lainnya.

Menurut Investopedia, unicorn adalah perusahaan yang memiliki nilai valuasi mencapai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14 triliun lebih. Sejumlah perusahaan di dunia yang masuk dalam kategori unicorn seperti SpaceX (perusahaan eksplorasi luar angkasa), Robinhood (perusahaan finansial), dan Instacart (jasa pengiriman barang). Disebutkan oleh Investopedia, hingga Maret 2022 sudah lebih dari 1.000 perusahaan unicorn yang tersebar di seluruh dunia.

Di Indonesia perusahaan-perusahaan yang tergolong unicorn antara lain perusahaan asal Bandung itu bergerak di bidang agrobisnis e-Fishery, Gojek, Grab, Shopee, Lazada, Kredivo, Dana, Akulaku,  OVO, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka, dll.

Baca Juga :  Tekan Kampus, Trump Perketat Standar Akreditasi Universitas

Tidak hanya dalam bentuk honorarium bagi narasumber, namun ada juga yang memilih untuk menjamu para pembicara di restoran mewah atau menyediakan fasilitas mewah lainnya. Tujuannya, bukan hanya untuk memberikan kenyamanan kepada narasumber, tetapi juga untuk menciptakan kesan dan meningkatkan peluang berharga yang mungkin saja bisa didapatkan di kemudian hari. Dalam dunia bisnis, menjalin hubungan dengan orang-orang yang memiliki jaringan luas dan keahlian tinggi bisa menjadi aset yang sangat berharga.

Mungkin banyak yang bertanya, mengapa seseorang atau sebuah perusahaan rela mengeluarkan biaya yang sangat besar hanya untuk mendengarkan pembicara berbicara mengenai keahliannya? Jawabannya cukup sederhana: mereka membeli akses ke pengetahuan dan jejaring yang sangat berharga. Ilmu dan jejaring yang diberikan oleh pembicara praktisi bukan hanya teori belaka, tetapi juga pengalaman langsung yang telah teruji dalam dunia nyata. Nilai penghargaan yang diberikan kepada narasumber, menjadi tidak seberapa dibandingkan dengan potensi penghasilan yang bisa di dapat.

Meski demikian, keputusan untuk mengeluarkan uang dalam jumlah besar juga harus disertai dengan pertimbangan yang matang. Narasumber yang akan didatangkan harus dipastikan dengan kemampuannya mendatangkan benefit bagi yang mengundangnya. Jika tidak diikuti dengan tindakan nyata dan implementasi yang tepat, maka investasi tersebut bisa menjadi sia-sia. Pembelajaran yang didapatkan harus langsung dipraktikkan agar bisa memberikan hasil yang optimal.

Selain itu, ada juga yang menganggap bahwa “beli benefit” ini lebih kepada cara untuk membeli eksposur atau branding. Pembicara terkenal seperti Merry Riana dan Najwa Shihab sudah memiliki nama besar, sehingga mengikuti pelatihan mereka bisa menjadi semacam status sosial yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki koneksi atau pengetahuan dari orang-orang sukses. Hal ini bisa menjadi daya tarik tersendiri dalam dunia bisnis atau karier.

Baca Juga :  Pengendara Motor Rawan Kecelakaan Akibat Blind Spot, Ini Cara Menghindarinya

Tidak bisa dipungkiri, biaya yang tinggi untuk mengundang narasumber atau mengikuti pelatihan dari tokoh terkenal seringkali juga berkaitan dengan nilai eksklusivitas yang ditawarkan. Hanya sedikit orang yang bisa mengakses informasi atau pengalaman langsung dari pembicara yang sudah memiliki rekam jejak sukses. Maka dari itu, tarif tinggi bisa diartikan sebagai investasi dalam mendapatkan akses eksklusif terhadap ilmu dan wawasan yang hanya bisa didapatkan oleh segelintir orang.

Pada akhirnya, “beli benefit” adalah sebuah pilihan yang sah dalam dunia e-commerce. Investasi yang dikeluarkan bisa saja besar, namun jika diterapkan dengan efektif, ilmu yang diperoleh bisa memberikan keuntungan yang jauh lebih besar, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, maupun akses ke bisnis e-commerce.***

Baca Berita Menarik Lainnya :