HIGHLIGHTS
- Asosiasi Blockchain & Pedagang Kripto Hadir dalam Dialog Akhir Tahun dengan OJK.
- Bitcoin Melesat: Apakah Harga $45.000 Semakin Dekat?
VISI.NEWS | BANDUNG – Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia baru-baru ini berpartisipasi dalam Dialog Akhir Tahun bersama Dewan Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan Indonesia) dan para pemangku kepentingan di Industri Jasa Keuangan. Dalam pertemuan ini, asosiasi menyuarakan dukungan terhadap pemerintah untuk mendukung pertumbuhan industri kripto di Indonesia.
Kemudian dari pergerakan pasar, Bitcoin akhirnya menembus harga tertinggi dalam 19 bulan terakhir di level $44.000. Pertanyaannya sekarang, apakah Bitcoin mencapai $45.000 dalam waktu dekat?
Berkaitan dengan kabar tersebut, Tokocrypto, Kamis (7/12/2023), menyajikan rangkuman berita di industri aset kripto dan ekosistemnya.
Untuk mengetahui lebih detail mengenai topik-topik tersebut, berikut informasi lengkapnya.
1. Asosiasi Blockchain & Pedagang Kripto Hadir dalam Dialog Akhir
Tahun dengan OJK Indonesia, sebagai negara yang mengalami pertumbuhan pesat dalam sektor keuangan digital,
kini semakin mengakui pentingnya peran aset kripto dalam perkembangannya. Aset kripto telah memainkan peran kunci dalam evolusi sektor keuangan digital di Indonesia, membantu meningkatkan inklusi keuangan dan membuka peluang investasi yang baru.
Dalam upaya memperdalam pembahasan mengenai hal ini, Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia baru-baru ini berpartisipasi dalam Dialog Akhir Tahun bersama Dewan Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan Indonesia) dan para pemangku kepentingan di
Industri Jasa Keuangan pada Senin, 4 Desember 2023.
Tujuan utama acara ini adalah untuk memfasilitasi komunikasi bilateral dan merintis landasan untuk Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan pada tahun 2024 (PTIJK2024).
Wakil Ketua Umum Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia, Yudhono
Rawis, mengungkapkan apresiasi atas kesempatan untuk berdialog dengan Dewan Komisioner OJK dan perwakilan industri jasa keuangan. Keterlibatan aktif dalam membangun fondasi untuk PTIJK2024 dianggap sebagai langkah positif menuju kolaborasi yang lebih erat.
“Kami sangat mengapresiasi kesempatan ini untuk berdialog dan mendukung langkah-langkah pemerintah yang efektif dalam mengelola ekosistem kripto di Indonesia, serta mengatasi tantangan pasar global. Asosiasi berkomitmen untuk berkolaborasi guna memperkuat pasar domestik dan ekosistem aset digital,” Yudho juga menjabat sebagai CEO Tokocrypto.
Selain menjadi wadah untuk menyampaikan pandangan dan saran mengenai regulasi kripto di Indonesia, pertemuan ini juga menyoroti pentingnya memiliki pendekatan regulasi yang fleksibel namun tegas, mengingat dinamika pasar kripto global. Upaya semacam ini diharapkan akan terus mendorong inovasi dan pertumbuhan dalam sektor keuangan digital Indonesia.
Yudho menegaskan bahwa pelaku usaha sangat mendukung kebijakan yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan positif dalam industri aset kripto Indonesia.
Dia juga menyoroti pentingnya langkah-langkah pemerintah yang efektif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan ekosistem kripto di Tanah Air.
“Kami percaya bahwa dengan kerja sama yang erat antara pemerintah dan industri, kita dapat menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor kripto secara seimbang dan berkelanjutan. Upaya ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga akan memastikan keamanan dan perlindungan bagi para investor,” tambahnya.
OJK mencatat bahwa tren investor aset kripto mengalami peningkatan sepanjang tahun 2023, meskipun nilai transaksi menurun. Pada Oktober 2023, jumlah pelanggan aset kripto tercatat sebanyak 18,06 juta, dan nilai transaksi aset kripto selama periode Januari-Oktober 2023
mencapai Rp 104,9 triliun.
Meski pada tahun 2021, nilai transaksi aset kripto di Indonesia mencapai angka yang tinggi, yaitu Rp 859,4 triliun, namun pada tahun 2022, nilai transaksi tersebut mengalami penurunan drastis menjadi Rp 306,4 triliun.
