VISI.NEWS – Bicara soal pedagang kaki lima (PKL) Usman Sayogi berpendapat, mereka harus saling menguntungkan. Pasalnya, calon wakil bupati yang berpasangan dengan calon bupati Bandung Teh Nia ini, paham benar soal PKL. Dia pernah menjadi Kepala Satuan Polisi Pemong Praja (Kasatpol PP) yang nota bene musuh PKL, gara-gara suka ditertibkan Satpol PP. Bukannya menjauh malah dapat dukungan ketika Usman Sayogi jadi calon wakil bupati.
Hal ini dibuktikan dengan sikap para PKL yang ada di Dayeuhkolot. Mereka menyatakan dukungannya terhadap pasangan Kurnia Agustina-Usman Sayogi dalam pencalonannya.
Sikap para PKL ini membuat lega Usman Sayogi, sebab desas-desus pencalonanya menjadi Cawabup Bandung sering kali diwarnai cibiran dari sejumlah orang atas kebijakannya saat menjadi Kasatpol PP dulu.
Pernyataan dukungan ratusan PKL di Dayeuhkolot disampaikan saat Usman Sayogi berkunjung ke para PKL di Dayeuhkolot.
Seperti disampaikan sejumlah PKL, meski sempat melakukan beberapa penindakan terhadap PKL yang nakal, selama ini di mata PKL, Usman menjalankan tugasnya dibarengi solusi yang justru menguntungkan PKL.
“Semasa Kasatpolnya Pak Usman, memang ada beberapa tindakan penertiban. Tapi kami tidak bisa menutup mata begitu saja, karena penertiban itu untuk penataan. Setelah ditata, justru lebih baik,” kata Akur, seorang PKL asal Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot.
Akur menambahkan, Satpol PP Kabupaten Bandung di bawah kepemimpinan Usman Sayogi dinilai bagus dan responsif. Terbukti, kata dia, meski sejumlah PKL beberapa tahun lalu sempat ditertibkan, para PKL tetap bisa berjualan kembali dengan tenang, aman, dan nyaman dengan kebijakan dari Usman Sayogi, kala itu.
“Kami salut dengan kebijakan-kebijakannya,” puji dia.
Akur menambahkan, saat ini ada tiga permintaan yang diinginkan para PKL.
“Harapannya hanya tiga. Kami bisa berjualan dengan nyaman, aman, dan tenang. Ke depan kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk permodalan,” kata dia.
Hal senada diucapkan sesepuh PKL Dayeuhkolot,Tasman (65). PKL penjual aksesoris selama 30 tahun asal Kampung Cikoneng, Desa Bojongasih itu, mengutarakan jika Usman Sayogi sudah mengenal betul situasi lapangan para PKL.
“Intinya, kami berdoa Pak Usman bisa terus memperhatikan PKL,” kata dia, seraya mengucap ke depan para PKL di Dayeuhkolot ataupun di Kabupaten Bandung bisa berjualan dengan nyaman dan aman.
Sejalan dengan itu, Usman berjanji akan memperjuangkan kesejahteraan para PKL di Kabupaten Bandung. PKL di Kabupaten Bandung, menurut dia, harus tetap ada dan harus difasilitasi oleh pemerintah, baik dari sisi tempat dan permodalannya.
“PKL secara tidak langsung menggerakkan roda perkonomian secara multidimensi. PKL tidak hanya menghidupi kebutuhan ekonominya sendiri. Tapi juga multidimensi. Mulai dari pengrajinnya, hingga pembelinya yang dinilai butuh barang-barang murah. Harga barang-barang di PKL biasanya lebih murah ketimbang di toko,” kata dia.
Usman mengajak masyarakat Kabupaten Bandung untuk berbelanja ke PKL. Jangan sampai masyarakat Kabupaten Bandung alergi pada keberadaan PKL. Masyarakat dan PKL memiliki simbiosis mutualisme.
“Keduanya saling membutuhkan. Ia berharap, PKL juga tetap memperhatikan kepentingan publik, sehingga simbisosis mutualisme tersebut bisa terjaga secara baik,”pungkasnya. @pih