Search
Close this search box.

VISITIZEN | Pembangunan Pasar Baleendah Tanpa Drainase, Hujan Datang Airnya ‘Naneum’

Pasar Baleendah, Kabupaten Bandung, sering dibangun tapi tetep becek dan kotor. /visi.news/jaenudin

Bagikan :

DALAM sebulan, enam kali mengantar istri untuk berbelanja keperluan dapur di Pasar Baleendah. Seingat penulis, kawasan yang dibangun pasar, dulunya adalah hamparan sawah yang cukup luas, disebut Cimanuk. tempat penulis melakukan aktivitas “ngurek” (menangkap belut), bagi yang seusia penulis, dan tinggal di pedesaan, istilah ngurek, ngukuy, neger, dan sejenis sudah tak asing lagi. Kawasan Cimanuk, sebelum dijadikan pasar adalah sawah milik warga masyakarat disekitar Kp. Cigado (Mulyasari) Cikarees (Mekarsari) dan Baleendah.

Ketika Bupati Bandung dijabat oleh Lili Soemantri, pesawahan sekitar Cimanuk, dirubah untuk dijadikan lahan pembangunan berupa tempat wisata dan bungalow, dan pesawahan sekitar Cimanuk di buldozer. Sampai akhir masa jabatan, pembangunan bungalow atau tempat wisata, tidak terelealisasi dan akhirnya tanah kawasan Cimanuk dibiarkan menjadi kolam yang cukup luas dan tempat penulis menjala ikan sejak SMP sampai sekolah di SMA.

Akhirnya kolam tesebut dijadikan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dari Kota Bandung, kemudian direncanakan akan didirikan Rumah Sakit Veteran, akhirnya menjadi Pasar Baleendah, sampai saat ini. Pembangunan kios pasar terus ditingkatkan, sayangnya tidak diimbangi dengan pembuatan saluran air (drainase). Jangankan musim penghujan, kemarau pun air selalu muncul terutama pinggir jalan sebelah selatan. Saat ini sudah memasuki musim penghujan, jalanan dari arah selatan tergenang air, dan airnya tidak pernah surut, karena tidak ada saluran air yang memadai. Sisi lain, keadaan di pasar Baleendah, sampah yang tidak terangkut, sehingga jika melewati pasar, baunya cukup menyengat. Sebelah timur pasar Baleendah, terdapat terminal/ stasiun angkot namun sampai saat ini pemanfaatannya tidak maksimal.

Ketika berdialog dengan salah seorang pedagang daging H. Ayi, menyampaikan bahwa kondisi saat ini dilingkungan pasar Baleendah khususnya sebelah Selatan, jalan utama dengan tidak maksimalnya drainase sangat mengganggu, jika musim penghujan, jalan utama tergenang dan ‘naneum’ atau airnya tidak surut, karena pembangunan terus dilakukan, namun drainase tidak diperhatikan, dia berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung khususnya dinas terkait, agar melakukan pengontrolan dan pengawasan ke Pasar Baleendah untuk mengetahui secara langsung keadaan dan kondisi di Pasar Baleendah. Harapan pengunjung dan pedagang tentunya suasana pasar nyaman, genah tumaninah.

(H. Jaenudin, S.Sos, penulis pemerhati kepolisian, sosial dan budaya, tinggal di Baleendah)

Baca Berita Menarik Lainnya :