Pertemuan ini turut dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi
Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya OJK Agusman, dan Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor
Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi
2. Bitcoin Melesat: Apakah Harga $45.000 Semakin Dekat?
Bitcoin kembali memikat dunia dengan lonjakan harganya yang mencengangkan, melewati angka $44.000 atau sekitar Rp 683 juta. Kenaikan ini merupakan level harga tertinggi dalam lebih dari setahun sejak April 2022. Pertanyaannya sekarang, apakah kita akan segera melihat Bitcoin mencapai $45.000 dalam waktu dekat?
Trader dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, memberikan pandangan mengenai faktor-faktor yang bisa mendorong harga Bitcoin lebih tinggi menjelang akhir tahun 2023. Bitcoin terus menanjak hingga mencapai $44.000, memberikan apresiasi yang signifikan di awal Desember
2023.
Menurut Fyqieh, apresiasi ini didukung oleh beberapa faktor kunci. Pertama, narasi mengenai ETF Bitcoin spot terus menjadi sorotan, dan tekanan dari kebijakan moneter Amerika Serikat mulai mereda, memungkinkan para pemain besar (whale) untukmendorong harga lebih tinggi.
Selain itu, hal ini menciptakan apa yang dikenal sebagai “Fear of Missing Out (FOMO)” di kalangan investor ritel, yang memperkuat tren akumulasi positif.
“ETF Bitcoin akan menciptakan akses yang lebih besar terhadap bitcoin bagi lebih banyak investor ritel dan institusi, memberikan peluang untuk terpapar pada aset digital,” kata Fyqieh.
Menurut pandangan Fyqieh, sebagian besar investor optimis bahwa Bitcoin akan mencapai harga yang lebih tinggi menjelang akhir tahun dan akan mengakhiri tahun dengan tren positif.
Banyak yang memprediksi bahwa Bitcoin akan mencapai kembali All-Time High (ATH) yang terjadi pada tahun 2021 dalam waktu dekat. Meskipun begitu, untuk mencapai ATH mungkin tidak akan terjadi begitu saja.
“Mungkin Bitcoin tidak akan mencapai rekor tertinggi (ATH) dalam ‘satu kali jalan’, terutama mengingat faktor seperti halving yang akan datang. Dan jika belum ada proposal ETF yang disetujui, maka Bitcoin mungkin mengalami koreksi,” ujarnya.
Dalam hal ini, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika (SEC) diperkirakan akan mengambil keputusan mengenai proposal ETF Bitcoin spot yang diajukan oleh beberapa institusi keuangan tradisional seperti BlackRock, Ark Invest, dan 21Shares pada awal tahun 2024. Meskipun SEC awalnya menolak proposal tersebut dengan alasan kekhawatiran akan keamanan investor dan potensi manipulasi pasar kripto, kini tampaknya semakin mungkin bahwa ETF Bitcoin spot
pertama akan diperdagangkan di bursa utama Amerika Serikat pada tahun 2024.
Selain itu, keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk mulai menurunkan suku bunga dari level tertinggi dalam 22 tahun pada paruh pertama tahun 2024 juga dapat mempengaruhi Bitcoin dan aset berisiko lainnya.
Ekspektasi penurunan suku bunga AS sebesar setidaknya 25 basis poin (bps) pada bulan Maret sekitar 60%, menurut FedWatch Tool CME, yang meningkat dari sedikit lebih dari 50% minggu sebelumnya. Pertemuan kebijakan The Fed berikutnya akan diadakan pada 12-13 Desember, dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga saat ini.
Secara keseluruhan, Fyqieh menyimpulkan, “Berdasarkan analisis di atas, jika tidak ada persetujuan dari SEC dan The Fed belum memberikan sinyal yang jelas, target harga Bitcoin
hingga akhir tahun 2023 kemungkinan berada dalam kisaran $40.000 hingga $45.000. Perlu diingat bahwa ini hanyalah perkiraan, dan harga Bitcoin dapat berfluktuasi tergantung pada
faktor-faktor yang mempengaruhinya di masa mendatang.”
Lebih lanjut, Fyqieh juga berpendapat bahwa persetujuan ETF Bitcoin spot dapat menjadi pemicu besar bagi lonjakan Bitcoin pada tahun 2024. Selain itu, Bitcoin kemungkinan akan mengalami peristiwa halving berikutnya pada bulan April 2024, yang menurut beberapa ahli dapat mendorong harga Bitcoin lebih tinggi lagi.
Berdasarkan sejarah, harga Bitcoin cenderung mencapai titik terendah dalam siklus setahun sebelum halving dan menguat selama lebih dari setahun setelah halving. Jika pola ini berulang pada tahun 2024, maka harga Bitcoin bisa mencapai ATH baru pada paruh pertama tahun
2025.
@mpa