VISI.NEWS – Menurut Accenture Technology Vision 2021, teknologi merupakan tali pengaman selama pandemi global. Dengan adanya teknologi, perusahaan dapat menciptakan cara-cara baru dalam bekerja dan berbisnis, menciptakan interaksi dan pengalaman baru, serta meningkatkan kesehatan dan keamanan. Teknologi telah selamanya mengubah ekspektasi dan kebiasaan, dan menghadirkan kenyataan baru di setiap sektor industri.
Dengan adanya peralihan sikap perusahaan yang reaktif terhadap krisis berubah dengan mencari terobosan baru. Para pemimpin yang berani, visioner dan menggunakan teknologi untuk menguasai perubahan akan menjadi penentu masa depan, menurut laporan tahunan ke-21 dari Accenture yang memprediksi tren teknologi kunci yang akan membentuk bisnis dan industri selama tiga tahun ke depan.
Dalam laporan yang bertajuk “Dicari Pemimpin: Penguasa Perubahan di Masa Penentuan” (“Leaders Wanted: Masters of Change at a Moment of Truth”), digambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan terkemuka mempersingkat transformasi digital selama satu dekade menjadi satu atau dua tahun. Dengan bergantung pada inti digital yang kuat untuk beradaptasi dan berinovasi secepat kilat, para pemimpin berhasil meningkatkan pendapatan 5x lebih cepat dari perusahaan yang saat ini lambat bergerak. Padahal pada saat rentang waktu 2015 hingga 2018, menurut riset dari Accenture para pemimpin hanya mampu bergerak 2x lebih cepat. Hasilnya adalah terciptanya gelombang perlombaan antar para perusahaan dalam menata ulang bisnisnya dan menggunakan inovasi teknologi untuk membentuk realitas baru yang saat ini sedang mereka hadapi.
“Pandemi global mendorong perusahaan untuk melakukan percepatan ke masa depan. Banyak perusahaan termasuk di Indonesia memutuskan untuk menggunakan teknologi dengan cara-cara yang luar biasa, dengan kecepatan yang tadinya mereka anggap tidak mungkin, agar bisnis dan komunitasnya tetap berjalan. Sementara yang lainnya menghadapi kenyataan akan kegagalan mereka dan kekurangan fondasi digital yang dibutuhkan untuk berubah secara cepat,” ungkap Kher Tean Chen – Country Managing Director, Accenture in Indonesia, dalam rilis yang diterima VISI.NEWS, Kamis (8/4/2021).
Sementara itu Retno Kusumawati – Managing Director of Technology, Accenture in Indonesia, mengatakan “Perusahaan perlu memikirkan kembali bagaimana aplikasi dikembangkan dan diterapkan, serta bersaing pada arsitektur teknologi agar lebih gesit dan fleksibel. Faktanya, hampir semua eksekutif (95%) di Indonesia menyatakan bahwa arsitektur teknologinya menjadi sangat penting demi kesuksesan perusahaan mereka secara keseluruhan”.
Accenture melakukan survei ke lebih dari 6.200 pemimpin bisnis dan teknologi untuk laporan Technology Vision, dan 92% mengungkapkan bahwa perusahaan mereka berinovasi karena dorongan dan keharusan untuk bertindak tahun ini. Dan 91% eksekutif setuju bahwa untuk menguasai pangsa pasar di masa depan, berarti perusahaan mereka harus menetapkan pasar itu sendiri.
Untuk membentuk masa depan, perusahaan harus menjadi penguasa perubahan dengan menerapkan tiga kunci yang sangat penting. Pertama adalah kepemimpinan teknologi. Berakhirnya era dimana hanya ada fast follower, perubahan yang berkesinambungan bersifat permanen. Pemimpin masa depan adalah mereka yang menaruh teknologi di lini depan strategi bisnisnya. Kedua, pemimpin tidak menunggu kenormalan yang baru, mereka akan menata ulang, membangun realitas baru menggunakan pola pikir dan model yang sangat berbeda secara radikal. Terakhir, pemimpin akan mengemban tanggung jawab yang lebih besar sebagai masyarakat global, mendesain dan mengaplikasikan teknologi terencana untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar, daripada hanya untuk perusahaannya demi menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
Technology Vision
Mengidentifikasikan lima tren kunci yang harus dijawab oleh perusahaan selama tiga tahun ke depan dalam mempercepat dan menguasai perubahan di semua bagian bisnisnya:
Menyusun Secara Strategis – Mendesain Masa Depan yang Lebih Baik
Era baru kompetisi industri telah dimulai – di mana perusahaan bersaing dalam mendesain sistem IT mereka. Namun, membangun dan menggunakan susunan (stack) teknologi yang paling kompetitif, berarti berpikir berbeda tentang teknologi, sehingga strategi bisnis dan teknologi menjadi tidak bisa dibedakan. 89% eksekutif percaya bahwa kemampuan perusahaan untuk membangkitkan nilai bisnis akan meningkat berdasarkan keterbatasan dan kesempatan dari artsitektur teknologinya.
Dunia Cermin – Kekuatan Digital Twins yang Cerdas, Masif
Pemimpin sedang membangun digital twins yang cerdas untuk menciptakan model nyata pabrik, rantai pasokan, siklus produk, dan lainnya. Menyatukan data dan kecerdasan yang mewakili dunia fisik di ruang digital akan membuka kesempatan baru untuk beroperasi, berkolaborasi, dan berinovasi. 65% eksekutif yang mengikuti survei memperkirakan bahwa investasi digital perusahaan mereka pada kecerdasan digital twins akan meningkat selama tiga tahun ke depan.
