SKETSA | Robot Trading

Silahkan bagikan

Oleh Syakieb Sungkar

DAHULU saya tidak menyangka bahwa pergerakan saham bisa diramalkan. Sampai suatu hari secara kebetulan berjumpa mantan boss sedang berjalan-jalan di Blok M. Setelah pensiun ia mencari uang dengan jual-beli saham secara online. Ia menjelaskan ada saham yang blue chips, dengan status dapat dipercaya, seperti saham BCA, Mandiri, Astra, AKR, Medco, Kalbe Farma dan Indofood. Saham-saham seperti itu mempunyai basic usaha yang real: perbankan, pabrik otomotif, tambang minyak, pom bensin, farmasi dan makanan. Dan perusahaan di belakangnya memenej neraca keuangannya dengan hati-hati. “Kita harus pegang saham-saham seperti ini”, demikian ia berwejangan.

Ada juga saham-saham yang grafiknya suka loncat-loncat sendiri tanpa suatu sebab. “Itu saham gorengan”, katanya. Saham seperti itu biasanya naik sendiri tanpa ada tarikan (pull) market demand. Karena memang digunakan untuk menipu orang. Misalnya saham-saham TRIO, SUGI, dan LCGP yang dipakai untuk penipuan dan korupsi Jiwasraya secara besar-besaran. Sebagaimana makanan gorengan, dia akan menyebabkan kita terkena kolesterol tinggi, dan akan menderita stroke kalau mengkonsumsinya terlalu banyak. Karena harga saham gorengan bisa naik 100% dalam kurun waktu 10 – 15 menit sebelum bursa saham ditutup, yaitu sekitar pukul 14:45, dan kembali ke harga semula dalam hitungan menit beberapa hari kemudian. Modal bisa amblas kalau memegang saham seperti itu: dibeli dengan harga mahal, tiba-tiba nilai sahamnya jatuh dalam sekejap.

Ada lagi saham setengah gorengan yang naik-turunnya dikendalikan bandar, seperti saham Bank BJB (BJBR), Semen Batu Raja (SMBR), Sritex, dan PT PP Properti Tbk. Mengapa setengah gorengan, karena seringkali kita menerima ‘bocoran’ dari klub-klub pemain saham yang ngerumpi dalam aplikasi chatting Telegram. Dan mereka naiknya lebih beradab, ada aba-aba, tercium sejak pagi hari, sehingga kalau yang suka avonturir, boleh juga berseluncur di saham model begitu, asalkan buru-buru dijual kalau sudah dapat margin sekitar 5-10%. Jangan disimpen terus, nanti menyesal, ketika ‘musim’nya yang hanya beberapa hari itu, selesai. Dikatakan setengah gorengan, karena perusahaan-perusahaan seperti itu dasar usahanya ada, cuma cashflownya kurang baik atau kebanyakan utang. Sritex misalnya, sampai sekarang utangnya ke Bank Mandiri sebesar 16 T masih dalam status default alias gagal bayar.

Bagaimana cara meramalkan suatu saham naik atau turun? Ada beberapa cara, salah satu caranya adalah dengan memperhatikan grafik. Grafik saham itu utamanya ada yang berupa kurva harga, ada yang berupa candle, dan ada yang berupa kurva volume transaksi. Grafik yang berupa kurva harga akan menunjukkan kepada kita sejarah harga atau nilai suatu saham. Harga saham Astra, ketika artikel ini ditulis, adalah 6400. Harga ini sudah berlangsung stabil lebih dari seminggu. Padahal sebulan lalu, harga saham Astra hanya 5500. Kalau kita membeli saham Astra sebulan yang lalu, hari ini saatnya untuk menjual. Karena kita sudah mendapat margin 16% lebih. Usaha apa coba yang bisa untung 16% dalam sebulan? Kita simpan uang di bank, bunganya paling banter 5% setahun.

Baca Juga :  1.144 Personel Siap Amankan Pilkades Serentak Kabupaten Bandung
Gambar 1 – Posisi kurva Candle Stick untuk meramalkan saham.

Grafik kedua adalah grafik yang berupa candle stick. Candle itu lambang-lambang yang mengindikasikan situasi harga dalam kurun waktu tertentu. Candle memberi kita informasi situasi tarik ulur suatu saham. Candle berlambang cross (silang), artinya market sedang bingung terhadap saham itu. Sebaiknya kita menunggu beberapa saat agar candle itu berubah lambang atau berubah posisi. Jangan bertransaksi dulu terhadap saham itu. Candle berlambang hammer (palu) merupakan suatu petunjuk bahwa saham akan meluncur naik atau turun. Hal itu akan terbaca dengan jelas kalau kita mengkombinasikannya dengan melihat grafik kurva harga. Kalau kurva harganya sudah jenuh seperti Astra tadi, dan siang ini candlenya menunjukkan hammer, maka nilai saham Astra, Insya Allah besok pagi akan meluncur turun. Sehingga kalau ada yang punya saham ini sebaiknya buru-buru jual.

