Oleh Idat Mustari
ALMARHUM KH. Hamim Djazuli atau Gusmik berkata,”Sukses dalam studi belum menjamin sukses dalam hidup. Pokoknya di luar buku, di luar bangku, di luar kampus, masih ada kampus yang lebih besar, yakni ‘Kampus Allah’. Kita Harus banyak belajar.”
Kampus Allah atau dalam kata lain disebut universitas kehidupan. Disini butuh praktek dari ilmu yang dipelajari. Di sini tak ada gunanya gelar tinggi-tinggi tetapi tak tampak dalam jiwa, dalam kepribadian yang mampu beramal saleh, yakni menjadi manusia yang ucap lakunya bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Disini, tak ada gunanya hapalan teori ilmu hukum tetapi tidak mampu menghukum dirinya sendiri jika salah. Disini tak ada gunanya, ilmu komunikasi tetapi tak mampu berbicara baik. Disini tak ada gunanya, ilmu matematika tetapi hanya pandai hitungan tambah dan kurang tapi bodoh dalam hitungan bagi-bagian.
Aku dan juga mungkin dirimu adalah orang-orang yang sedang belajar di universitas kehidupan. Buku pelajarannya adalah segala peristiwa yang terjadi yang dapat kita dengar, lihat dan rasakan.
Tuhan bukan saja memberi mata untuk melihat, telinga untuk mendengar tapi juga hati untuk mengamini. Selama 365 hari segala peristiwa terjadi di tahun 2023, ada peristiwa yang membuat hati gembira atau bahkan tetesan air mata.
Perpindahan tahun 2023 ke 2024 tidak sekedar pergantian kalender tetapi juga bagaimana kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bijak dari tahun 2023 yang sebentar lagi akan ditinggalkan.
Layaknya bunga, setiap orang butuh waktu supaya dapat menjadi sosok yang indah. Hal-hal buruk yang terjadi di tahun 2023 biarkan menjadi miliknya. Di tahun 2024, kita harus fokus belajar di alam nyata, mengembangkan diri, mengarsitek kehidupan, membangun pondasi kehidupan, agar menjadi bunga. Tentu tidak sekedar jadi bunga, melainkan bunga yang indah dipandang mata, nan harum mewangi. Bismillah semoga saja.
***