VISI-NEWS.COM – Pasangan calon (Paslon) Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka – Teguh Prakosa (Gibran – Teguh) yang diusung PDIP bersama 6 partai politik (parpol) pendukung dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2020, mendominasi perolehan suara di 5 kecamatan Kota Solo sebanyak 225.451 atau 86,54 persen dari total suara sah sebanyak 260.506.
Sedangkan rivalnya, Paslon Bagyo Wahyono – FX Supardjo atau Bajo yang maju ke pilkada melalui jalur independen atau perorangan dan didukung komunitas “Tikus Pithi Hanata Baris”, keseluruhan hanya menangguk 35.055 suara atau sebesar 13,45 persen.
Kemenangan telak pasangan Gibran – Teguh tersebut, terungkap dalam “Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pilkada 2020 Tingkat Kota Solo,” yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo, di Hotel Sunan, Rabu (16/12/2020).
Dalam rapat pleno rekapitulasi perolehan suara tersebut, di antara kedua paslon hanya calon wakil wali kota, Teguh Prakosa yang hadir bersama saksi. Sedangkan pasangan Bajo hanya mewakilkan sebanyak 3 orang saksi.
Dominasi perolehan suara pasangan Gibran – Teguh di 5 kecamatan tersebut, yang paling besar di Kecamatan Banjarsari sebanyak 72.785 suara, disusul Kecamatan Jebres (64.794), Kecamatan Laweyan (35.519), Kecamatan Pasar Kliwon (31.793) dan Kecamatan Serengan (20.559).
Sementara pasangan Bajo di Kecamatan Banjarsari mendapatkan 11.472, Kecamatan Jebres (8.457), Kecamatan Laweyan yang merupakan basis dukungan Bajo hanya memperoleh 6.626 suara, di Kecamatan Pasar Kliwon (5.259) dan di Kecamatan Serengan (3.241).
Perolehan suara Paslon independen Bajo sebanyak 35.055 tersebut, sedikit lebih rendah dibanding jumlah syarat dukungan yang diserahkan ke KPU sebanyak 36.000 KTP.
Rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara tahap akhir di KPU itu sendiri berjalan mulus dan hanya muncul koreksi dari panitia pemilihan kecamatan (PPK) dan para saksi yang tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil akhir perolehan suara.
Seusai rapat pleno, Ketua KPU Kota Solo, Nurul Sutarti, menjelaskan kepada wartawan, tingkat partisipasi pemilih di 5 wilayah kecamatan seluruhnya mengalami penurunan.
Berdasarkan perhitungan KPU, tingkat partisipasi pemilih hanya sekitar 70 persen, di bawah tingkat partisipasi dalam pemilihan Gubernur Jateng sebelumnya yang di atas 80 persen.
“Tingkat partisipasi di 5 kecamatan tersebut, yang di atas 70 persen hanya Kecamatan Jebres dan Banjarsari. Sedangkan 3 kecamatan lain semuanya di bawah 70 persen,” ujarnya.
Menanggapi pengaruh pandemi Covid 19 terhadap tingkat partisipasi, Nurul menegaskan, berdasarkan evaluasi jelas sangat berpengaruh. Dia menyebut contoh pemilih yang sudah mendapatkan formulir A5 akhirnya tidak datang ke TPS. Selain itu, banyak pemilih yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan harus isolasi mandiri, juga tidak mau menggunakan hak pilih.
“Di TPS 03 Kelurahan Kepatihan Kulon yang warganya banyak terkonfirmasi positif Covid-19, misalnya, ada yang tidak mau memilih. Tetapi ada juga yang menggunakan hak pilih tanpa pendamping dan tidak mau melapor mau nyoblos sendiri. Ini yang kita khawatirkan menularkan Covid -19 ke petugas,” jelasnya.
Menyinggung kondisi para petugas di lapangan yang melaksanakan proses pemungutan suara, Ketua KPU Kota Solo itu menegaskan, sejauh ini sebanyak 11.079 petugas dalam kondisi sehat.
Meskipun ada petugas KPPS yang melayani pemilih yang isolasi mandiri tanpa pendamping, sejauh ini belum ada laporan tentang petugas KPPS yang terpapar Covid-19.
“Masa tugas panitia pemilihan termasuk KPPS kan sampai 23 Desember 2020. Selama itu, KPU punya tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan mereka. Kita ingin memastikan, baik petugas KPU, petugas KPPS, PPS, PPK dan aparat keamanan semua sehat,” tandasnya. @tok












