VISI.NEWS | MEDAN – Jalan-jalan ke Kota Medan, Sumatera Utara, akan terasa tidak lengkap kalau tidak mampir ke salah satu spot makanan favorit ini, Ucok Durian. Terletak di Jalan KH Wahid Hasyim No. 68, Babura, Kecamatan Medan Baru. Tempat ini terutama kalau malam hari sangat ramai pengunjung, sehingga untuk parkir kendaraan pun sangat sulit.
“Semakin malam, pengunjung di sini semakin padat, nyari tempat parkir susah, masuk ke dalam nyari tempat duduk juga susah,” ungkap Dokter Muhammad Ridho, dokter dari Bandung yang sedang mengambil Spesialisasi Dermatologi, Veneorologi dan Estetika (SpDVE) di USU Medan yang mengajak kami keluyuran disela-sela acara HPN Pebruari 2023 lalu.

Pengunjung disini bukan hanya warga kota ini namun banyak juga pejabat, kalangan artos, maupun wisatawan dari luar negeri yang sedang mengunjungi Kota Medan sengaja menyempatkan diri datang kesini menikmati durian khas Medan.
Wajar kalau pengunjung senang datang ke sini, karena begitu duduk, langsung dilayani. Biasanya kita diberi contoh jenis daging durian yang sudah dikupas rasa benar-benar manis atau ada rasa pahitnya (rasa pahit manis – khas durian Medan), sepiring ketan dibalut daun (seperti ulen kalau di Bandung), dan sate kerang.
Harga pada Pebruari 2023 lalu beragam mulai Rp. 60.000 untuk satu buah durian yang siap saji. Pengunjung bisa milih-milih sekaligus mencicipi dulu daging buah durian yang akan dipesan. Pemilik, Ucok biasanya terjun langsung disini mengupas durian-durian yang ingin dicoba rasanya atau langsung dipilih oleh pengunjung.
Untuk pengunjung dari luar Kota Medan juga bisa memesan durian ini. Pesanan biasanya bisa diantar ke hotel tempat kita menginap dan sebelum kita check out dari hotel pesanan sudah datang. Di pesawat kita bisa menaruhnya di bagasi sampai tempat tujuan.

Siapa Pemilik Ucok Durian?
Pemilik Ucok Durian bernama Zainal Abidin Chaniago, atau akrab disapa Ucok. Di balik kesuksesan kedai duriannya, ternyata ada perjuangan panjang Ucok dalam membangun dan merintis usaha kedai duriannya itu.
Ia memulai bisnis sejak tahun 1980-an. Ucok menempuh jalan berliku dalam membesarkan kedai duriannya hingga bisa terkenal seperti sekarang.
Namun, berkat kegigihannya, pria paruh baya itu kini berhasil mengembangkan usaha kedai duriannya hingga menghasilkan omzet ratusan juta rupiah dalam sehari. Bahkan tanpa Ia sadari, kedai durian miliknya pun kini telah menjadi ikon pariwisata Kota Medan.
Ucok lahir dari keluarga yang ekonominya pas-pasan. Ayahnya hanya bekerja sebagai penarik becak, sementara sang ibu merupakan buruh cuci. Ia hidup bersama lima orang adiknya. Karena keterbatasan ekonomi itu lah, Ia terpaksa harus putus sekolah sejak usia 14 tahun. Pendidikannya pun hanya tamatan Sekolah Menegah Pertama (SMP).
Sejak saat itu, Ucok terpaksa harus mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya. Di usianya yang masih remaja, Ia akhirnya bekerja sebagai buruh angkut durian. Tepatnya di awal tahun 1980, Ia membantu para penjual durian di sepanjang Jalan Iskandar Muda, Kota Medan.
Tak hanya membantu mengangkut dagangan, Ucok aktif belajar dan mencari tahu seluk-beluk durian. Ia sering diajak para pedagang untuk berkeliling ke daerah sentra durian, untuk mencari pasokan durian. Dari situ lah Ucok tertarik untuk membuka usaha duriannya sendiri. Apalagi Ia melihat keuntungan besar dari hasil berdagang durian.
Setelah bertahun-tahun menjadi buruh angkut durian, akhirnya ucok nekat untuk membuka usaha duriannya sendiri. Bermodal uang Rp. 1,75 juta dan berbekal pengalaman, Ia membuka lapak duriannya sendiri. Awalnya modal itu Ia pakai untuk membeli setengah mobil bak durian yang Ia jajakan di pinggir jalan.
Dari sekedar mangkal di pinggir jalan, pelan-pelan akhirnya Ucok bisa membuka lapak kaki limanya di warung tenda sederhana. Usaha durian itu Ia tekuni selama 25 tahun. Mengaku alami jatuh bangun, Ucok terus mencari ilmu soal durian. Ia rajin menyambangi petani durian di berbagai tempat, seperti ke Aceh, Sumatra Barat dan hampir seluruh Pulau Sumatra.
Kegigihannya itu pun membuahkan jaringan bisnis, koneksinya ke petani durian semakin luas. Banyak petani yang kemudian menjual duriannya ke kedai milik Ucok. Alhasil, stok durian di kedai milik Ucok selalu tersedia sepanjang tahun, kualitasnya pun sangat bagus. Akhirnya usaha kedai durian miliknya semakin lama semakin besar dan semakin banyak dikenal orang hingga seperti sekarang.
Berkat kegigihan Ucok dalam membangun usahanya, kini kedai durian miliknya menjadi yang paling favorit di Kota Medan. Namun, usahanya untuk menarik minat dan memanjakan para pelanggannya pun tak berhenti sampai di situ. Ia terus melakukan inovasi agar para pelanggan betah untuk mampir ke kedainya.
@aep s abdullah/berbagai sumber