Catatan Wartawan VISI.NEWS Yaso & Budimantara
VISI.NEWS – Ada cerita menggeletik yang tergolong lugu saat demo buruh, mahasiswa, pelajar, dan kelompok lain dari wilayah Rancaekek dan sekitar Bandung Timur lainnya, Kamis (8/10).
Ribuan massa yang demo protes disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja yang konvoi di Jalan Bandung-Garut antara Parakanmuncang hingga Cileunyi tersebut ternyata ada sejumlah pelajar dari sebuah SMA di Cicalengka turut serta demo dengan menggunakan sepeda motor.
Saat ribuan massa mendesak ingin masuk ke Tol Purbaleunyi dan dihadang aparat, akhirnya dari hasil negosiasi massa pun berorasi di perempatan Tol Purbaleunyi. Saat beberapa orang aktivis buruh begiliran berorasi, puluhan orang massa lainnya ada yang duduk di jalan Bandung-Garut ada yang beristirahat di warung-warung di kawasan Cipacing.
Saat VISI.NEWS berniat membeli kopi dan rokok di sebuah warung di depan warung pinggir jalan, duduk berjejer enam orang remaja di bibir trotoar. Sambil ngopi mereka didekati dan ditanya mengapa ada di Cipacing apakah ikut demo bersama para buruh dan mahasiswa?
Salah seorang dari 6 ABG yang mengaku bernama Dodi bersama 5 temannya dengan menggunakan sepeda motor pelajar mengaku pula dari salah satu SMA swasta di Cicalengka, dia mengaku memang tengah ikut demo bergabung bersama para buruh, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya.
Ketika ditanya mengapa ikut demo dan apa yang didemo? Dengan spontanitas, polos, dan menggelitik Doni mengaku turut demo karena ikut-ikutan memprotes “UU Ombusman”. Ketika berusaha diluruluskan bahwa yang didemo buruh dan mahasiswa itu terkait disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja, ternyata Doni dan 5 rekannya tak tahu pula apa itu UU Omnibus Law.
“Teu terang ah pak pokona abdi ikut-ikutan we, saurna protes UU Ombusman,” ucap polos Doni yang menurutnya pula banyak pelajar baik dari Cileunyi, Rancaekek, maupun Cicalengka turut demo dengan turun ke jalan.
Baik Doni maupun 5 rekannya mengaku tak tahu apa yang akan diperjuangkan para buruh dan mahasiswa tersebut.
Mereka pun mengaku terhasut ajakan alumni sekolah mereka melalui pesan singkat di media sosial. Selain hasutan untuk menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja, mereka juga diiming-imingi imbalan uang Rp 50 ribu. Namun ketika ditemui para remaja itu mengaku tak tahu ihwal Omnibus Law.
“Saya tahunya ombusman law; tidak tahu ‘law’ itu apa. Saya cuma ikut-ikutan, diajak alumni,” kata Randi teman Doni yang sama-sama pelajar dan turut serta demo.
Saat unjuk rasa gabungan ribuan buruh, mahasiswa, pelajar, dan kelompok masyarakat lainnya dari Bandung Timur Kamis (8/10) sempat memacetkan arus lalu lintas Jalan Bandung-Garut antara Parakamuncang, Rancaekek, hingga Cileunyi. Kendaraan dari dua arah terjebak macet parah karena jalan nasional tersebut dipenuhi para pengunjuk rasa.
Kapolresta Bandung, Kombespol Hendra Kurniawan dan jajarannya yang berada di lokasi unjuk rasa segera mengambil langkah untuk menghindari kemacetan lebih parah. Sejak pukul 08.00 jalan Bandung Garut ini dari Parakanmuncang ditutup.
Kandaraan dari arah Tasik dan Garut menuju Bandung dialihkan ke Parakanuncang menuju Jalan Bandung-Sumedang. Sedangkan yang dari arah Garut menuju Majalaya dan seterusnya dialihkan ke Jalan Cicalengka-Majalaya.
Meski jalanan macet total, jalannya aksi para buruh ini berjalan aman. Ribuan buruh dan mahasiswa yang tadinya “keukeuh” mau ke Jalan Tol Purbaleunyi untuk menuju Gedung Sate berhasil dicegah tim gabungan TNI dan Polri yang mengamankan demo.
Dari negosiasi yang sempat tegang tersebut, akhirnya ribuan massa pun menerima dan orasi pun digelar di sekitar perapatan Tol Purbaleunyi. @fen