Ada lagi kurva volume transaksi, untuk melihat bagaimana suatu saham ramai atau tidaknya ditransaksikan, tetapi kurva ini tidak mutlak dipakai sebagai pertimbangan. Biasanya kurva ini berguna untuk melihat sentimen market atas saham tersebut. Semakin banyak yang minat, berarti ada sentimen, saham itu akan bergerak lebih cepat. Selain ketiga grafik itu, ada juga pertimbangan seasonality: misalnya saham batubara akan mulai naik pada bulan Oktober karena Eropa sebentar lagi musim dingin, atau saham-saham yang berhubungan dengan konsumsi rumah tangga akan meningkat mengingat bulan puasa sebentar lagi datang.

Kalau saya pribadi adalah jenis pemain saham jangka pendek. Kalau sedang ga ada kerjaan, saya akan memelototi puluhan grafik saham untuk diputuskan membeli beberapa, sekitar 3 – 5 saham. Karena diprediksi saham-saham itu akan naik besok pagi sampai sore atau beberapa hari kemudian. Begitu saham yang diramalkan memang betul naik, saya akan jual di kisaran +10% margin. Tetapi kadang-kadang ramalan salah juga. Sehingga rugi. Kalau sedang mujur atau pandai bermainnya, gaya model begini bisa menghasilkan +60% setahun. Paling sial, +20% bisa diraup dalam setahun. Namun tidak selalu saham dapat dimainkan, kalau ekonomi tenang-tenang saja atau cenderung hanyut seperti waktu awal pandemi kemaren, maka sebaiknya kita jangan bermain atau berinvestasi saham, karena cuaca ekonomi sedang tidak baik. Saya juga kadang-kadang bosen memelototi kurva-kurva saham, dorongan hati untuk membaca buku, atau menulis, atau nonton film, menjadi lebih besar ketimbang berkutat dengan harga saham. Jika momen-momen seperti itu datang, semua saham saya jual dan uangnya segera bertengger dalam rekening yang bisa kita gunakan secara cash. Karena berselancar di bursa saham adalah perbuatan yang sah dan dilindungi Pemerintah RI. Jadi aman deh.

Baca Juga :  Ludahi Pemain Hoffenheim, Marcus Thuram Akhirnya Minta Maaf

Boss saya itu, walau sudah tidak menjadi atasan lagi, sangat baik hatinya. Kadang-kadang ia memberi tips berupa info-info yang menginspirasi untuk membeli saham ini atau itu. Pernah juga ia memberi suatu program dalam bentuk Makro Excel yang bisa dicangkokkan pada aplikasi saham kita. Gunanya program Makro itu bisa memudahkan kita ketika mencari saham-saham mana saja untuk kita beli, daripada seharian melototin kurva. Dengan Makro kita bisa dapat rekomendasi 5 sampai 10 saham yang posisi Candle-nya sesuai dengan aspirasi kita. Tetapi, soal judgement saham mana yang benar-benar kita pilih, kapan dibeli dan dijualnya, serta berapa banyak rupiah kita investasikan di saham tersebut, itu sangat bergantung pada preferensi kita sendiri. Makro hanya membantu kita untuk mempercepat decision process saja. Hal yang sama berlaku kalau kita ingin bermain atau berinvestasi pada item dagangan valuta asing (valas) yang pergerakannya jauh lebih cepat dan resikonya lebih tinggi, program Makro bisa digunakan. Tetapi, mengingat karakter saya yang tidak suka aksi cepat, senangnya agak merenung sedikit, atau ngelamun lebih tepatnya, maka bermain saham – yang sedikit lambat pergerakannya ketimbang valas, menjadi lebih cocok untuk saya.

Namun setahun terakhir ini ada penawaran menarik di klub-klub saham, tempat para pemain saham ngopi-ngopi sambil ngegayem nachos, suatu program Makro yang bisa menjamin keuntungan 15 – 20% sebulan. Wah janji yang ini memang too good to be true. Katanya, dengan program ini kita ga usah mikir lagi, karena semua transaksi sudah dikerjakan oleh Robot. Kita jangan membayangkan Robot itu seperti Robocop yang bisa jalan-jalan kesana kemari. Atau Robot Gedek yang bisa membunuh bocah tuna wisma. Robot yang dimaksud adalah suatu program komputer untuk jual beli saham atau valas, yang tersedia dalam Website. Di mana untuk menggunakannya kita harus memiliki password yang terproteksi. Kita cukup membeli Robotnya [baca: membeli username dan password] dan setelah itu menyetorkan uang kita pada rekening tertentu, untuk kemudian uang tersebut ditradingkan oleh si Robot. Robotlah, yang super canggih itu, yang akan melototin candle stick dan segala macam kurva saham yang rumit itu, untuk kemudian membeli saham pada keadaan yang tepat (murah) dan menjualnya ketika harga saham atau valas sedang naik. Kita cukup menerima marginnya setiap hari dalam bentuk uang Crypto. Hebat juga ya. Selain mendapat uang dari penjualan Robot [baca: program], si penjual Robot juga meminta persentase margin keuntungan. Jumlahnya bervariasi, antara 15% sampai 30%. Tergantung merek Robotnya.

