VISI.NEWS | RANCAEKEK – Pengajian rutin bulanan Yaumil Ijtima yang biasa di selenggarakan oleh PCNU Kabupaten Bandung, untuk yang ke enam kalinya diselenggarakan di Masjid Komplek Pondok Pesantren Al Huda, Jalan Cipanas Desa Nanjung Mekar, Rancaekek pada Sabtu (25/11/2023).
KH. Jujun Junaedi menyambut dengan rasa hormat para pengurus PCNU yang hadir, baik Rois, Katib, Wakil Ketua PCNU, ketua lembaga, ketua DMI, Ketua MWCNU, Jajaran pengurus Ranting, muslimat dan fatayat.
Awal acara di mulai dengan bertawasul, istigosah, lalu ada sambutan ketua MWCNU, sambutan dari PCNU, penyerahan donasi Palestina, dan selanjutnya pengajian umum yang berisi mauizatul hasanah, dan terakhir ditutup dengan doa.
Katib PCNU, KH Yusuf Ali Tantowi, yang di daulat untuk membawakan tawasul, dan di lanjutkan Istigosah, serta ada dorong doa untuk Ketua Tanfidziyah PCNU KH Asep Jamaludin yang telah tutup usia pada Kamis (23/11/2023) lalu, juga doa untuk Ketua Pagar Nusa Kabupaten Bandung KH Asep Anwar Hidayat.
Pada sesi doa sendiri, dibawakan oleh Rois PCNU KH. Haidar Mustofa Kamal, lantunan doa, mengalun mendayu, dan di aminkan oleh para jamaah yang hadir saat itu.
KH Agus Qustolani sebagai wakil ketua PCNU, menyampaikan ucapan syukurnya, dan terimakasih atas kehadiran para pengurus PCNU, pada acara Yaumul Ijtima ini, dan beberapa pesan penting diantaranya untuk warga NU. Ia sampaikan, selepas kepergian Ketua Tanfidziyah KH Asep Jamaludin, Warga NU ia himbau harus tetap berjuang dan tetap semangat menghadapi musibah ini.
“Semangat sebagai warga Nahdliyyin harus terus dikuatkan, dan prinsip Nahdlatul Ulama, jam’iatan istimaiyatan, jadikan semangat agama sebagai rohmatan lilalamin, yang membela ketauhidan hanya untuk Nya, ” ungkap KH Agus.
“Berkat keutamaan dan perjuangan kita semua, Kabupaten Bandung yang tadinya diibaratkan hutan belantara, berangsur hilang dan malah bisa menjadi lebih baik, ” imbuhnya.
Kepergian KH. Asep Jamaludin, kata KH Agus, tentunya dirasa berat oleh kita semuanya, dan pergerakan kita dalam Nahdatul Ulama Kabupaten Bandung, diharapkan bisa lebih baik lagi.
Dalam pengajian rutin bulanan PCNU Kabupaten Bandung, KH. Sofyan Yahya yang merupakan Mustasyar PWNU, mengingatkan para jamaah pengurus PCNU, dari mulai Pengurus PCNU, hingga ranting, terkait rutinan mengngaji hikam ini.
“Pengajian merupakan bentuk untuk memperkuat keimanan dan kesadaran kita pada Allah, dan bentuk kenikmatan ini hanya akan disadari, takala kita tahu makna hakikinya, menguatkan sandaran hanya padaNya, karena petunjuk kebenaran tidak semuanya manusia dapatkan, sebab kadang kita terkelabuhi menempatkan nama manusia dalam hati kita, sehingga nama Allah tak ada di sana.
“Dan harusnya kita mengantungkan semuanya hanya padaNya, bukan pada manusia, sebab bisa jadi malah Allah memberi nikmat pada kita itu, sesuatu yang lebih baik, dan kita tak memahaminya, ” ujarnya.
Tausiah dari KH. Sofyan Yahya ini sangat mengena hati para jamaah yang hadir saat itu, dakwah dengan pendekatan peristiwa kontekstual keseharian umat, di barengi analogi-analogi sederhana yang akurat, telah membuat jamaah yang hadir saat itu bisa di ajak untuk kembali berintrospeksi diri, sehingga hadir kembali kesadaran mendalamnya, akan diri, keimanan, dan ketergantungan manusia yang tidak akan pernah lepas dari keberadaan Allah SWT.
Adapun pesan Sekretaris PCNU Kabupaten Bandung, KH Imron Rosyadi, yang kebetulan memiliki jadwal bentrok, dan tak bisa menghadiri acara itu, menghimbau kepada warga Nahdliyyin NU Kabupaten Bandung, bahwa esempatan adanya Yaumul Ijtima ini, mari kita bisa ramaikan.
“Sehingga kehadiran warga Nadhlatul Ulama semakin kuat pengetahuan, juga pemahaman, dan mampu di aplikasikan ilmu yang didapatkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan membentuk karakter luhur, dan kita sebagai warga Nahdliyyin mampu menjadi contoh dan inspirasi bagi manusia lainnya, di mana kita hidup berbaur di masyarakat,” ujar KH Imron.
@bambang melga suprayogi