– “Di desa kami ada 45 RT. Satu RT terdapat 2-5 ekor sapi yang disembelih. Jumlahnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun lalu warga berkurban kambing, tahun ini harus lebih baik yakni sapi.”
VISI.NEWS – Jumlah hewan kurban di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen, Jawa Tengah, selalu naik dari tahun ke tahun. Tahun ini ada 151 ekor sapi dan 111 kambing yang disembelih dan dibagikan hanya dalam 3,5 jam.
Kepala Desa Pengkok Sugimin buka-bukaan mengenai kecepatan warga dalam proses penyembelihan hewan kurban. Sebanyak 151 ekor sapi dan 111 ekor kambing itu mulai disembelih pada pukul 07.30 WIB.
Pada pukul 11.00 WIB, semua daging kurban sudah dibagikan kepada warga Desa Pengkok hingga luar Sragen.
“Sebelum pukul 11.00 WIB, semua daging kurban sudah dibagikan. Ada banyak jagal di desa ini. Hampir tiap RT ada jagalnya. Semua warga dari anak kecil, remaja, hingga dewasa kompak bahu-membahu sehingga pekerjaan cepat selesai,” papar Kepala Desa Pengkok, Sugimin, Jumat (31/7), seperti dilansir Okezone.
Melimpahnya daging kurban membuat Pemdes Pengkok turut membagikan daging itu kepada warga di luar desa, hingga ke luar Sragen seperti Karanganyar, Wonogiri, dan Solo.
“Untuk daging kurban kambing, hampir 75% disalurkan ke luar Desa Pengkok,” terang Sugimin.
Banyaknya hewan kurban di Desa Pengkok, Sragen ini tidak lepas dari warganya sukses bekerja sebagai pedagang pakaian dan perabotan rumah tangga di luar Jawa.
Terus Meningkat
Jumlah sapi kurban pada tahun ini mengalami peningkatan mengingat pada tahun lalu terdapat 135 sapi yang disembelih di desa ini. Pada tahun lalu, terdapat 124 ekor kambing yang disembelih.
Desa dengan jumlah penduduk lebih dari 8.000 jiwa itu berjarak sekitar 15 km dari Kota Sragen. Sekitar 70% dari penduduk setempat bekerja sebagai petani.
Sebanyak 20% bekerja sebagai pedagang di luar kota, luar Jawa, hingga luar negeri. Mereka yang sukses merantau umumnya masih berusia 25-40 tahun. Sebanyak 10% sisanya bekerja sebagai karyawan swasta, PNS, buruh, dan lain-lain.
Jika ditotal terdapat lebih dari 2.000 warga Desa Pengkok yang merantau untuk berdagang. Meski sudah sukses di kampung orang, mereka tidak lupa dengan kampung halaman sendiri. Saat diminta dana untuk membangun jalan, mereka tidak sungkan mengeluarkan dana besar.
Kesuksesan warga Desa Pengkok yang merantau itu membawa dampak positif bagi kampung halaman. Meski berada jauh dari ingar-bingar suasana perkotaan, perekonomian di desa setempat bisa dibilang maju pesat.
Di desa itu berdiri empat gudang perabotan rumah tangga yang siap dikirim ke luar Jawa. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari lima minimarket berdiri di desa ini.
Tak heran untuk urusan kurban, warga Desa Pengkok, Sragen seakan berlomba-lomba untuk mewujudkan yang terbaik.
Teori yang menyebut rendahnya derajat pendidikan berbanding lurus dengan kemiskinan mampu dipatahkan oleh warga Pengkok.
Meski rata-rata hanya lulusan SD dan SMP, warga sukses berdagang di perantauan. Tingginya semangat berkurban warga Pengkok menunjukkan sudah meningkatnya taraf hidup warga sekitar.
“Di desa kami ada 45 RT. Satu RT terdapat 2-5 ekor sapi yang disembelih. Jumlahnya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun lalu warga berkurban kambing, tahun ini harus lebih baik yakni sapi. Mereka iuran untuk membeli sapi. Satu ekor sapi dibeli hasil iuran tujuh warga,” papar Sekretaris Desa Pengkok, Sigit Pambudi. @fen