VISI.NEWS – Ihsan Fauzi Rahman, pemilik travel umrah dan haji khusus Ilfa Travel mengatakan, umrah di bulan Ramadan menjadi dambaan masyarakat muslim di dunia, termasuk di Indonesia.
Ada janji Allah dan RasulNya, tercantum dalam hadis tentang bagaimana keutamaan umrah di bulan Ramadan, yakni mendapatkan pahala senilai haji.
“Tentu bulan Ramadan adalah bulannya keberkahan, bulannya ampunan, bulannya rahmat dan jika kita melakukannya di Tanah Suci, yang juga kita yakini bersama terdapat lipat ganda pahala yang lebih besar, maka ini menjadi hal yang sangat diinginkan untuk diwujudkan,” kata Ihsan Fauzi Rahman, Jumat (16/4/2021), seperti dilansir Republika yang berbincang dengannya.
Ihsan Fauzi Rahman yang juga Sekjen Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (SAPUHI) menyampaikan sekalipun dalam 10 tahun terakhir, umrah Ramadan dilaksanakan pada musim panas, menurut kalender Astronomi Saudi Arabia, Negeri bertanah Suci tersebut berada pada puncak musim panas dari 1 Juni – 30 Agustus, sumber lain mengatakan puncak musim panas berada di Juni – September.
“Meski demikian umrah di bulan Ramadan tetap dipenuhi masyarakat muslim dunia,” katanya.
Kata dia, waktu yang paling sangat dinanti adalah malam-malamnya Lailatulqadar, bahkan di malam ke-27, kita bisa melihat di berbagai media bahwa malam ke-27 di Mekah adalah malam Masjidilharam yang paling dipenuhi muslim dunia. Penuhnya bahkan bisa melebihi putaran momen hajian saat thawaf dan seisi Masjidilharam.
“Tidak hanya masyarakat muslim Indonesia, bahkan non-Arab, warga Arab pun ikut turun serta meramaikan dan memenuhi momen lailatulqadar di Masjidilharam ini,” katanya.
Ihsan menceritakan, pemandangan yang paling mengesankan langka kita dapati adalah semangat berlomba-lomba dalam kebaikan. Hal ini dilihat oleh Ihsan Fauzi Rahman secara langsung.
Ada contoh unik misalnya, yang dialami Ihsan saat memasuki Masjid Nabawi pada perjalanan umrah Ramadan beberapa tahun silam. Ketika itu Ihsan berjalan menuju masjid menjelang magrib, lalu banyak anak kecil yang mengajak dan mengarahkannya ke slot kavling tempat yang sudah disediakan bukaan bersama (iftar).
Di kavling itu sudah tersedia bentangan plastik di atas karpet nabawi untuk buka bersama. Dan usut punya usut, ternyata itu punya kerjaan orang baik yang ada di Madinah, dan mereka bekerja sama dengan anak-anak kecil untuk menarik pengunjung pada ladang pahala yang mereka siapkan.
“Anda diajak dengan sopan, diantar dengan baik, dan dihidangkan bukaan, kebaikan terencana itu dia lakukan karena mereka meyakini balasan akhirat yang dijanjikan, menyajikan bukaan mendapatkan pahala senilai puasa yang dilakukan orang yang kita berikan makanan,” katanya.
Saat Ramadan, tentu ada pembatasan bagi siapa pun yang ingin memasuki Masjidilharam. Biasanya, halaman Mathaf atau lantai dasar untuk Thawaf hanya diperuntukan untuk yang memakai kain ihram, sebagaimana kita ketahui, untuk menjaga ketertiban saat thawaf, maka yang diprioritaskan adalah jemaah umrahnya.
“Jadi kita yang akan menunaikan salat saja ke Masjidilharam, biasanya diarahkan ke lantai atas,” katanya.
Ihsan mengatakan, tempat favouritnya adalah di rooftop Masjidilharam, saat musim panas kita mengharapkan Ibadah sholat yang nyaman, adem, biar tambah khusuk. Untuk menambah khusuk, Ihsan salat di tempat sa’i karena lantai untuk sa’i dan kipas angin nya sangat-sangat adem.
“Tapi saya sadar belakangan bahwa kita harus tetap khusuk dalam kondisi apa pun karena di situlah nilai ujiannya, di situlah nilai pahalanya. Jangan mengeluh, dan harus tetap disyukuri,” katanya. @fen/sumber: republika.co.id