VISI.NEWS | CIPARAY – Datang ke Bandung selepas lulus SMA dari daerah asalnya di Lampung awalnya mau menuntut ilmu. Namun setibanya di Bandung, dan tinggal di lingkungan para pekerja menjadikan niatnya berubah, ia menjadi pekerja.
“Tahun 1995 awal mula saya datang ke Bandung untuk kuliah. Namun karena lingkungan tempat tinggal saat itu banyak pekerja, akhirnya saya batalkan niat daftar kuliah dan jadilah melamar kerja,” ungkap wanita yang biasa disapa Riri ini kepada VISI.NEWS, di rumah salah satu tokoh buruh Kabupaten Bandung H. Usep Mulyana di Ciparay belum lama ini.
Pemilik nama Riyanti ini mengatakan, awal kerja ia menduduki jabatan administrasi gudang di perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 4.000 pekerja itu. Romantika dunia pekerja yang dilihatnya sehari-hari, adanya pelecehan terhadap perempuan, jam lembur kerja yang tidak sesuai aturan, menjadikan ia bergabung dengan serikat pekerja. “Kebetulan serikat pekerja yang saya masuki saat itu SPN. Dari sini saya mendapat banyak pengetahuan tentang hak-hak dan kewajiban pekerja, demikian juga hak dan kewajiban perusahaan,” ungkapnya.
Ilmu yang didapatnya di serikat pekerja kerap ia sampaikan saat rapat dengan pimpinan perusahaan. “Sedikit demi sedikit, perusahaan pun menyesuaikan dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah,” ungkap Riri.
Aktifitas dan keberaniannya ini menjadikan pekerja di industri tempatnya bekerja merasakan perbaikan-perbaikan dalam kenyamanan dan kesejahteraan. Ia misalnya pernah membongkar uang BPJS Ketenagakerjaan yang ternyata tidak disetorkan oleh oknum di perusahaan. Upayanya ini menjadikan si oknum dikenakan sanksi, dan uang BPJS pekerja dikelola dengan benar.
“Namun akibatnya, saya juga tidak bisa meninggalkan jabatan sebagai ketua unit pekerja di sana, ketika saya mau keluar dari perusahaan itu. Teman-teman pekerja minta saya tetap bekerja, sampai satu tahun kemudian, tahun 2015, saya baru bisa keluar dari perusahaan itu, ” ungkapnya.
Meski keluar dari perusahaan tempatnya bekerja, bukan berarti ia berhenti membela pekerja. Ia malah lebih aktif di serikat pekerja tingkat Jawa Barat bahkan jadi pengurus tingkat nasional.
“Bahkan terakhir, saya malah diminta mimpin Partai Buruh Kabupaten Bandung. Demi untuk memperbaiki kesejahteraan para buruh, maka saya harap mereka bisa dipersatukan di sini, dan merebut kursi di legislatif, ” ungkapnya.
Riri mengatakan, jangan berfikir calon anggota legislatif itu selalu menghambur-hamburkan uang agar terpilih. “Karena kita tidak mungkin melakukan itu. Bahkan instruksi dari pusat juga tidak boleh ada yang memberikan salam tempel. Kita berjuang dengan keikhlasan dan niat untuk memperbaiki nasib para pekerja di semua sektor pekerjaan di Kabupaten Bandung ini,” ungkapnya seraya menyebutkan di partainya yang nyaleg itu banyak dari kalangan tukang ojeg, buruh pabrik, tukang parkir dan pekerja rendahan lainnya. @mpa