VISI.NEWS | BANDUNG – Dark mode atau mode gelap kini menjadi fitur standar hampir di semua smartphone modern. Banyak orang memilih mode ini karena tampilannya yang lebih redup dianggap nyaman di mata, apalagi saat digunakan di malam hari. Selain itu, dark mode juga sering dipercaya bisa mengurangi paparan cahaya biru yang berpotensi merusak mata. Namun, benarkah demikian?
Dilansir All About Vision, meskipun dark mode terasa lebih nyaman secara visual, kenyataannya mode ini belum tentu lebih baik bagi kesehatan mata. Saat menatap layar gelap, pupil mata akan melebar untuk menangkap lebih banyak cahaya. Namun, kondisi pupil yang membesar justru membuat penglihatan menjadi kurang tajam.
Fenomena ini mirip dengan prinsip lensa kamera: semakin kecil bukaan, gambar akan lebih tajam, sebaliknya, semakin besar bukaan, fokus akan lebih dangkal. Akibatnya, pada beberapa orang, membaca teks putih di atas latar hitam justru terasa kurang jelas dan melelahkan.
Efek ini lebih terasa bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan seperti rabun jauh (miopia) atau mata silinder (astigmatisme). Mereka sering mengalami halation, yaitu efek cahaya pada huruf yang tampak melebar atau berbayang sehingga teks putih terlihat meleber di latar hitam. Membaca pun jadi lebih sulit, apalagi jika ukuran huruf kecil atau kontras terlalu tinggi.
Karena itu, sebagian orang dengan masalah penglihatan justru lebih nyaman menggunakan mode terang yang diredupkan atau mengaktifkan filter cahaya biru dibanding dark mode.
Pada akhirnya, pilihan mode layar hanya bagian kecil dari upaya menjaga kesehatan mata. Pemeriksaan rutin ke dokter mata, penggunaan kacamata dengan lapisan antirefleksi, serta pengaturan pencahayaan layar yang sesuai tetap menjadi kunci utama menjaga kesehatan penglihatan di era digital. @ffr