Aku, Juru Teknologi – Demokratisasi Teknologi
Kapabilitas yang luar biasa sekarang tersedia untuk siapa saja di seluruh fungsi bisnis, membuat lapisan fondasi teknologi menjadi bagian dari strategi inovasi perusahaan. Sekarang, setiap karyawan dapat menjadi inovator, mengoptimalkan kerja mereka, memperbaiki masalah, dan menjaga bisnis tetap dekat dengan kebutuhan baru yang terus berubah. 88% eksekutif percaya bahwa demokratisasi teknologi menjadi sangat penting agar dapat memicu inovasi di seluruh perusahaan mereka.
Di Mana Saja, Di Manapun – Bawa Suasana Kerjamu Sendiri
Satu pergeseran tenaga kerja terbesar dalam satu masa membuat bisnis harus memperluas batasan tentang perusahaan. Ketika orang dapat “membawa suasana kerja sendiri”, mereka mempunyai kebebasan untuk bekerja dengan lancar dari mana saja, baik itu di rumah, di kantor, di bandara, kantor mitra, atau tempat lainnya. Dengan model seperti ini, pemimpin dapat memikirkan kembali tujuan bekerja di setiap lokasi dan mendorong kesempatan untuk mereka-reka kembali bisnis di dunia baru ini. 81% eksekutif setuju bahwa perusahaan terdepan di industrinya akan mulai bergeser dari pendekatan tenaga kerja ‘Bawa Perangkatmu Sendiri’ menjadi ‘Bawa Suasana Kerjamu Sendiri’.
Dari Saya menjadi Kita – Sistem Multipihak untuk Menembus Situasi yang Kacau
Permintaan untuk melacak kontak, membayar tanpa menggesek kartu, dan cara-cara baru membangun kepercayaan menjadi fokus penting dari apa yang belum berhasil dilakukan oleh ekosistem perusahaan yang saat ini ada. Sistem multipihak dapat membantu bisnis memiliki ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik. Membuka cara-cara baru untuk mendekati pasar dan menetapkan standar baru yang mengedepankan ekosistem untuk industrinya. 90% eksekutif yang berpartisipasi dalam survei menyatakan bahwa sistem multipihak akan membuat ekosistem mereka mampu membangun fondasi yang lebih tahan banting dan mudah beradaptasi untuk menciptakan nilai baru bersama dengan mitra perusahaan.
Memprioritaskan inovasi teknologi menjadi sesuatu yang sangat penting saat ini sebagai respons terhadap dunia yang bergerak cepat. Misalnya pada salah satu industri restoran: 60% restoran yang masuk dalam daftar ‘tutup sementara’ di Yelp pada bulan Juli telah gulung tikar di bulan September. Menembus situasi yang kacau, Starbucks muncul sebagai pemimpin dengan menggunakan teknologi untuk memperluas pelanggan dan jalur eceran.
Di bulan Agustus, tiga juta pengguna baru mengunduh aplikasinya, dengan pemesanan via telepon seluler dan layanan pengambilan produk tanpa turun dari mobil (drive-thru) menyumbang penjualan sebesar 90%. Dengan meningkatnya permintaan, perusahaan mengerahkan sistem manajemen tiket terintegrasi untuk menggabungkan pesanan dari aplikasi. Uber Eats dan pelanggan drive-thru menjadi satu alur kerja bagi barista. Starbucks juga memperkenalkan sebuah mesin espresso baru dengan sensor yang dapat melacak seberapa banyak kopi yang telah dituang dan memprediksi kapan perawatan diperlukan. Ini adalah ilustrasi yang sangat luar biasa tentang bagaimana teknologi bisa menjadi inti penggerak dari ketangkasan, ketahanan, dan keberhasilan respons perusahaan terhadap perubahan.
Selama 21 tahun, Accenture telah mengambil gambaran sistematis di seluruh lanskap perusahaan untuk mengidentifikasi tren teknologi yang memegang potensi terbesar untuk mengubah bisnis dan industri.
Tentang Metodologi
Untuk laporan 2021, proses riset meliputi pengumpulan input dari Dewan Penasihat Eksternal Technology Vision, sebuah kelompok yang terdiri dari lebih dari dua lusin individu berpengalaman dari sektor publik dan swasta, akademisi, perusahaan modal ventura dan perusahaan kewirausahaan. Di samping itu, tim Technology Vision melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh teknologi dan ahli industri, serta dengan hampir 100 pemimpin bisnis Accenture. Bersamaan dengan ini, Accenture Research melakukan survei daring secara global ke 6.241 bisnis dan eksekutif TI untuk mendapatkan wawasan tentang proses adopsi teknologi yang sedang berkembang. Survei ini membantu identifikasi isu dan prioritas kunci untuk proses adopsi teknologi dan investasi. Responden merupakan eksekutif level C dan direktur perusahaan di 31 negara dan 14 industri.
Tentang Accenture
Accenture adalah perusahaan layanan profesional global dengan kemampuan terdepan di bidang digital, cloud, dan keamanan. Dengan menggabungkan pengalaman dan keahlian khusus di lebih dari 40 industri, kami menawarkan layanan Strategi dan Konsultasi, Interaktif, dan Operasi – yang semuanya didukung oleh jaringan pusat Teknologi Terdepan dan Operasi Kecerdasan terbesar di dunia. Tim kami yang terdiri dari 537.000 personil berkomitmen penuh terhadap kecerdasan teknologi dan manusia setiap harinya, dan melayani klien di lebih dari 120 negara. Kami merangkul kekuatan perubahan untuk menciptakan nilai dan bersama-sama meraih sukses dengan klien, personil, pemegang saham, mitra, dan komunitas.
@m purnama alam