Search
Close this search box.

H. Kusnadi, “Masyarakat Bandung Raya Harus Mandiri untuk Mengelola Sampah”

H. Kusnadi. /visi.news/eko aripyanto

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Sampah menjadi momok tidak berujung bagi masyakat di perkotaan maupun perkampungan, lautan sampah bahkan sempat terjadi di Bandung Raya, seperti halnya di TPA Leuwigajah, Kota Cimahi dan TPA Sarimukti yang kini sudah dinilai melebihi kapasitas.

Anggota DPRD Jabar, Haji Kusnadi mengatakan, isu yang berkembang, salah satu TPA tersebut akan segera dihentikan operasinya, hal ini kemudian memberikan daftar panjang masalah sampah yang belum ada solusi tepat menuju bebas sampah.

“Masyarakat di Bandung Raya, harus bergerak secara mandiri untuk mengelola sampah juga menumbuhkan ketahanan pangan dan menjadi salah satu sumber penghasilan nantinya,” katanya, Jumat (7/1/2022).

Budidaya maggot misalnya, aktivitas ini terlihat disekitar warga Cimahi, dimana sebanyak 354 keluarga yang sampahnya diolah dan mencapai kurang lebih 12 ton sampah per bulan, sehingga aktivitas warga Cimahi ini sangat membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah.

“Meski sudah mencapai 12 ton per bulan, warga kreatif di Cimahi itu sempat mengaku kekurangan pasokan sampah untuk kemudian dikelola, akhirnya sampah organik di Pasar Atas pun dikelola warga,” ujar Kusnadi.

Kusnadi menjelaskan, belasan ton sampah tersebut, diolah guna menjadi pakan maggot, dan terus diolah hingga akhirnya menjadi pakan lele, sehingga menjadikan penghasilan bagi para pengelolanya juga masyarakat yang terlibat dalam aktivitas pengelolaan sampah tersebut.

“Sampah dipilah dan dikeringkan, setelah kering, sampah dipindahkan ke tempat maggot bersarang di sebuah tempat tertutup menggunakan insect net sebagai tempat lalat tentara hitam berkembang biak, bertelur dipisahkan dan berubah menjadi pupa ulat maggot,” jelasnya.

Ulat inilah yang nantinya akan dibuat menjadi pakan lele, ungkap Kusnadi, pakan pun berbeda, ada yang masih hidup atau sudah kering tergantung kebutuhan, dan saat ini hasil budidaya warga sudah dijual ke masyakat luas dan warga meraup keuntungan.

Baca Juga :  Stok Kelapa Parut Indonesia Menipis, Harga Melonjak Karena Permintaan Tinggi dari China

“Sebagian lagi untuk kebutuhan pakan kita, sebagian lagi kita jual sampai ke Jakarta, Banjaran, Lembang, Cimahi,” pungkasnya.@eko

Baca Berita Menarik Lainnya :