Search
Close this search box.

12 Jurnalis Terpilih untuk Meliput COP30 di Belém, Brasil

Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP30) di Belém, Brasil, pada 10-21 November 2025. /visi.news/ist

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Earth Journalism Network (EJN), sebuah proyek dari Internews, bersama dengan Stanley Center for Peace and Security, mengumumkan 12 jurnalis yang telah terpilih untuk mendapatkan beasiswa dalam program Climate Change Media Partnership (CCMP) guna meliput Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP30) di Belém, Brasil, pada 10-21 November 2025. Para penerima beasiswa ini berasal dari negara-negara berkembang yang akan melaporkan perkembangan penting terkait aksi iklim global.

Di antara jurnalis yang terpilih, terdapat Adinda Ramadhaning Kusumo dari Indonesia (KompasTV), Adrielle Farias da Cruz dari Brasil (Terra), serta Ananiya Alick Ponje dari Malawi (The Times Group). Beberapa negara lain yang juga diwakili termasuk India, Meksiko, Filipina, Mongolia, Bangladesh, Malaysia, Nigeria, dan lebih banyak lagi. Salah satu jurnalis memilih untuk tidak diungkapkan identitasnya demi alasan keamanan.

Daftar Jurnalis yang Terpilih untuk Meliput COP30:

  1. Adinda Ramadhaning Kusumo – Indonesia (KompasTV)
  2. Adrielle Farias da Cruz – Brasil (Terra)
  3. Ananiya Alick Ponje – Malawi (The Times Group)
  4. Cheena Kapoor – India (Scroll)
  5. Itzel Elizabeth Gomez Gurrola – Meksiko (Canal Once)
  6. Anton L. Delgado – Filipina (The Associated Press)
  7. Khaliumaa Erdenebat – Mongolia (Tenger TV)
  8. Md Masum Billah – Bangladesh (The Business Standard)
  9. Raphael Vincent Luna Bosano – Filipina (ABS-CBN News)
  10. Samantha Ho Yuet Ching – Malaysia (Eco-Business)
  11. Yekini Olubunmi Adama Khafayat – Nigeria (Radio Nigeria/Radio Now)
  12. UndisclosedAlasan keamanan (Jurnalis dari wilayah sensitif)

COP30 ini akan digelar pada peringatan 10 tahun perjanjian Paris, yang bertujuan membatasi pemanasan global hingga 1,5°C. Tahun lalu, suhu global melampaui batas tersebut, dan para ilmuwan memperingatkan bahwa hanya ada dua tahun lagi untuk kembali ke jalur yang benar agar dapat menghindari dampak perubahan iklim yang lebih parah, terutama bagi negara-negara berkembang yang paling terdampak.

Baca Juga :  Nusantara Infrastructure Tunjuk Dua Direktur Baru

Proses seleksi beasiswa ini menarik lebih dari 480 pelamar dari seluruh dunia, dengan jurnalis yang terpilih akan menghadiri COP30 untuk pertama kalinya. Mereka akan mengikuti berbagai kegiatan orientasi, pengarahan harian, serta wawancara dengan pejabat tinggi dan acara jejaring yang diselenggarakan oleh Stanley Center dan EJN untuk mendukung peliputan berkualitas terkait COP30.

Devon Terrill, Senior Program Officer untuk Jurnalisme dan Media di Stanley Center, mengatakan, “COP kali ini sangat penting mengingat banyaknya kemajuan yang diperlukan untuk membatasi pemanasan global hingga mendekati 1,5°C. Adalah vital bagi jurnalis dari negara-negara yang paling terpengaruh oleh kelalaian aksi iklim untuk menyoroti keputusan yang diambil di COP30 dan membantu audiens mereka memahami dampaknya.”

Lokasi COP30 di Belém, yang terletak di sepanjang Sungai Amazon, bertujuan untuk menarik perhatian lebih besar pada isu-isu seperti hutan, kemiskinan, keanekaragaman hayati, dan hak-hak masyarakat adat. Para peserta konferensi juga akan membahas kontribusi yang telah ditentukan secara nasional (NDC) untuk komitmen 2035, serta finalisasi keputusan penting di berbagai bidang seperti Adaptasi, Transisi yang Adil, dan implementasi rekomendasi dari Global Stocktake.

James Fahn, Direktur Eksekutif EJN, menambahkan, “COP30 datang di tengah ketidakpastian geopolitik dan keuangan, baik untuk negara-negara, organisasi, maupun media yang berusaha untuk melaporkan perubahan iklim. Oleh karena itu, mendukung jurnalis dari negara-negara ini untuk meliput konferensi ini sangat penting untuk memastikan informasi yang relevan dan akurat sampai ke audiens mereka.”

Beasiswa ini memungkinkan jurnalis dari negara-negara berkembang yang paling terdampak perubahan iklim untuk melaporkan langsung dari lokasi pertemuan, menyajikan perspektif lokal yang lebih dalam daripada hanya mengandalkan laporan dari layanan berita internasional. Para jurnalis ini akan memberikan konteks lokal terhadap negosiasi internasional dan menghubungkannya dengan pengalaman nyata masyarakat yang sedang berjuang menghadapi dampak perubahan iklim.

Baca Juga :  Timnas U17 Indonesia Masih Berpeluang Lolos Lewat Jalur Peringkat 3 Terbaik

Selain itu, para peserta beasiswa akan mendapatkan dukungan dari pelatih jurnalis iklim berpengalaman, yang juga akan hadir di Belém untuk memberikan panduan dan bantuan selama konferensi. Para pelatih tersebut meliputi Joydeep Gupta dari India, Fermín Koop dari Argentina, dan Imelda Abaño dari Filipina.

Dengan lebih dari 500 jurnalis yang telah didukung oleh CCMP dalam 17 tahun terakhir, program ini berperan penting dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman global tentang perubahan iklim, serta dampaknya terhadap negara-negara yang paling rentan. Tahun ini, COP30 memberikan peluang penting bagi jurnalis dari negara-negara berkembang untuk memastikan suara mereka didengar dalam percakapan global mengenai perubahan iklim.

Pada akhir COP30, diharapkan jurnalis yang telah terpilih ini tidak hanya akan membawa pulang laporan yang mendalam, tetapi juga akan memberikan pelajaran bagi negara-negara dan masyarakat mereka sendiri tentang bagaimana mengatasi tantangan perubahan iklim yang terus berkembang.

@uli

Baca Berita Menarik Lainnya :