VISI.NEWS | SOLO – Banjir yang menggenangi Kota Solo dan sekitarnya sejak Kamis (16/2/2023) petang, menjelang tengah malam meluas dari 8 kelurahan menjadi 11 kelurahan.
Wilayah yang tergenang banjir meliputi Kelurahan Jagalan, Gandekan, Sudiroprajan, Pucangsawit, Semanggi, Joyosuran, Mojo, Joyontakan, Sangkrah, Pajang dan Bumi, dengan ketinggian genangan bervariasi mencapai 150 sentimeter.
Berdasarkan catatan BPBD Kota Solo, jumlah pengungsi di berbagai lokasi juga bertambah. Di tempat pengungsian Pendapa Kelurahan Gandekan (99 KK 294), Masjid Al Ashor, Jagalan (190 KK), Kelurahan Kedunglumbu (200 jiwa), Kelurahan Sangkrah (380 KK 1.530 jiwa), Kelurahan Pajang (6 KK 24 jiwa), Kelurahan Sudiroprajan (114 KK 365 jiwa), Kelurahan Joyontakan (55 KK 220 jiwa), Kelurahan Pucangsawit (209 KK 765 jiwa) dan Kelurahan Bumi (15 KK 60 jiwa).
Petugas Posko bencana yang di pusatkan di Markas PMI Kota Solo, Primanda Wildan, menjelaskan kepada wartawan, Jumat (17/2/2023) siang, total warga terdampak banjir 999 KK dan pengungsi tercatat 4.022 jiwa.
Tim gabungan BPBD, PMI, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) dan tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat), di samping membantu evakuasi warga ke pengungsian juga menyalurkan bantuan, di antaranya bahan makanan dan nasi bungkus, serta obat-obatn dan baby kit.
PMI Solo bersama tim medis Pemkot Solo, membuka layanan kesehatan di Kelurahan Kedunglumbu. Puskesmas di lokasi-lokasi bencana disiapkan 24 untuk membantu para pengungsi.
“Berdasarkan asesmen PMI Solo, saat ini para pengungsi membutuhkan makanan siap saji, baby kit, family kit, matras dan logistik,” jelasnya.
Sementara itu, papan duga air untuk memantau elevasi permukaan Bengawan Solo di Jurug, sejak menjelang Jumat dinihari terus meningkat hingga di atas angka 10. Pada Kamis lewat tengah malam, ketinggian permukaan Bengawan Solo yang terus meningkat lewat 10 meter, jauh lebih tinggi dari indikator siaga merah di angka 9,5 meter.
Meningkatnya permukaan air Bengawan Solo, berakibat ketinggian banjir di wilayah Kota Solo sisi selatan, yakni Kelurahan Joyontakan, juga meningkat.
Seluruh pintu air di beberapa anak Sungai Bengawan Solo, terutama pintu air Demangan ditutup, untuk mencegah air Bengawan Solo yang tertahan parapet tidak masuk ke Kota Solo.
Akibatnya, air dari sejumlah anak sungai yang melintas Kota Solo meluap dan masuk ke perkampungan.
Menurut petugas pengamat papan duga air di Jurug, pada Jumat siang permukaan Bangawan Solo mulai surut.
Genangan di beberapa perkampungan juga surut, menyusul dioperasikannya pompa air untuk mengeluarkan genangan air ke Bengawan Solo.
Beberapa pompa air, di antaranya di Pucangsawit dan Putat sempat macet gara-gara kemasukan sampah dan debit air yang tinggi.
Sementara itu, cuaca di wilayah Surakarta termasuk Kota Solo masih tidak menentu. Pada Jumat siang, langit di atas Kota Solo dalam keadaan berawan. @tok