VISI.NEWS | BANDUNG – Detak jantung perhelatan akbar Festival Asia Afrika kembali menggema di Kota Bandung, Jawa Barat, pada hari pertama penyelenggaraannya, Sabtu (6/7/2024). Ribuan warga antusias menyaksikan kemeriahan parade budaya yang menampilkan kolaborasi dari berbagai daerah di Indonesia, mencerminkan semangat perdamaian dan kolaborasi yang menjadi tema utama Festival Asia Afrika 2024.
Meskipun sempat diguyur hujan, tak menyurutkan animo warga untuk menyaksikan parade budaya yang melintasi Jalan Asia Afrika. Semarak kostum dan alunan musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Salah satu peserta parade yang menyita perhatian adalah Perwakilan Medal Pusaka Benjang Kombinasi dari Bandung Timur. Aldi Fadilah, salah satu anggotanya, menuturkan bahwa mereka membawakan kostum Grandong dan Hanoman yang unik dan seram.
“Kostum Grandong ini memang terbilang unik. Topengnya seram dan terbuat dari plastik,” ujar Aldi.
Aldi menambahkan bahwa kostum Grandong tengah viral di media sosial dan proses pembuatannya memakan waktu hingga dua bulan. Bahan utama kostum ini adalah kantong kresek berwarna hitam, sedangkan topengnya terbuat dari potongan sandal dan sampah lain yang didaur ulang.
Kehadiran Medal Pusaka Benjang Kombinasi di Festival Asia Afrika 2024 merupakan sebuah undangan khusus untuk memeriahkan acara. Aldi menegaskan bahwa Benjang dapat menjadi alternatif hiburan masyarakat dan merupakan seni bela diri tradisional dari Bandung Timur, tepatnya Ujungberung.
“Kesenian ini sudah ada sejak abad 19 dan merupakan singkatan dari Sasamben Budak Bujang atau ‘arena para jejaka’,” jelas Aldi.
Bagi para pegiatnya, Benjang bukan hanya melestarikan budaya tradisional, tetapi juga mampu menambah penghasilan. “Kebanyakan para pemuda-pemudi, daripada ke hal negatif mending diarahkan melestarikan kesenian tradisional. Pokoknya jangan malu dengan budaya sendiri,” tuturnya.
Sementara itu, dalam diskusi budaya bersama para delegasi negara, Pejabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, menyampaikan tentang potensi investasi di Bandung Timur dengan konsep “Bandung Teknopolis”.
Konsep ini diwujudkan melalui pembangunan infrastruktur modern, pusat riset dan pengembangan, serta dukungan penuh bagi industri teknologi informasi dan komunikasi.
“Bandung Timur menawarkan peluang investasi yang sangat menjanjikan, tidak hanya bagi bisnis lokal tetapi juga bagi investor internasional,” jelas Bambang.
Bambang mengajak semua pihak untuk menjalin kemitraan, kerja sama, dan persahabatan demi mengangkat potensi besar Bandung sebagai kota yang inklusif, progresif, dan berdaya saing global.
“Kami pun menawarkan peluang potensi kerja sama dari Kota Bandung untuk dapat ikut berpartisipasi dalam kemajuan perkembangan di wilayah Asia Afrika, baik dari segi pendidikan, pariwisata, ekonomi, maupun potensi kerja sama lainnya,” kata Bambang.
Festival Asia Afrika 2024 akan berlangsung selama dua hari, yaitu 6-7 Juli 2024, dan menghadirkan berbagai acara menarik, seperti pertunjukan seni budaya, pameran, forum bisnis, dan konferensi tingkat tinggi.
Diharapkan festival ini dapat memperkuat hubungan antar negara di kawasan Asia Afrika, mendorong perdamaian dan kolaborasi, serta mempromosikan budaya dan potensi investasi di Kota Bandung.
@maulana