VISI.NEWS | BANDUNG – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang maju ternyata ikut ‘mematikan’ profesi yang pernah dianggap menjanjikan yakni prompt engineer. Pekerjaan ini sebelumnya sempat digadang-gadang sebagai karier masa depan di era AI, dengan gaji mencapai US$200.000 per tahun (sekitar Rp275 juta per bulan).
Namun, kini profesi tersebut nyaris punah, seiring AI yang semakin pintar dan tidak lagi memerlukan prompt kompleks dari manusia untuk bekerja secara optimal. Banyak perusahaan memilih melatih karyawan internal agar bisa menggunakan AI dengan efisien, daripada mempekerjakan spesialis prompt secara khusus.
Survei Microsoft terhadap 31 ribu pekerja dari 31 negara menunjukkan bahwa prompt engineering kini berada di posisi terbawah dalam daftar lowongan yang akan ditambahkan perusahaan dalam waktu dekat.
Platform pencari kerja Indeed juga melaporkan bahwa pencarian pekerjaan sebagai prompt engineer stagnan di angka 20–30 pencarian per sejuta, jauh menurun dibanding puncak minat pada awal 2023 yang sempat mencapai 144 pencarian per sejuta.
Menurut Hannah Calhoon, VP AI di Indeed, antusiasme masyarakat terhadap konsep prompt engineering tak sejalan dengan kebutuhan nyata di pasar kerja.
Meski demikian, profesi lain yang terkait langsung dengan pengembangan AI seperti AI trainer, data specialist, dan AI security specialist, masih terus diburu dan dibutuhkan perusahaan. @ffr