VISI.NEWS | BANDUNG – Hasil survei terbaru yang dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, mengalami kenaikan di Jawa Timur. Survei yang sama juga memetakan elektabilitas tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) peserta Pemilu 2024 di provinsi tersebut.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada 16-28 Desember 2023, elektabilitas Ganjar-Mahfud naik menjadi 26,6 persen, meningkat 3,2 persen dari survei sebelumnya pada Oktober 2023 yang hanya 23,4 persen. Sementara itu, elektabilitas pasangan nomor urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), turun menjadi 16,2 persen, menurun 2,1 persen dari survei sebelumnya yang 18,3 persen. Pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, masih memimpin dengan elektabilitas 46,7 persen, meski turun 1,5 persen dari survei sebelumnya yang 48,2 persen.
Menurut Direktur Eksekutif LSI Denny JA, Djayadi Hanan, kenaikan elektabilitas Ganjar-Mahfud di Jawa Timur disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kinerja Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah yang dinilai baik oleh masyarakat, dukungan dari partai-partai besar seperti PDIP, dan PPP, serta strategi kampanye yang kreatif dan menyentuh hati rakyat. “Ganjar-Mahfud berhasil menarik simpati masyarakat Jawa Timur dengan cara yang berbeda dari pasangan lain. Mereka tidak hanya mengandalkan iklan atau orasi, tetapi juga blusukan, dialog, dan sosialisasi program-program yang pro-rakyat dan pro-keadilan. Mereka juga menunjukkan sikap yang santun, rendah hati, dan bersahaja, yang sesuai dengan karakter masyarakat Jawa Timur,” kata Djayadi dalam konferensi pers daring, Jumat (5/1/2024).
Djayadi juga mengatakan bahwa survei ini menunjukkan bahwa pilpres di Jawa Timur kemungkinan akan berlangsung dua putaran, karena tidak ada satu pun pasangan yang mencapai 50 persen lebih satu suara. Ia mengatakan bahwa hal ini dipengaruhi oleh jumlah responden yang belum menentukan pilihan atau tidak menjawab, yang mencapai 10,4 persen. “Jika responden yang belum menentukan pilihan atau tidak menjawab ini terdistribusi secara proporsional, maka tidak ada satu pun pasangan yang bisa menang di putaran pertama. Namun, jika responden ini cenderung memilih salah satu pasangan, maka bisa saja ada pasangan yang menang di putaran pertama. Oleh karena itu, dinamika elektabilitas di Jawa Timur masih cukup terbuka dan bisa berubah-ubah,” ujar Djayadi.
Survei LSI Denny JA ini melibatkan 8.800 responden yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling dengan perincian 800 orang di setiap daerah pemilihan (dapil) DPR RI di Jawa Timur. Dengan metode wawancara tatap muka, survei memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sebesar +-1,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Budi Kristianto seorang pedagang di Pasar Atom, Surabaya mengaku mendukung Ganjar-Mahfud karena merasa cocok dengan visi dan misi mereka, terutama dalam bidang ekonomi dan kesehatan. “Saya suka dengan program-program yang ditawarkan oleh Ganjar-Mahfud, seperti bantuan modal usaha, kredit murah, jaminan kesehatan, dan vaksinasi gratis. Saya juga senang melihat mereka blusukan ke pasar-pasar dan berbaur dengan pedagang seperti saya. Mereka tidak sombong dan mau mendengarkan keluhan kami,” kata Budi, Jumat (5/1/2024).
Namun, tidak semua responden setuju dengan pilihan Budi. Masriah, seorang ibu rumah tangga di Malang, mengatakan bahwa ia lebih memilih Prabowo-Gibran karena merasa yakin dengan kapasitas dan pengalaman mereka. Ia mengatakan bahwa Prabowo-Gibran adalah pasangan yang paling layak dan paling mampu memimpin Indonesia di masa depan. “Saya percaya dengan Prabowo-Gibran, karena mereka punya latar belakang yang kuat dan beragam. Prabowo adalah tokoh militer dan nasionalis yang berani dan tegas, sedangkan Gibran adalah pengusaha muda dan inovatif yang kreatif dan visioner. Mereka bisa membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan sejahtera,” kata Masriah, Jumat (5/1/2024).
@ani