Search
Close this search box.

STKINDO Gelar Live Workshop, Asep Chaerulloh: Untuk Bisa Mencapai Tujuan, Jaga dan Pelihara ‘Visium’

Pimpinan Kolaborasi Integritas Nasional Asep Chaerulloh, AT, M.M., HRP, CHt, CRM saat menjadi narasumber live workshop 'Perawat Indonesia Go Internasional' di Kampus STKINDO Wirautama, Magung, Ciparay, Kabupaten Bandung, Sabtu (23/9/2023). /visi.news/rizkyawan

Bagikan :

VISI.NEWS | CIPARAY – Mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Asep Chaerulloh mengatakan bahwa untuk membantu mencapai cita-cita atau tujuan bisa dihadirkan ‘visium’.

“Ingat, kalau kita menghadirkan yang masa lalu disebutnya museum, sedangkan untuk menghadirkan yang akan datang disebut visium,” ungkap Asep saat memberikan motivasi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia (STKINDO) Wirautama, di Magung, Ciparay, Kabupaten Bandung, Sabtu (23/9/2033).

Dalam acara live workshop ‘Perawat Indonesia Go Internasional’ selain menghadirkan Asep Chaerulloh selaku Pimpinan Kolaborasi Integritas Nasional, juga Direktur PT Palapa Muda Indonesia yang juga pelatih dan pembimbing kerja ke Jepang/Luar Negeri, Ragil Rahmatullah, S.S., Direktur Lembaga Pelatihan PT. MKM Sutaryana AMKL, SKM, M.Kes, Kepala Bapelkes Semarang Asep Zaenal Mustofa, SKM., M.Epid dan Direktur A-Statin Japan (Penerima Tenaga Kerja Asing di Jepang) Sukma Prabaya. Hadir juga Ketua STKINDO Dr. Yusnan Yusuf, M.Kes.

Dalam acara yang dibuka Ketua Yayasan Pendidikan Pembangunan Generasi Muda Indonesia (YPPGMI) H. Asep Ikhsan, SE., S.Pd., M.M., itu, Asep Chaerulloh lebih lanjut mengatakan untuk mencapai tujuan masa depan, visium harus ditampilkan sekarang. “Kalau kita punya cita-cita ingin kerja ke Jepang harus bisa mengimajinasikan ketika kita pergi ke Jepang. Ketika kita berada di Jepang. Visium itu kita pelihara dan harus senantiasa hadir, ” ungkap pemilik Taman Bahagia di Kot Garut ini.

Kita, katanya, harus bisa membangun visium dulu. “Dulu kalau orang punya tujuan seolah-olah satu, padahal bisa banyak. Tujuan itu pulau impian dengan kapal impian. Tapi ada ombak juga, ada resiko. Ada godaan tapi kita juga terintegtasi, kalau tidak tidak akan bisa,” ungkapnya.

Integrasi itu, kata Asep, hati kita, fikiran kita, jiwa dan raga kita harus terintegrasi dan terjaga pada tujuan itu. “Apa bedanya arang dengan permata? Arang kalau dipakai makin aus dan habis, tapi kalau permata semakin sering dipake, semakin sering dielus, semakin mengkilat dan semakin mahal. Padahal sama-sama jadi karbon”.

Baca Juga :  Harga Bahan Pokok Kamis 10 Oktober 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Ia mengingatkan para mahasiswa harus punya cita-cita menjadi permata. “Jepang pernah menjadi penguasa teknologi elektronik, Korea Selatan belajar mengejar Jepang yang disiplin tepat wakatu, dengan lebih disiplin. Akhirnya bisa dikalahkan dengan prinsip tepat waktu itu terlambat”.

Ketika kita ingin berkarir di Jepang, kita harus belajar disiplin tepat waktu. “Tepat waktu terlambat, itu artinya bisa lebih dulu dari yang tepat waktu,” ungkapnya.

Asep Chaerulloh juga mengingatkan bahwa bangsa kita bisa tidak punya nilai kalau tidak diangkat nilai-nilai standar budaya yang tinggi. Nilai gotongroyong, persatuan, keadilan, semuanya ada di Pancasila. “Sekarang nilai itu mulai tergerus, maka tugas kita untuk membangkitkan nilai-nilai unggul budaya kita. Kita punya jatidiri, kalau ini bisa dibangkitkan bisa menjadi keunggulan kita,” katanya.

Jadi, kalau kita ke Jepang, katanya, kita harus menjungjung tinggi nilai-nilai kita, supaya kita punya nilai.

@mpa

Baca Berita Menarik Lainnya :