Search
Close this search box.

Wali Kota Bandung, “Sejak Juli, Okupansi Hotel Tembus 90 Persen, Ekonomi Kita Bergeliat”

Saat ada acara besar seperti Asia Africa Festival, Pasar Seni ITB, dan event lain, hotel berbintang bisa mencapai 90% okupansi. /visi.news/ist

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG — Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkapkan bahwa geliat ekonomi Kota Bandung mengalami peningkatan signifikan sejak Juli 2025. Sektor pariwisata dan perhotelan menjadi pendorong utama, berkat maraknya berbagai acara besar yang digelar di kota ini. Menurutnya, kegiatan semacam festival, pameran, dan konser telah menjadi motor penting dalam menghidupkan kembali perekonomian pascapandemi.

“Sejak Juli sampai sekarang, tingkat hunian hotel di Bandung luar biasa tinggi. Saat ada acara besar seperti Asia Africa Festival, Pasar Seni ITB, dan event lain, hotel berbintang bisa mencapai 90% okupansi,” ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Rabu (22/10/2025).

Ia menambahkan, hotel kelas melati juga ikut terdampak positif dengan tingkat hunian mencapai sekitar 40 persen. Dalam tiga minggu terakhir, diperkirakan terjadi perputaran uang hingga puluhan miliar rupiah di sektor pariwisata dan perhotelan. Kondisi ini menunjukkan bahwa Bandung tetap menjadi destinasi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara.

Farhan menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bandung akan terus mendorong penyelenggaraan berbagai acara untuk menjaga roda ekonomi tetap berputar. “Kita terus genjot penyelenggaraan event karena Bandung ini kota ekonomi retail. Menurut data BPS juga, kuncinya memang harus ada event,” jelasnya.

Namun, ia mengingatkan adanya tantangan menjelang akhir tahun. Setelah masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), biasanya terjadi perlambatan ekonomi. “Setelah musim libur Nataru selesai, masyarakat mulai menahan belanja untuk persiapan Lebaran yang diperkirakan jatuh di Februari atau Maret,” katanya.

Farhan juga menyoroti fenomena menarik dari pergerakan ekonomi belakangan ini. Meski tingkat kunjungan wisatawan meningkat tajam, namun nilai transaksi per orang justru menurun. “Yang datang banyak, tapi belanjanya tidak sebanyak yang kita harapkan. Kebanyakan belanja di sektor informal,” ujarnya.

Baca Juga :  Dedi Mulyadi: Kejujuran Adalah Kunci Kemajuan Koperasi

Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ia menilai bahwa momen bulan puasa dan Lebaran belum tentu menjadi pendorong peningkatan konsumsi. “Tahun lalu, saat puasa dan Lebaran, konsumsi malah tidak terlalu naik,” ungkapnya. Setelah Lebaran, tantangan ekonomi berlanjut dengan datangnya masa penerimaan siswa baru, yang membuat banyak keluarga fokus pada pengeluaran pendidikan.

Untuk menjaga kestabilan ekonomi, Pemkot Bandung berkomitmen memperkuat sektor pariwisata sekaligus memperbaiki infrastruktur transportasi. “Kita lagi serius menangani masalah kemacetan. Salah satu langkahnya adalah kerja sama dengan Dinas Perhubungan Jawa Barat untuk menghadirkan angkot feeder. Ini bagian dari upaya memperbaiki sistem transportasi kota agar warga dan wisatawan makin nyaman,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Adi Junjunan Mustafa, mengungkapkan bahwa hingga triwulan III tahun 2025, jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung telah mencapai 6,5 juta orang. Angka ini meningkat signifikan dari capaian semester I yang tercatat 3,53 juta kunjungan. “Tren ini menjadi sinyal positif untuk mencapai target tahunan 8,7 juta kunjungan wisatawan pada 2025,” ujarnya optimistis.

@uli

Baca Berita Menarik Lainnya :