VISI.NEWS|BANDUNG – Operasi tanggap darurat bencana adalah kegiatan yang menyeluruh dan lengkap. Oleh karena itu, Pelatihan Dasar Water and Sanitation Emergency Response Team (WatSan ERT) Batch 2 di Pusdikav Padalarang menampilkan rangkaian kegiatan teknis lanjutan serta berbagai materi strategis.


Kegiatan tersebut memperlihatkan kesiapan peserta untuk menangani tantangan nyata penyediaan air bersih dalam kondisi darurat, dari sumber air alami ke fasilitas distribusi yang higienis. Selanjutnya, peserta mendapatkan materi dengan dimensi operasional yang krusial, yaitu masuk ke daerah konflik, pengelolaan pengungsi dengan fasilitas medis darurat.
Materi-materinya disampaikan secara teori, pengalaman lapangan, dan simulasi oleh Letkol Inf. Purn. Sugiyono dan tim (Manajemen Pengelolaan Pengungsi di Daerah Konflik dan Simulasi Memasuki Daerah Konflik). Materi berikutnya adalah tata cara komunikasi, pengumpulan data awal (need assessment), respons gawat darurat, pengenalan medan dan bahan berbahaya, studi film pengalaman ICRC di Bosnia, Tata Kelola Kebencanaan & Alat ERU / ERT, Peran dan batasan ERU vs ERT, sistem pendanaan, sistem pendukung, logistik, sumber air, distribusi, dan manajemen operasi. Kemudian, materi ERP Health Care/Base Hospital Unit (Unit Rumah Sakit Lapangan) disampaikan oleh Sofyan (PMI Jabar), serta arsitektur, layanan medis dasar, kebutuhan air, sistem sanitasi di RS Lapangan dan peran Watsan ERT sebagai bagian integral dari tim medis lapangan: memastikan air & sanitasi terpenuhi, pengelolaan limbah infeksius, dan penyediaan MCK


Walaupun sering disebut sebagai kendaraan segala medan, penggunaan kendaraan bergardan ganda dalam misi kemanusiaan perlu dilakukan dengan hati-hati. Keselamatan pengemudi, penumpang, barang yang dibawa, dan kendaraan menjadi perhatian utama. Aturan mengenai kecepatan maksimum yang diperbolehkan, defensive driving dan berbagai tips keselamatan digali dalam sesi materi ini.
Sesi selanjutnya dlanjutkan oleh Kang Ohe dari BPBD Provinsi Jawa Barat yang menyampaikan materi tentang Teknik Komunikasi di Daerah Operasi. Materi ini menekankan pentingnya komunikasi efektif, etika penggunaan alat komunikasi, serta studi kasus dari lapangan. Peserta diajak melakukan simulasi untuk memperkuat pemahaman tentang kejelasan, ketepatan, dan kedisiplinan dalam berkomunikasi, khususnya dalam situasi darurat.
Pada sore hari, Kang Ezra Adimenggala kembali memimpin Materi Lapangan berupa teknik assessment WATSAN, mulai dari pemetaan, identifikasi sumber air, lokasi potensial pengungsian, hingga aksesibilitas jalan. Peserta juga mempresentasikan Rencana Operasi WatSan dan mendapat masukan dari peserta lainnya dalam sesi diskusi terbuka.
Menutup rangkaian hari ketiga, sesi malam diisi oleh Kang Tri Martani dari PMI Jawa Barat yang memberikan materi pelaporan kebencanaan, membahas pentingnya sistem pelaporan sebagai bentuk pertanggungjawaban institusi. Studi kasus disampaikan dari pengalaman PMI, termasuk pelaporan ke donor dan lembaga pemerintah, dengan penekanan pada standardisasi bukti dan transparansi dana. @TKS












