VISI.NEWS – Menurut Suherlan, Tjibadak (baca: Cibadak) berpengaruh besar terhadap kebutuhan air seluruh masyarakat Bandung bagian tengah yang pada saat itu dikuasai oleh Belanda. Oleh karena itu, ini menjadi alasan ketiga Laskar Bandung Utara bertahan menjaga lembur.
Lanjut Suherlan, mereka percaya ketika menguasai sumber air maka dapat menduduki Bandung secara keseluruhan. Akhirnya, ketiga pejuang itu pun menutup sumber air Tjibadak hingga tidak dapat mengalir ke seluruh kantor Pemerintahan Belanda yang terdapat di Bandung Tengah.
“Saat itu kawasan Bandung Utara memang dikenal sebagai tempat para pejuang pribumi. Sedangkan Bandung Tengah oleh Belanda,” jelasnya.
Konon cerita, bahkan aliran air Tjibadak pernah diberi racun saat menjelang peristiwa Bandung Lautan Api. Saat itu dalam radius 500 meter dari kawasan Tjibadak sempat dibangun camp sementara sebagai tempat perlindungan para pejuang beristirahat.
Namun pertempuran Bandung Utara terbesar justru berlangsung di depan gerbang Universitas Pendidikan Indonesia saat ini. Tepat di depan sebuah penjara panjang bernama rumah Tambayong (sekarang Hotel Ponti) yang pada zaman kemerdekaan pernah ditemukan 29 fosil mayat.
Sebagai penghargaan atas perjuangan dalam pertempuran Bandung Utara maka penamaan jalan di tiga lokasi penjagaan tersebut dinamakan serupa nama ketiga laskar, yakni Jalan Sersan Bajuri, Jalan Sersan Surip, dan Jalan Sersan Sodik.
“Jadi, apa yang seharusnya kita ingat dari kawasan Ledeng dan atribut-atributnya? Adalah air yang berlimpah, yang kini telah hilang,” pungkasnya.
Dia berharap, bukan bangunannya saja yang harus diperhatikan dan dipelihara dari “Gedong Cai” ini karena memang usianya yang mau menginjak ke- 100 tahun. Namun pemanfaatan air yan harus terus dijaga mengingat debit airnya kini makin berkurang dar awal 100 liter/detik – sekarang menjadi hanya 17 liter per detik. Salah satu penyebabnya boleh jadi karena sudah terlalu banyak bangunan di sekitar area cagar budaya ini.
Jika terus-menerus tidak diperhatikan dan dirawat, ada kemungkinan akan kering dan itu artinya petaka bagi “urang” Bandung dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya. @yusup supriatna