Search
Close this search box.

SOSOK | Tantriani Dewi Martadinata Bacaleg Kab. Bandung dari Partai Demokrat

Tantriani Dewi Martadinata saat "ngawangkong" dengan VISI.NEWS di Cafe Soroja, Soreang, akhir pekan kemarin. /visi.news/m. purnama alam

Bagikan :

VISI.NEWS | SOREANG – Wanita kelahiran Kp. Cipeundeuy, Desa Tarajusari, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, 19 September 1990 ini enak diajak bicara dan cukup familiar. Ia dilahirkan dari “trah” kepala Desa Tarajusari, dan sukses dalam usia yang relatif masih muda.

“Pada usia 19 tahun, saya sudah bekerja di perusahaan besar, dan permintaan kerja itu pun datang secara tiba-tiba,” ungkap Tantriani Dewi Martadinata ketika berbincang dengan VISI.NEWS di Cafe Soroja, tidak jauh dari Gerbang Tol Soreang, akhir pekan kemarin.

Ia bercerita, saat itu kuliah di Akademi Sekretaris di Jakarta dan sudah memasuki semester IV. “Nah, saat sedang istirahat makan siang di restoran yang tidak jauh dari kampus, tiba-tiba ada manajer perusahaan besar yang menghampiri dan melihat name tag saya. Lalu menawari kerja sebagai sekretaris,” ujar pemilik tubuh tinggi semampai ini.

Dia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dan bergabung dengan PT. Teknik Umum sebagai sekretaris. “Kebetulan saat itu perusahaan sedang ikut tender di PLTU di Kalimantan. Maka, saya ikut terlibat dengan tim sampai begadang-begadang,” ujarnya.

Alhamdulillah, kata wanita yang biasa disapa Tri ini, perusahaannya memenangkan tender di PLTU. Sukses tersebut menjadikan Tri hanya dalam jangka enam bulan diangkat jadi sekretaris direktur utama. “Pada saat itu saya mulai gamang antara kerja dan menyelesaikan kuliah. Maka akhirnya harus menyelesaikan kuliah sebagai tanggung jawab pada orang tua,” ungkapnya.

Selesai kuliah, ia pindah kerja dan diterima di Bank DBS Singapura sebagai General Marketing Sales. Di perusahaan ini, ia dengan timnya cukup piawai menawarkan produk perbankan dan mendapat banyak komisi. Di usia yang masih 22 tahun, ia sudah mempu membeli kendaraan roda empat baru meski dicicil.

Baca Juga :  Ijeck Soroti Masalah Kenaikan Tarif Layanan dan Pengembangan Pelabuhan

“Menjelang usia 24 tahun saya nikah, dan lebih fokus menjadi ibu rumah tangga, sambil membuka online shop,” ungkap lulusan SDN Cireungit tahun 2003.

Online shop (Olshop) miliknya menjual produk skincare hasil ciptaannya sendiri Tree Glow. Dalam tempo yang tidak lama, ia sekarang sudah memiliki lebih dari 200 reseller dan belasan agen di seluruh pelosok Indonesia.

Padahal, kesibukan alumni SMPN 1 Banjaran tahun 2006 cukup lumayan, karena seusai nikah ia juga harus menjadi Ketua PKK di Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara, mengikuti jabatan suaminya. Kemudian menjadi Pembina Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Taliabu.

Alumni SMAN 1 Soreang tahun 2009 ini sekarang menjadi Ketua Kakanwil Kampung Patani Provinsi Jawa Barat yang juga sebagai Wakil Bendahara Umum DPD Partai Demokrat Provinsi Jawa Barat.

Didesak Nyaleg

Tri lebih lanjut berceritera, lima tahun terakhir kebiasaan bagi-bagi makanan di Jumat berkah dari tempat tinggalnya di Pondok Indah Jakarta dipindahkan ke Kabupaten Bandung. Bukan hanya di Desa Tarajusari, namun di desa-desa lain di luar Kecamatan Banjaran.

“Saya tidak ada niat apa-apa hanya kewajiban saja membagikan sebagian harta sebagaimana yang diajarkan agama saya, Islam,” ungkapnya.

Namun ternyata, ketulusannya itu, mendapat respon yang luar biasa baik dari keluarga maupun warga. Mereka menginginkan figur sepertinya untuk jadi wakil rakyat. “Desakan hampir sering disampaikan baik oleh keluarga maupun masyarakat. Yah, setelah istikharah, memohon petunjuk dari Allah SWT, akhirnya, dan demi mereka juga saya akhirnya maju sebagai calon anggota legislatif dari Dapil 7 untuk DPRD Kabupaten Bandung,” ujar Tri.

Namun, ia yang baru tiga tahun menjadi keluarga besar Partai Demokrat ini menyadari bahwa politik penuh dengan intrik dan konflik. “Politik sering memunculkan api-api. Memunculkan konflik,” ungkapnya.

Baca Juga :  Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini, Selasa 3 Februari 2025: Berawan

Oleh katena itu, Tri mengajak warga Kabupaten Bandung, khususnya yang berada di dapilnya untuk tidak terpancing oleh konflik dan menggunakan ilmu padi. “Kuncinya agar terhindar dari konflik, pakai ilmu padi, semakin berisi, semakin merunduk. Insya Allah tidak akan terbawa konflik,” ungkapnya.

@gustav viktorizal/m. purnam alam

Baca Berita Menarik Lainnya :