VISI.NEWS – Keragaman agama inilah yang membuat negara ini menjadi sasaran empuk kekuatan-kekuatan eksternal, seperti terlihat dari dukungan Iran terhadap gerakan Syiah Hezbollah, yang secara luas dipandang sebagai kelompok militer dan politik paling kuat di Lebanon.
Sejak berakhirnya perang saudara, para pemimpin politik dari setiap sekte telah mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya melalui sistem jaringan patronase – melindungi kepentingan komunitas agama yang mereka wakili, dan menawarkan – baik insentif finansial secara legal maupun ilegal.
Lebanon berada di peringkat 137 dari 180 negara (180 menjadi yang terburuk) pada Indeks Persepsi Korupsi 2019 Transparency International.
Lembaga tersebut mengatakan korupsi “meresap ke semua lapisan masyarakat” di Lebanon, dengan partai-partai politik, parlemen, dan polisi dianggap sebagai “lembaga paling korup di negara itu”.
Sistem pembagian kekuasaan sektarian disebut sebagai yang mendorong jaringan-jaringan patronase ini dan menghambat sistem pemerintahan Lebanon.
Lebanon memiliki beberapa agama utama yang berbeda. Negara tersebut memiliki masyarakat dengan perbedaan agama terbanyak dari seluruh negara di Timur Tengah, yang meliputi 18 sekte agama yang disahkan.
Dua agama utamanya adalah Kristen (Gereja Maronit, Gereja Ortodoks Yunani, Gereja Katolik Yunani Melkit, Gereja Protestan, Gereja Apostolik Armenia) dan Islam (Syiah dan Sunni). Terdapat juga agama minoritas Druze, yang berada di bawah divisi politik Lebanon (Alokasi Kursi Parlemen Lebanon) komunitas Druze dijadikan sebagai salah satu dari lima komunitas Muslim Lebanon (Sunni, Syiah, Druze, Alawi, dan Ismaili).
Tidak ada sensus resmi yang diadakan sejak 1932, menandakan sensitivitas politik di Lebanon terhadap hal-hal konfesional (termasuk agama).
Pembelajaran terkini yang dilakukan oleh Statistics Lebanon, sebuah firma penelitian yang berbasis di Beirut, menyatakan bahwa dari seluruh jumlah penduduk di Lebanon diperkirakan meliputi 54% Muslim (27% Syiah; 27% Sunni), 5.6% Druze, yang tidak menganggap diri mereka sendiri sebagai Muslim, 40.4% Kristen (21% Maronit, 8% Ortodoks Yunani, 5% Melkit, 1% Protestan dan 5.4% denominasi Kristen lainnya seperti Ortodoks Armenia, Katolik Armenia, Katolik Suriah, Ortodoks Yunani, Katolik Roma, Khaldea, Asiria, Koptik).
CIA World Factbook memperkirakan: Muslim 54% (27% Syiah, 27% Sunni), Kristen 40.5% (meliputi 21% Katolik Maronit, 8% Ortodoks Yunani, 5% Katolik Melkit, 1% Protestantisme di Lebanon, 5.5% Kristen lainnya), Druze 5.6%, sejumlah yang sangat kecil dari Yahudi, Baha’i, Buddha, Hindu, dan Mormon.
Lebanon juga memiliki jumlah penduduk Yahudi, yang diperkirakan berjumlah kurang dari 100 orang.
Bentuk Muslim yang secara resmi terdaftar meliputi sekitar 54% dari jumlah penduduk (Syiah, Sunni, Alawite). Bentuk Kristen yang secara resmi terdaftar meliputi 41% (Maronit, Kristen Ortodoks Yunani, Melkit, Armenia, Evangelikal, dan lain-lain). Bentuk Druze sekitar 5%.
Lebanon berbeda dengan negara-negara Timur Tengah lainnya di mana Muslim menjadi mayoritas secara keseluruhan dan lebih mirip Bosnia-Herzegovina dan Albania, yang keduanya berada di Eropa Tenggara, di mana Muslim dan Kristen masing-masing meliputi sekitar setengah dari jumlah penduduk dari negara tersebut. @fen/sumber: bbcnews/wikipedia.org