Gambar 2 – Iklan penawaran Robot Trading merek Smart Algo-Trade.

Mendengar janji yang menghebohkan itu, banyak teman yang tertarik dan mulai membeli Robot. Ada teman yang mempunyai Robot sampai 6 buah dengan rupa-rupa brand. Brand Robot yang sempat dimainkannya di antaranya adalah Evotrade, Sunton Capital, dan Viral Blast, yang semuanya saat ini sudah digulung Polisi. Ada yang bentuk Robotnya cukup username dan password saja dan setelah membayar / transfer uang akan diantarkan ke Website. Ada juga yang bentuknya berupa kemasan terdiri atas buku panduan, CD program dan souvenir yang dibungkus dengan kardus indah serta mengkilap. Harga Robot juga bervariasi, dari yang berharga Rp 15 juta sampai Rp 160 juta,-

Baca Juga :  RUMAH ALLAH: Pesona Masjid Pintu Seribu dan Motif 999 serta Labirin Pengingat Mati (2/Habis)

Ide dasar Robot sebagai program yang mempunyai suatu expertise dan bisa memberi advis secara cepat berupa informasi valas atau saham mana harus dibeli agar untung, sebenarnya masuk diakal. Karena hal itu mengingatkan saya pada program Makro yang pernah dicobakan oleh Boss saya. Sebagai orang yang lumayan berpengalaman dalam urusan trading maka saya menghubungi beberapa teman yang jago dalam pemrograman IT. Saya juga menghubungi teman yang punya Start Up Company, untuk memeriksa adakah kemungkinan suatu program dapat menjamin keuntungan 15% bahkan 20% per bulan dalam bertrading valas. Jawabnya adalah tidak mungkin. Teman saya yang ahli software memberi alasan, karena untuk membuat program semacam itu, software harus mengenali pola pergerakan suatu saham atau valas dalam jangka panjang. Sementara si ahli Star Up mengatakan, dia sudah pernah mencoba membuat software semacam itu, hasilnya adalah kadang-kadang untung dan kadang-kadang rugi, malah yang sering adalah ruginya.

Gambar 3 – Kemasan Robot Trading merek Meta-Trader 4.

Kalau begitu, apa yang menyebabkan bisnis Robot Trading ini dapat berjalan. Ternyata para produsen atau penyelenggara Robot Trading menggunakan Skema Ponzi. Untuk bisa memberi margin 15%, si Robot menggunakan uang yang berasal dari member baru. Karenanya si Pembeli Robot diajak untuk menarik teman-temannya agar ikut berinvestasi dengan Robot, dan mereka akan mendapat komisi dari perbuatan mengajak temannya itu. Modus menarik member Robot Trading mirip dengan Binary Option, hanya mekanisme permainannya berbeda. Binary Option meminta member untuk berjudi tebak-tebakkan, sedangkan Robot Trading meminta investor untuk terima beres alias pasrah, nantinya akan dapat margin 15-20% per bulan (yang pada awalnya bisa ditarik secara harian). Sebagaimana Skema Ponzi pada umumnya, para member mula-mula menerima margin dengan lancar, sehingga bersemangat untuk menggaet [baca: menjebloskan] teman-teman untuk menjadi member. Namun dalam waktu singkat, penarikan uang menjadi tidak mudah, padahal ‘margin’ bertambah terus.

Para penyelenggara Robot pun dapat menghilang dengan mudah, karena mereka tidak punya alamat fisik, semuanya berada di Web. Mereka adalah orang-orang tanpa wujud, hanya hadir di dunia maya. Kalau Polisi masih bisa menangkapnya itu karena mereka belum sempat ngabur ke luar negeri, sehingga bisa dilacak dari ponsel dan IP adress yang mereka gunakan. Sementara penyelenggara Robot yang beroperasi dari luar negeri, paling-paling sambil ngacir cuma bilang “Bye-bye Baby, sampai ketemu di penipuan berikutnya ……..”.***

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Gibran Bertemu MN X Diskusikan Sinergi dengan Pura Mangkunegaran

Sel Mar 22 , 2022
Silahkan bagikan VISI.NEWS | SOLO – Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang baru mulai aktif setelah isolasi mandiri untuk pertama kali, Senin (21/3/2022), berkunjung ke Istana Mangkunegaran. Kunjungan mendadak itu, karena Gibran tidak bisa hadir dalam upacara pengangkatan Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, sebagai pemegang tahta Pura Mangkunegaran, dengan gelar […]