VISI.NEWS – Sosok Hj. Kurnia Agustina Dadang Naser tidak sedikit yang menganggap hanya penerus kekuasaan dan tidak dibekali kemampuan yang memadai. Sosoknya sebagai perempuan dalam kontestasi Pilkada Kab. Bandung yang dicalonkan memimpin hampir 4 juta warga di Kabupaten Bandung juga dianggap tidak layak sebagian warga terutama lawan politiknya.
Lalu bagaimana tanggapan orang-orang terdekatnya?
“Teh Nia itu orangnya sangat detail dan bisa mendengar. Selain itu, wawasannya sangat luas, jadi saya melihat untuk perubahan Kabupaten Bandung yang lebih baik, figur Teh Nia sangat mumpuni. Mangkanya saya mendukung Teh Nia jadi Bupati Bandung untuk lima tahun ke depan,” ungkap politisi asal Kabupaten Bandung H. Dadang Rusdiana kepada VISI.NEWS, belum lama ini.
Darus, sapaan akrab Dadang Rusdiana mengatakan, kalau ia membandingkan dengan figur-figur yang muncul dalam kontestasi Pilkada Serentak 2020 ini, ia sudah sangat mengenal baik calon bupatinya maupun calon wakil bupatinya. “Saya ini kan sudah lama berkecimpung dalam politik di Kabupaten Bandung, jadi sudah mengenal para calon yang ikut dalam Pilkada ini. Ketika figur-figur yang muncul yang ikut dalam kontestasi ini, maka saya lebih memilih Teh Nia,” ungkapnya.
Lebih jauh Darus mengatakan, kepiawaian Teh Nia dalam memenej dan mengorganisasikan kegiatan sudah terlihat sejak remaja saat dengan dirinya di KNPI Kab. Bandung. “Figur Teh Nia itu sudah menonjol sebetulnya sejak ia jadi bendahara di KNPI Kab. Bandung, cuma ia orangnya rendah hati, jadi tidak terlal menonjolkan diri, tapi suportnya pada organisasi sangat baik,” ungkapnya.
Dengan lamanya berkecimping dalam pemerintahan di Kabupaten Bandung, Darus meyakini sekali, sosok Teh Nia sangat mampu untuk memimpin Kabupaten Bandung menjadi jauh lebih baik lagi. “Teh Nia pasti sudah sangat tahu permasalahan yang dihadapi Kabupaten Bandung, dan bagaimana mengatasinya bila ia punya kewenangan penuh. Beda kan posisi sebagai istri seorang bupati, dengan bupati langsung, ia punya kewenangan penuh. Kan pastinya masyarakat juga ingin perubahan itu yang lebih baik, bukan jadi tidak baik,” katanya.
Cerdas dan Baik
Sementara dimata sang ayah mantan Bupati Bandung H. Obar Sobarna, Teh Nia itu anak yang cerdas, solehah dan lebih baik darinya. “Nia cerdas dan anaknya sangat baik. Kalau mendampingi Dadang ke luar negeri, ia yang menjadi guidenya karena kemampuan bahasa Inggris dan Prancis yang dimilikinya,” ungkapnya di sela-sela resepsi pernikahan putri dari Ketua YPPGMI Ciparay Asep Ikhan di Gedung Bikasoga, Buahbatu, Bandung, akhir pekan lalu.
Nia kata sang ayah, juga lebih perhatian dibandingkan dengan dirinya. Selain bisa menjadi pendengar yang baik, Nia juga bisa memahami persoalan yang disampaikan secara utuh, dan lebih perhatian. “Mun saya mah pan saya galakna, kadang sok nyarekan. Nia mah tidak, lebih telaten orangnya, lebih sabar dan berusaha untuk memahami setiap persoalan yang disampaikan dengan cara yang baik,” ungkapnya.
Menurutnya, selama dua puluh tahun berkecimpung dalam pemerintahan menjadikan ia percaya anaknya itu punya kemampuan untuk mengendalikan pemerintah Kabupaten Bandung menjadi lebih baik lagi. “Semula, sungguh, saya menolak Nia didorong maju sebagai Calon Bupati Bandung. Saya tidak bohong, sungguh saya tidak mengizinkannya juga. Namun melihat dorongan dari masyarakat, dan setelah mendengarkan alasan-alasan mendorong Nia untuk menjadi Calon Bupati Bandung, akhirnya saya memahami juga, kalau Nia akhirnya harus maju melanjutkan pembangunan di Kabupaten Bandung,” katanya.
Isu mengenai gender, juga diungkapkan olehnya. Menurut politisi yang paling banyak diperhitungkan oleh lawan politiknya ini, masalah gender dalam kepemimpinan Islam sudah dibahas dengan mengumpulkan para ulama dan mendengar langsung tanggapan dari anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Luthfi bin Yahya yang sering jadi rujukannya. “Memang ada ulama yang tidak sepakat dengan kepemimpinan perempuan, namun lebih banyak juga yang sepakat kalau punya kemampuan yang memadai. Setelah mendapat masukan-masukan ini, akhirnya saya semakin yakin mendorong Nia untuk maju, meneruskan pembangunan di Kabupaten Bandung,” ungkapnya seraya menyebutkan kedekatannya dengan Habib Luthfi bin Yahya, ulama dari Pekalongan itu sudah 20 tahun lebih, sehingga ia tidak ragu dengan saran dan pandangannya.@mpa/asa