Search
Close this search box.

“Pohon Tunggal” Ikon Lain Desa Nanggewer

Punduh Nanggewer mengamati fisik pohon Juar./visi.news/budi s. ombik

Bagikan :

VISI.NEWS – Di Jalan Raya Desa Nanggewer, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, ada sebatang pohon yang oleh masyarakat disebut “pohon tunggal”.

Sekilas pohon tersebut nyaris tak terlihat tunggal karena di sekitarnya tumbuh pohon serupa yang tinggi dan besarnya sama. Padahal kalau dilihat lebih saksama ada perbedaan tekstur dan fisik pohonnya.

Perbedaan lainnya, si “pohon tunggal” berjenis juar ini, kata Yudi, Punduh Desa Nanggewer merupakan ikon Nanggewer yang disakralkan.

Dipercaya sejumlah orang bahwa di sekitar pohon itu suka “kawenehan” ada ‘penampakan’ yang muncul secara tiba-tiba.

“Bahkan di lokasi ini sering terjadi kecelakaan lalu lintas meski tidak merenggut korban jiwa,” ungkap Yudi.

Dikatakannya, suasana di sekitar pohon tunggal memang terkesan aman, tenang, dan nyaman. Bahkan orang kerap tergoda untuk berteduh karena dipastikan akan terasa betah.

“Jangan dikira lokasi ini. Memang tampak tenang. Beberapa waktu lalu seorang anak usia SMP mengendarai sepeda motor dan melintas area ini, tiba-tiba terjatuh hingga mengalamai patah tulang di bagian lengan kiri,” jelasnya lagi.

Diakuinya, pohon tunggal jenis juar ini memiliki ceritera menarik. Menurut cerita para orang tua di Nanggewer, pohon juar yang tumbuh di sekitar Jalan Raya Desa Nanggewer hanya satu, yakni jenis ini. Itulah sebabnya disebut “pohon tunggal” atau dalam bahasa Sunda “tangkal nunggal”.

Dahulu, cerita orang tua katanya, di sekitarnya tidak ada satu pun pohon yang mampu bertahan tumbuh cukup lama. Namun belakangan setelah mengalami regenerasi, barulah bisa tumbuh tanaman keras lain dan hidup harmonis “bertetangga” dengan pohon tunggal.

“Sepintas orang tidak mengetahui bahwa ada pohon yang dijadikan ikon Nanggewer dan memiliki nilai mistis,” kata Punduh Yudi.

Baca Juga :  Pemkab Bandung Diganjar Terbaik ke-IV Pada Ajang Apresiasi Jawara Ekonomi Digital Tingkat Jawa Barat

Menurut Punduh Yudi, usia pohon ini diperkirakan 100 tahun. Jika berada di sekitaran pohon, auranya akan terasa berbeda.

“Meski udara terasa panas akibat teriknya sinar matahari, namun saat berada di sekitar pohon ini akan terasa lain,” tandasnya.

Bahkan, katanya lagi, saat musim gugur tiba, dedaunan pohon juar memberi isyarat dengan mulai berjatuhan satu per satu. @bik

Baca Berita Menarik Lainnya :