– “Di sini kerap terjadi saat ada warga meninggal dunia, terpaksa harus menangguhkan proses penguburannya karena area permakaman terendam banjir yang surutnya lama.”
VISI.NEWS – Hingga Sabtu (20/6) genangn air masih merendam ratusan permukiman, permakaman, dan puluhan hektare area persawahan pasca-guyuran hujan deras sejak Kamis (18/6) malam.
Bahkan, luapan air terus bertambah sehingga genangan air belum bisa surut. Banjir yang terjadi di empat kedusunan itu berada di wilayah Kecamatan Sukaresik, Desa Tanjungsari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Tidak hanya ratusan permukiman dan puluhan hektare persawahan yang terendam, TPU atau Tempat Pemakaman Umum pun kini ikut tergenangi. Permakaman umum yang terendam banjir dan berada di Kedusunan Cicalung.
Akibatnya, gundukan tanah permakaman tidak terlihat lagi. Genangan air berwarna cokelat menutupi area permakaman. Hanya beberapa nisan yang terlihat di sela-sela pepohonan yang kuyup membisu.
Salah seorang warga Kampung Cicalung, Desa Tanjungsari, Ginanjar (35) menyebutkan, banjir sudah rutin terjadi termasuk merendam permakaman. Namun, saat ini air sudah sedikit surut sehingga nisan di pekuburan sudah bisa terlihat.
Ada sekitar 500 makam yang berada di permakaman yang terendam banjir. Semuanya tergenangi dengan ketinggian bervariasi.
“Ada makam yang hanya tergenang, tapi ada juga yang sampai terendam sampai tak terlihat batu nisannya juga,” kata Ginanjar.
Dijelaskannya, jika terjadi hujan sangat lebat, seperti pada Kamis dini hari lalu, sudah bisa dipastikan terjadi banjir. Karena aliran sungai Citanduy jaraknya ke permakaman sangat dekat.
“Di sini kerap terjadi saat ada warga yang meninggal dunia, terpaksa harus menangguhkan proses penguburannya. Di samping area permakaman terendam banjir, juga surutnya lama. Otomatis proses pemakaman jenazah ditunda,” kata Ginanjar.
Seperti diketahui Desa Tanjungsari kembali direndam banjir. Bahkan banjir kali ini lebih tinggi dan arus air lebih deras dibandingkan banjir sebelumnya.
Dikabarkan saat itu meski tidak ada korban jiwa, sedikitnya 500 permukiman di empat kedusunan di desa tersebut menjadi korban terendam banjir. Ketinggian air di dalam rumah sekitar 30 cm hingga 1,5 meter. @akr