Search
Close this search box.

VISI | Kickoff Pertandingan Lebih Awal, Alkohol dan KDRT

Pertandingan bola sore hari berdampak pada KDRT. /360info/Richard Boyle

Bagikan :

Oleh Ria Ivandic,Tom Kirchmaier, Yasaman Saeidi, Neuss Torres Blas

Alkohol, bukan emosi, adalah penyebab utama KDRT setelah pertandingan. Mengubah waktu pertandingan dan mengurangi minum alkohol dapat mencegah kekerasan.

DALAM beberapa dekade, sepak bola sering dikaitkan dengan hooliganisme, namun fokusnya sebagian besar telah bergeser dari perkelahian di stadion ke ranah yang lebih bersifat pribadi yaitu di rumah.
Di Inggris, satu dari empat wanita mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Laporan kekerasan dalam rumah tangga di Inggris dapat melonjak sebanyak 50 persen selama turnamen sepak bola.

Menjelang Euro 2024, beberapa LSM dan kelompok wanita seperti Women’s Aid UK dan Safe YOU memperingatkan tentang meningkatnya kasus kekerasan dalam rumah tangga selama turnamen berlangsung. Sebuah layanan bantuan berbasis amal di Inggris menerima 20 persen peningkatan panggilan telepon selama pertandingan Euro 2024.

Sebuah penelitian pada tahun 2014 menyoroti korelasi yang memprihatinkan antara performa tim nasional Inggris dan peningkatan kasus kekerasan dalam rumah tangga – naik 26 persen ketika tim menang atau seri, dan 38 persen ketika kalah.

Meskipun naik turunnya emosi dalam pertandingan mungkin punya pengaruh, faktor yang lebih berbahaya adalah konsumsi alkohol dan waktu pertandingan.

Minuman keras dan kickoff yang terlalu dini
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Public Economics ini menemukan bahwa kasus kekerasan dalam rumah tangga hampir secara eksklusif didorong oleh konsumsi alkohol.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa kick-off lebih awal, yang memungkinkan untuk minum-minum dalam waktu yang lama setelah pertandingan, dikaitkan dengan tingkat kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan waktu kick-off yang lebih larut.

Penelitian ini mengamati adanya penurunan sebesar 5 persen dalam insiden selama dua jam pertandingan. Namun, setelah pertandingan, kekerasan dalam rumah tangga mulai meningkat, mencapai puncaknya sekitar 8,5 persen di atas rata-rata sekitar 10 jam setelah pertandingan dimulai.

Baca Juga :  Bosan Roti Tawar Hanya Diolesi Selai? Coba Bikin Skotel, Enak Rasanya Tampilannya Mewa

Penelitian ini dilakukan selama delapan tahun dengan menggunakan data panggilan administratif dan data kejahatan yang sangat rinci dan rutin dari Kepolisian Greater Manchester, dikombinasikan dengan informasi tentang waktu dari hampir 800 pertandingan yang dimainkan oleh Manchester United dan Manchester City antara April 2012 dan Juni 2019.

Mengubah waktu kick-off dan mengatur alkohol

Dengan adanya temuan-temuan ini, menggeser pertandingan sepak bola ke waktu yang lebih petang dapat menjadi langkah praktis untuk mengurangi kekerasan dalam rumah tangga.
Waktu kick-off yang lebih awal, biasanya di sore hari, memberikan ruang untuk konsumsi alkohol yang berlebihan sepanjang hari.

Penelitian ini juga menunjukkan adanya korelasi langsung antara konsumsi alkohol dalam waktu lama dan lonjakan insiden kekerasan dalam rumah tangga pada malam hari. Menggeser jadwal pertandingan lebih petang dan pada hari kerja dapat secara signifikan mengurangi faktor risiko yang terkait dengan perilaku yang membahayakan ini.

Mengatasi akar penyebabnya
Memahami bahwa ketika alkohol dan sepak bola bersatu, terlihat adanya peningkatan kekerasan dalam rumah tangga selama pertandingan  ini menggeser fokus dari potensi intervensi.

Kebijakan yang ditujukan untuk mengurangi konsumsi minuman keras, terutama di sekitar waktu pertandingan, dapat memiliki dampak yang signifikan dalam mengurangi kekerasan dalam rumah tangga.

Pendekatan ini tidak hanya melindungi calon korban tetapi juga mempromosikan perilaku yang lebih sehat dan bertanggung jawab di antara para penggemar sepak bola.***

  • Ria Ivandic adalah asisten profesor di University of Zagreb, Kroasia dan seorang associate di Centre for Economic Performance, London School of Economics, Inggris.
  • Tom Kirchmaier adalah profesor tata kelola, risiko, regulasi, dan kepatuhan di Pusat Tata Kelola Perusahaan, Copenhagen Business School, Denmark. Beliau juga merupakan profesor di Centre for Economic Performance, London School of Economics, Inggris. Bidang penelitian utamanya adalah hukum dan ekonomi, kepolisian dan kejahatan, bank, pencucian uang dan kejahatan terorganisir, serta dewan (gender).
  • Yasaman Saeidi adalah mahasiswa PhD di London School of Economics, Inggris.
  • Neus Torres Blas adalah penasihat penelitian di Behavioural Insights Unit, sebuah organisasi sosial global yang berbasis di Inggris.
  • Awalnya diterbitkan di bawah Creative Commons oleh 360info™.

Baca Berita Menarik Lainnya :