- Kontribusi Pesantren dalam Mencapai SDGs: Menanggulangi Kemiskinan dan Menciptakan Kesempatan Kerja
Oleh Dr. Imanuddin Hasbi, S.T., M.M.
- Dosen Telkom University
- Center of Excellence untuk MSME Halal, Telkom University
INDONESIA merayakan Hari Santri Nasional setiap 22 Oktober sebagai bentuk penghormatan kepada santri dalam perjuangan untuk kemerdekaan dan sumbangsih mereka untuk pembangunan bangsa. Tema Hari Santri Nasional di tahun 2025 mengungkapkan bahwa perjuangan santri masih berlanjut. Dengan tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” dan simbol Pita Cakrawala, perayaan tahun ini menjadi kesempatan untuk memperkuat komitmen santri terhadap kebebasan, moralitas, dan kemanusiaan.
Dalam hal pembangunan berkelanjutan, pesantren memiliki potensi yang besar untuk membantu mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs). Berdasarkan data terakhir, Indonesia telah mencapai 61,4% dari indikator SDGs pada tahun 2024. Meski demikian, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi untuk memenuhi target-target tersebut.
Salah satu sumbangsih nyata dari pesantren untuk mendukung SDGs adalah lewat pendidikan kewirausahaan. Kegiatan pengabdian masyarakat oleh Telkom University yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Panti Yatim & Dhuafa Al-Furqon adalah contoh yang jelas bagaimana pesantren dapat memberdayakan santri melalui pelatihan kewirausahaan dan pendampingan usaha. Dengan menjalankan usaha ritel sembako, santri tidak hanya mendapatkan keterampilan dalam bisnis, tetapi juga membantu meningkatkan ekonomi lokal dan menciptakan pekerjaan.
Kegiatan ini sejalan dengan beberapa tujuan SDGs, antara lain:
Tujuan 1: Tanpa Kemiskinan – Dengan memberikan pelatihan dan menciptakan lapangan kerja, program ini berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan di kalangan santri dan masyarakat sekitar.
Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi – Usaha ritel yang dijalankan pesantren mampu membuka peluang ekonomi yang terbuka dan berkelanjutan.
Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas – Mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan dalam kurikulum pesantren meningkatkan pengalaman belajar santri dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di dunia ekonomi.
Di samping itu, pesantren juga memegang peranan penting dalam menjaga nilai-nilai sosial dan budaya yang mendukung perdamaian serta keadilan, sesuai dengan Tujuan 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh. Dengan menekankan prinsip gotong royong dan kerjasama, pesantren bisa menjadi contoh dalam membangun komunitas yang harmonis dan inklusif.
Namun, untuk secara efektif mencapai SDGs, kerjasama antara pesantren, pemerintah, dan sektor swasta diperlukan. Pemerintah dapat memberikan dukungan melalui kebijakan yang memfasilitasi pemberdayaan pesantren, sementara sektor swasta dapat membantu menyediakan akses pasar dan teknologi yang diperlukan.
Mari kita dukung peran pesantren dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dengan semangat Hari Santri. Melalui pendidikan kewirausahaan dan pemberdayaan ekonomi, pesantren dapat menjadi agen perubahan yang penting dalam meraih SDGs dan membangun masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.***












