VISI.NEWS – Pandemi Covid – 19 yang berkepanjangan sampai saat ini, tidak menimbulkan masalah serius dan ancaman di sektor pertanian dan peternakan di Indonesia.
Selama masa pandemi, produksi dan budidaya di sektor pertanian dan peternakan tetap berjalan, meskipun terkendala akibat menurunnya permintaan pasar.
Pengamatan terhadap kondisi pertanian dan peternakan di Indonesia tersebut, diungkapkan Prof.Sutrisno Hadi Purnomo, PhD, guru besar bidang ilmu sosial ekonomi peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (FP – UNS), dalam jumpa pers di UNS Inn kampus UNS Kentingan, Kamis (12/8/2021).

Prof. Sutrisno merupakan salah seorang di antara 5 guru besar baru yang akan dikukuhkan bertepatan dengan hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan RI ke-76, pada Senin (16/8/2021) mendatang.
“Kondisi budidaya pertanian dan peternakan di Indonesia pada umumnya, selama masa pandemi tidak ada masalah yang mengancam ketahanan pangan. Para petani dan peternak terus berproduksi. Namun di sisi demand ada masalah dengan menurunnya permintaan pasar,” ujarnya menanggapi pertanyaan VISI.NEWS.
Akibat penurunan permintaan pasar tersebut, sambung guru besar dan dosen FP-UNS itu, pada masa-masa awal pandemi daging ayam sempat dijual murah. Bahkan di beberapa daerah dikabarkan banyak ternak ayam dilepas peternaknya disebabkan tidak mampu membeli pakan ternak.
“Turunnya demand yang berdampak penurunan produksi, berakibat para petani dan produsen mengalami kerugian dan tidak mendapatkan hasil penjualan yang baik,” jelasnya.
Dalam pengukuhan guru besar secara daring dan luring dalam sidang senat akademik terbuka di Auditorium GPH Haryo Mataram nanti, Prof. Sutrisno Hadi Purnomo, PhD, akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Kajian Integrasi Tanaman dengan Ternak Untuk Ketahanan Pangan di Indonesia.”
Guru besar lain yang akan dikukuhkan bersama Prof. Sutrisno, yaitu Prof. Dr. Triyanto sebagai guru besar bidang ilmu pendidikan kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS. Di antara kelima guru besar yang dikukuhkan, Prof. Triyanto merupakan guru besar termuda yang baru berusia 38 tahun, akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Kesadaran Hukum Bagi Warga Negara”.
Guru besar baru lainnya juga dari FP-UNS, yakni Prof. Dr. Ir. Mohamad Harisudin, merupakan guru besar bidang ilmu manajemen strategi agribisnis, akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Manajemen Ketahanan Pangan Nabi Yusuf As; Perspektif Manajemen Strategi dan Alternatif Solusi Bagi Indonesia”.
Berikutnya, Prof. Dr. Budi Kristiawan dari Fakultas Teknik (FT) UNS, dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu teknik mesin, akan menyampaikan pidato pengukuhan berjudul
“Pengembangan dan Wawasan Masa Depan (Future Insights) Fluida Nano untuk Peningkatan Transfer Kalor dalam Sistem Thermal.”
Sedangkan Prof. Dr. Fitria Rahmawati yang merupakan guru besar bidang ilmu kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS, Prof. Dr. Fitria Rahmawati S.Si.,M.Si ini adalah guru besar ke-18 FMIPA akan menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Sumber Daya Mineral Penopang Inovasi Konversi Energi Berbasis Elektrokimia.”
Ketua Senat Akademik UNS, Prof. Dr. Adi Sulistiyono, menyebut bertambahnya 5 orang guru besar tahun 2021 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia ini, sebagai “kado” istimewa bagi UNS.
“Terlebih lagi, di antara kelima guru besar Prof. Dr. Triyanto merupakan guru besar termuda di UNS. Prof. Triyanto merupakan dosen Prodi PPKn FKIP UNS kelahiran Sukoharjo, 8 April 1983,” katanya.@tok