VISI.NEWS | KAB BANDUNG – Dadang Risdal dari Jamparing Institute mengungkapkan bahwa setelah bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke koalisi Bedas yang akan mengusung petahana dalam Pilkada Kabupaten Bandung November mendatang, hanya tersisa tiga partai yaitu Golkar, PKS, dan PDIP yang kemungkinan besar akan bersatu untuk melawan kekuatan koalisi petahana. Hal ini mengindikasikan bahwa Pilkada Kabupaten Bandung berpotensi hanya akan diikuti oleh dua pasangan saja.
Secara hitungan di atas kertas, koalisi petahana yang terdiri dari PKB (12 kursi), Nasdem (6 kursi), Demokrat (7 kursi), Gerindra (6 kursi), dan PAN (4 kursi) memiliki total 35 kursi atau setara dengan 64 persen kursi di DPRD Kabupaten Bandung. Perolehan suara gabungan dari 35 kursi tersebut adalah sebesar 1.191.852 suara. Sementara itu, jika koalisi yang dibangun oleh Golkar, PKS, dan PDIP tidak berubah, mereka memiliki perolehan suara sebesar 727.160 suara. Artinya, jumlah suara koalisi petahana mencapai 62 persen, sedangkan koalisi penantang sebesar 38 persen.
Koalisi petahana telah menentukan calon bupatinya yaitu HM. Dadang Supriatna. Namun, untuk calon wakil bupati, hingga Juli 2024 atau sebulan menjelang pendaftaran, koalisi masih belum menentukan siapa kandidat yang akan mendampingi Dadang Supriatna dan masih dalam tahap penggodokan internal. Di sisi lain, koalisi penantang dengan calon Syahrul Gunawan dan Gun-gun Gunawan atau yang dikenal dengan duo Gun-gun semakin mantap digadang-gadang sebagai kandidat Cabup/Cawabup. Meskipun PDIP sebenarnya memiliki kandidat lain yaitu Luthfi Hafiyan atau Kang Upi, peluang terbesar yang akan diusung oleh koalisi penantang adalah duo Gun-gun.
“Ya, secara hitungan di atas kertas, pasangan yang diusung koalisi Bedas memang lebih unggul dengan menguasai 64 persen kursi DPRD dan 62 persen suara sah saat Pileg kemarin. Namun, gambaran tersebut tidak bisa menjadi ukuran pasti, karena karakteristik pilkada sangat berbeda dengan Pileg. Preferensi calon pemilih di Kabupaten Bandung, menurut data di data base Jamparing Institute dari pilkada ke pilkada, lebih dominan kepada sosok atau figur dibanding pada raihan suara Pileg,” ujar Dadang Risdal.
Popularitas Dadang Supriatna memang tidak diragukan lagi, dengan gebrakan pola pemerintahan dan program-program unggulannya. Selama 3,5 tahun menjabat, ia memaksimalkan pembangunan di berbagai sektor dan meningkatkan citra popularitas dirinya. Pro-kontra terhadap setiap langkah kebijakannya justru membuat nama dan jargon Bedasnya semakin akrab di telinga masyarakat. Begitu pula dengan Syahrul Gunawan, meskipun peran wakil bupatinya seolah teramputasi, namun Syahrul berhasil mendekatkan diri kepada masyarakat kecil dengan blusukan ke berbagai daerah dan wilayah yang belum tersentuh. Gun-gun Gunawan, yang dikenal murah senyum, juga telah dikenal luas oleh masyarakat Kabupaten Bandung. Sebagai mantan Wakil Bupati pada periode sebelumnya, Gun-gun dinilai berhasil selama mendampingi Dadang Naser. Saat ini, Gun-gun menjabat sebagai Ketua DPD PKS dan anggota DPRD dari dapil 1. Selain dikenal sebagai sosok yang agamis, Gun-gun juga dikenal sebagai sosok yang low profile, ramah, dan bersahaja.
Karakteristik pemilih di Kabupaten Bandung sangat unik dan kompleks, terdiri dari pemilih rasional, pemilih ideologis, dan pemilih figure. Karakter ini tidak hanya terjadi di perkotaan, tetapi juga sudah menyebar di seluruh wilayah pedesaan. Pemilih ibu-ibu pun memiliki karakteristik unik, cukup melihat foto atau poster yang terlihat ganteng, langsung memilih. Kondisi inilah yang harus dioptimalkan oleh semua pasangan untuk meraih simpati dan empati masyarakat guna mendapatkan dukungan maksimal.
“Kekuatan dua pasangan ini berimbang, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Keduanya juga berpeluang memenangkan kontestasi pilkada. Angka hanyalah sebuah hitungan di atas kertas, bukan sebuah jaminan kemenangan atau kekalahan. Semua akan mengoptimalkan segala daya dan upaya baik mesin partai maupun relawan. Masyarakat tentu punya pandangan lain yang akan mempengaruhi preferensi menentukan pilihannya,” pungkas Dadang Risdal.
@uli