Search
Close this search box.

VISI | Polisi

Bagikan :

Oleh Aep S. Abdullah

LEBARAN 2025, seperti biasa, membawa arus mudik yang luar biasa. Jalanan macet, kendaraan mengular, dan pemudik berjuang agar bisa segera sampai ke kampung halaman. Di tengah keruwetan itu, ada sosok-sosok yang sering terlupakan: polisi yang tetap bertugas, meski mereka juga ingin merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

Di berbagai titik kemacetan, terlihat polisi-polisi muda, tampan, dan cantik, berdiri tegak di tengah terik matahari atau rintik hujan. Mereka mengatur lalu lintas, mengawal pemudik, bahkan turun tangan membantu kendaraan yang mogok. Dengan wajah yang tetap ramah dan penuh kesabaran, mereka menjadi pahlawan tanpa tanda jasa di tengah hiruk-pikuk mudik.

Biasanya, kalau kita lihat polisi muda, sering kali pikiran kita melayang ke sinetron atau drama Korea: rapi, gagah, dan penuh kharisma. Tapi di lapangan, mereka bukan hanya modal tampang. Mereka ada yang sigap membantu, ikut mendorong mobil mogok, mengatur antrean kendaraan di perempatan, bahkan kadang menjadi tempat curhat pemudik yang kelelahan.

Ada kisah seorang polisi wanita di jalur Pantura yang rela memayungi seorang ibu dan anaknya yang kelelahan karena menunggu bus yang tak kunjung datang. Ada juga polisi muda di tol Trans-Jawa yang tanpa ragu membantu mengganti ban mobil pemudik yang pecah. Mereka bukan robot, bukan hanya sekadar petugas, tapi juga manusia yang peduli.

Saat kebanyakan orang bisa duduk manis di rumah, menikmati ketupat dan opor bersama keluarga, polisi-polisi ini justru berada di jalanan. Mereka berlebaran di tengah klakson mobil, di bawah terik matahari, dengan nasi bungkus seadanya. Mereka juga punya anak yang menunggu, istri atau suami yang ingin berbagi momen bahagia, tapi tugas tetap harus diutamakan.

Baca Juga :  Jadwal SIM Keliling Kabupaten Sumedang Hari Ini, Senin 9 Juni 2025

Tidak sedikit dari mereka yang hanya bisa mengucapkan “Selamat Idul Fitri” kepada keluarga lewat video call, sambil menahan rindu. Ada yang baru bisa pulang saat hari sudah larut, saat anak-anaknya sudah tertidur, melewatkan momen-momen hangat yang seharusnya mereka nikmati bersama.

Di tengah berbagai kritik dan hujatan terhadap institusi Polri, momen seperti ini membuktikan bahwa masih banyak polisi yang benar-benar berdedikasi. Mereka yang bekerja bukan karena ingin kaya, bukan karena ingin dihormati, tapi karena ingin melindungi dan melayani masyarakat.

Mereka hadir dengan senyum meski dihujat, tetap melayani meski sering dianggap remeh. Mereka bisa saja memilih untuk bekerja setengah hati, tapi mereka tetap berusaha menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.

Namun, keberadaan polisi-polisi baik ini harus dihargai lebih dari sekadar ucapan terima kasih. Sudah saatnya institusi Polri menerapkan sistem merit yang ketat, di mana polisi yang berintegritas mendapat tempat lebih tinggi dalam struktur kepemimpinan.

Jangan sampai yang naik jabatan justru mereka yang lebih lihai dalam lobi-lobi politik atau “setoran” ke atasan. Polisi yang terbukti berdedikasi harus diberi kesempatan untuk memimpin, sementara yang korup harus segera disingkirkan.

Kita sudah terlalu sering melihat oknum polisi yang melakukan pelanggaran, tapi hanya mendapat hukuman administratif atau sekadar dimutasi. Ini harus diubah. Jika ada polisi yang terbukti menyalahgunakan wewenang, hukumannya harus tegas: pemecatan terbuka, bahkan jika perlu diproses hukum seperti masyarakat biasa.

Sistem ini bukan hanya demi keadilan, tapi juga demi menjaga kepercayaan publik terhadap Polri. Jika masyarakat melihat bahwa polisi yang baik dihargai dan yang buruk dihukum, maka kepercayaan yang selama ini mulai luntur bisa perlahan dipulihkan.

Baca Juga :  5 Cara Menetralkan Efek Samping Usai Konsumsi Daging Kambing Berlebihan

Di tengah kritik yang deras, kita juga harus ingat bahwa polisi bukan sekadar seragam, mereka juga manusia. Jika bertemu dengan polisi yang bekerja dengan baik, tidak ada salahnya memberi apresiasi, sekadar ucapan terima kasih, atau bahkan hanya dengan senyuman.

Karena tanpa mereka, kita tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya arus mudik. Mereka yang mengorbankan kebersamaan dengan keluarga demi kelancaran perjalanan kita, layak mendapatkan penghormatan yang setimpal.

Jika ke depan Polri bisa memperbaiki sistemnya, memberikan tempat bagi mereka yang baik dan menyingkirkan yang korup, maka bukan tidak mungkin suatu hari nanti, kita melihat polisi bukan sebagai momok, tapi sebagai pelindung sejati. Dan mungkin, di musim mudik berikutnya, kita bisa lebih menghargai mereka yang berdiri tegak di tengah hujan, hanya demi memastikan kita bisa sampai ke rumah dengan selamat.***

Baca Berita Menarik Lainnya :