VISI.NEWS | JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan rencana peluncuran bahan bakar minyak (BBM) jenis baru pada Agustus mendatang. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyatakan bahwa peluncuran ini merupakan respons terhadap isu lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, terutama terkait polusi udara di beberapa daerah.
Menurut Dadan, tingkat polusi di daerah seperti DKI Jakarta cenderung tinggi, salah satunya disebabkan oleh penggunaan BBM dengan kandungan sulfur yang masih sangat tinggi. “Kan kita lihat saja di Jakarta kalau dari sisi lingkungan, dari sisi polusi itu salah satunya dari sisi bahan bakar. Bahan bakar di kita sulfurnya tinggi sampai 2.500 ppm. Padahal kalau kita Euro 4 yang sudah di ASEAN juga diterapkan, sulfurnya 50. Terhadap 2.500 jadi kita 50 kali lipat,” ungkap Dadan saat ditemui di kantor ESDM.
Pemerintah terus mengkaji langkah-langkah untuk membuat BBM di Indonesia semakin bersih, terutama di kota-kota dengan tingkat polusi tinggi. Dadan juga menekankan bahwa BBM jenis baru ini akan diproduksi di dalam negeri, dengan memastikan kesiapan suplai yang memadai.
Terkait harga jual BBM jenis baru tersebut, Dadan meminta masyarakat untuk mengecek pada indeks harga internasional. Menurutnya, semakin baik kualitas BBM, maka harganya akan semakin mahal. “Kalau per sekarang cek aja di dalam indeks harga internasional, kan bisa dicek. Kalau sulfurnya sekian, dengan yang 50, yang 10, kan makin bagus harganya menyesuaikan,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai kemungkinan subsidi dari pemerintah untuk BBM jenis baru ini, Dadan menyatakan bahwa keputusan tersebut belum dibuat. Namun, ia memastikan bahwa pemerintah mempertimbangkan aspek suplai dan kemampuan daya beli masyarakat. “Kita belum memutuskan seperti apa. Tapi bahwa pemerintah berkeinginan menyediakan BBM yang semakin bersih. Kan pemerintah dari sisi suplai ada masyarakat tetap terjaga, kemampuan terbelinya harus bisa dipastikan ini bisa,” tutupnya.
Dengan peluncuran BBM baru ini, diharapkan dapat mengurangi tingkat polusi dan meningkatkan kualitas udara, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai standar emisi Euro 4 yang telah diterapkan di banyak negara ASEAN.
@shintadewip
