VISI.NEWS – Kepala Desa Nanggewer, Endang Sunarli dibuat geram setelah menerima laporan bahwa proyek pengerjaan saluran irigasi di Desa Nanggewer, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami perubahan peta (gambar, red.) pada pengerjaan awal.
Menurut Kades Endang, hal itu terjadi disebabkan kurang terjalinnya koordinasi antara pelaksana tugas pembangunan proyek dan pelaksana teknis pengerjaan di lapangan.
“Saya langsung menegur pelaksana tugasnya. Kenapa saat di awal tidak memperlihatkan gambar yang jelas,” tandas Kades Endang Sunarli kepada VISI.NEWS, Rabu (15/7).
Dikatakan, jika dari awal denah irigasi diperlihatkan ke pihak pelaksana atau ke pihak desa dalam hal ini para pekerja, jelas tidak akan terjadi perubahan pembangunan jalur baru.
Meski terjadi perubahan jalur baru dengan membelokkan arah, kata Endang, wilayah pembangunanya masih tetap di dua tempat yang sama.
“Yakni Kampung Nyalenghor dan Kampung Nanggewer. Untuk irigasi yang sudah jadi pengerjaannya, sepanjang 25 meter tidak dilanjutkan ke finishing,” katanya.
Jika pembangunan jalur tersebut dilanjutkan, ungkap Kades Endang, pemilik lahan yang digunakan pembangunan proyek sebelumnya jelas tidak akan memberikan izinnya kembali.
“Ya.. udah kita bikin jalur baru. Masalah pengerjaan saluran sepanjang 25 meter yang sudah rampung dan diubah jalurnya. Itu jelas sebuah kerugian. Tapi apa boleh buat,” jelas Kades Endang lagi.
Seperti yang diberitakan sebelumnya bahwa pembangunan irigasi di dua wilayah ini dalam upaya pemerataan sistem pengairan untuk mengairi ratusan hektare sawah.
“Kita bangun irigasi dengan memanfaatkan dana dari P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) di dua lokasi yang berbeda. Yakni di Kampung Nyalenghor dan Kampung Nanggewer,” kata Endang.
Dalam pernyataannya yang dikirim melalui WhatsApp tersebut, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat) yang telah memberikan bantuan penuh kepada wilayah Nanggewer. @bik