Suasana Duka Masih Menyelimuti Keluarga Almarhum H Usep Romli HM

Editor Suasana duka terlihat masih menyelimuti keluarga dan kerabat serta handai tolan yang melayat./visi.news/zaahwan aries
Silahkan bagikan

– “Setelah saya beri air minum, ia langsung terlihat tertidur pulas. Eh gak taunya ketika diperiksa oleh petugas, ternyata ia sudah meninggal,” kata Ai.

VISI.NEWS – Suasana duka masih menyelimuti keluarga maupun kerabat dan handai tolan menyusul meninggalnya salah seorang wartawan dan sastarawan senior Sunda, H Usep Romli HM yang juga dikenal sebagai budayawan Suda kahot.

Usep Romli meninggal dunia di Rumah Sakit Al Yamin, Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat Rabu (8/7) sekitar pukul 09.30 WIB. Sebelumnya almarhum sempat mendapatkan perawatan selama semalam karena sakit.

Isteri alm Usep Romli, Hj Ai, menyebutkan pada Selasa (7/7) malam sekitar pukul 21.30, almarhum dibawa ke Klinik Al-Yamin Limbangan karena tiba-tiba mengalami sesak napas dan gula darahnya tinggi. Setelah dibantu dengan oksigen, ia pun merasa lebih enak dan nyaman sehingga bisa beristirahat dan tertidur.

“Namun tadi pagi sekitar pukul 09.00 , almarhum kembali mengeluhkan sesak napasnya kembali. Pihak Klinik Al Yamin pun kemudian memutuskan untuk merujuknya ke Rumah Sakit Al-Islam Bandung,” ujar Hj Ai saat ditemui di rumah duka di Kampung Kiaralawang, Desa Majasari, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut.

Pihak Klinik Al Yamin pun, tutur Hj Ai, kemudian berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Al Islam terkait rencana dirujuknya almarhum. Namun ternyata dari informasi pihak Rumah Sakit Al Islam diketahui bahwa saat itu di sana tidak ada tempat yang kosong dan sekitar pukul 09.30, almarhum meninggal.

Hj Ai menceritakan, sebelum meninggal, almarhum suaminya itu sempat menyampaikan kekhawatirannya kalau-kalau saat itulah dirinya akan meninggal. Sedangkan diakuinya, ia sampai saat ini belum mempunyai bekal yang akan dibawanya ke alam baqa.

Baca Juga :  Vasanta Group Perkenalkan Shila at Sawangan, Hunian Premium untuk Pelanggan dan Investor Properti

Mendengar perkataan sang suami, Hj Ai pun sempat menegurnya dan berusaha menenangkannya. Setelah itu, almarhum pun sempat minta diberi air minum dan ketika itulah almarhum terlihat langsung tertidur pulas.

“Setelah saya beri air minum, ia langsung terlihat tertidur pulas. Eh gak taunya ketika diperiksa oleh petugas, ternyata ia sudah meninggal,” kata Ai sambil mengusap air mata yang membasahi pipinya.

Selain menderita penyakit gula darah, menurut Hj Ai, almarhum juga mengidap penyakit prostat, dan itu sudah dialaminya sejak dua tahun lalu. Namun demikian, almarhum masih tetap beraktivitas, terutama menulis carpon. Almarhum meninggal pada usia ke-71.

H Usep Romli lahir di Garut pada 16 April 1949. Sebelum menjadi wartawan, almarhum merupakan seorang pegawai negeri sipil (PNS) dan sempat menjadi guru SD di Kadungora. Namun meskipun telah menjadi PNS, hasratnya untuk menulis tak bisa dibendung sehingga ia pun pernah menjadi koresponden Mingguan Fusi (1972), Giwangkara (1972-1976), surat kabar Pelita (1977-1979), dan surat kabar Sipatahunan (1979-1980).

Saat hendak dipindahkan ke kantor P dan K Bandung (kini Dinas Pendidikan), Usep Romli memilih keluar sebagai PNS dan bekerja penuh sebagai wartawan di Pikiran Rakyat (PR), sampai pensiun. Almarhum juga dikenal fasih berbahasa Arab sehingga selama menjadi wartawan PR, almarhum sering ditugaskan ke luar negeri termasuk daerah konflik seperti Afghanistan, untuk membuat laporan tentang perlawanan kaum mujahidin melawan pendudukan Soviet-Rusia.

Tak hanya itu, almarhum Usep Romli juga pernah ditugaskan di daerah konflik lainnya seperti Palestina dan Bosnia.

Meski sudah pensiun dari PR, almarhum tetap aktif menulis di sejumlah media. Ia juga kerap diundang untuk menjadi pemateri, baik dalam kegiatan yang menyangkut dunia kewartawanan ataupun dalam acara-acara budaya.

Baca Juga :  Gandeng Polresta Tasikmalaya, Kemenparekraf dan Komisi X Salurkan Bantuan kepada Pelaku Ekonomi Kreatif

Kemampuannya menulis sudah terlihat sejak ia masih duduk di Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Karya-karyanya berupa sajak dan cerita pendek dalam bahasa Sunda sudah sering dimuat di berbagi media, seperti di majalah Kalawarta Kudjang, Mangle, Hanjuang, Giwangkara, dan Galura.

Bahkan tak sedikit juga yang sudah dibukukan. Ia pun banyak menulis buku bacaan anak-anak, baik dalam bahasa Sunda maupun bahasa Indonesia.@zhr

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Prakiraan Cuaca Kota Bandung dan Sekitarnya, Kamis (9 Juli)

Rab Jul 8 , 2020
Silahkan bagikanVISI.NEWS – Prakiraan cuaca hari Kamis, 9 Juli 2020 yang disampaikan BMKG melalui bmkg.go.id untuk wilayah Kota Bandung dan sekitarnya. Bandung Pagi hari: Secara umum cerah berawan Siang hari: Secara umum hujan ringan Malam hari: Secara umum berawan Dini hari: Secara umum cerah berawan Suhu udara : 20 – […]