VISI.NEWS – Koalisi awal antara PAN dan PDIP yang dibangun oleh H. Irman Wargadinata (Ketua DPD PAN Kabupaten Bandung) dan Harjoko (Ketua DPC PDIP Kabupaten Bandung) sampai saat ini masih solid dan sinergis.
Hal tersebut ditegaskan oleh Irman selaku ketua DPD PAN Kabupaten Bandung. Menurut dia, isu keretakan yang terjadi antara PDIP dan PAN itu tidak ada. Bahkan sampai saat ini komunikasi dan koordinasi masih terjalin dengan baik.
“Hubungan kami sampai saat ini masih harmonis, komunikasi dan koordinasi masih terjadi dengan baik,” tegas Irman Kepada VISI.NEWS sebelum acara giat Silaturahmi Pengurus dengan Fraksi dan kader PAN dalam rangka HUT Ke-22 PAN, di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/8).
Menurut Irman lebih lanjut, dalam konteks pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung yakni Yena dan Atep, pihaknya belum mengetahui pasti, apakah Yena sudah mendapatkan SK dari DPP. Pasalnya, yang ia ketahui, baru Atep yang mendapat dan dikeluarkan SK-nya dari DPP pusat.
“Walaupun DPP Pusat sudah mengeluarkan SK buat Atep, masih ada tarik menarik,” jelasnya.
Menyikapi kondisi saat ini, Irman menambahkan, yang jelas PAN itu taat dan patuh terhadap keputusan DPP.
“Kita akan menjalani keputusan itu sesuai fungsi dan tugas dari pusat terkait pilkada ini,” ucapnya.
Perihal dirinya masuk penjaringan dan diusung PAN untuk menjadi Bakal Calon Bupati atau Wakil Bupati Bandung, menurut Irman, itu dikesampingkan dulu karena pilkada itu ketentuannya di tangan DPP.
“Kita sebatas mengeluarkan rekomendasi, DPP yang mengeluarkan SK-nya,” terangnya.
Jikalau hal ini menimbulkan persoalan di bawah, keputusannya tetap ada di DPP. Seperti tentang pergerakan kader PAN di bawah yang diduga pecah karena masalah ini.
“Secara kelembagaan tidak mungkin pecah.
Seperti yang tadi saya tegaskan koalisi ini awalnya dibangun dari awal oleh Harjoko dan Irman. Adapun terjadinya guncangan dari bawah, itu di kembalikan lagi kepada calon yang diusung,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia juga menegaskan kepada bakal calon (balon) yang diusung harus taat dan patuh kepada partai yang mengusungnya.
“Jangan sampai bacalon ini ketika mendapatkan kendaraan parpol yang mengusungnya, malah main sendiri. Di kami partai koalisi adalah PDIP dan PAN,” tegasnya.
Menurutnya, PAN ini dari awal sampai sekarang menunggu. Setelah keluar SK yang diterima oleh Atep pun pihaknya terus menunggu.
“Namun sampai saat ini, balon yang diusung ini tidak pernah datang untuk bersilaturahmi serta konsolidasi. Ini yang sangat kami sayangkan,” keluhnya.
Dulunya, lanjut Irman, Atep ini bukan kader apalagi pengurus PAN. Atep ini jadi kader setelah ada pengusungan dan mendapat SK, baru Atep ini jadi kader PAN itu pun bukan kader di wilayah Kabupaten Bandung.
“PAN di bawah solid. Namun faktor tersebut kembali lagi ke sikap dan perilaku calon bupati dan wakil bupati yang diusungnya . Apakah mau pake rumus menang? Kalau itu yang diinginkan ya harus komunikasi dan koordinasi. Karena yang bekerja itu kami sebagai mesin partai politik yang mengusung nya,” tegasnya.
Guna mencegah terjadinya perpecahan di bawah, tambah Irman, yang akan pertama kali dilakukan adalah menjaga infrastruktur partai.
“Karena ini perlu dibina dan dipelihara.
Kalau tidak dibina bagaimana nanti, jelas ini tidak akan berjalan,” pungkasnya. @yus