Search
Close this search box.

VISI | Menapaki Jalan Menuju Kota yang Lebih Berkelanjutan

Ilustrasi jalan kaki. /shutterstock/milatas on

Bagikan :

Oleh Susilawati (360info)

  • Universitas Monash Malaysia 

SELAMA beberapa dekade, tujuan utama dari sistem transportasi adalah untuk memindahkan lalu lintas kendaraan bermotor secepat mungkin dari titik A ke titik B.

Namun, fokus pada lalu lintas kendaraan bermotor telah menjadikan sektor transportasi sebagai salah satu kontributor terbesar emisi global, yang menghasilkan CO2 dan gas rumah kaca lainnya dalam jumlah yang signifikan.

Oleh karena itu, perencanaan, desain, dan operasi transportasi modern semakin didorong oleh keprihatinan untuk mengadopsi sistem yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan yang dapat mengurangi emisi, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan meminimalkan biaya.

Paradigma baru ini berfokus pada strategi dekarbonisasi transportasi untuk memerangi pemanasan global dan menekankan pendekatan yang berpusat pada masyarakat. Kebijakan ini memprioritaskan masyarakat yang memiliki akses terhadap transportasi yang efisien, aman dan inklusif untuk berbagai tujuan perjalanan.

Cara menarik pejalan kaki

Pergeseran ini bertujuan untuk meningkatkan pilihan transportasi dan mengurangi frekuensi dan jarak keseluruhan perjalanan yang dilakukan dengan sepeda motor atau mobil, dengan menjadikan berjalan kaki sebagai model transportasi utama.

Keterkaitan antara penggunaan lahan, desain perkotaan, dan desain infrastruktur jalan sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang ramah pejalan kaki.
Perencanaan penggunaan lahan yang efisien dapat menciptakan lingkungan yang kompak, dengan kepadatan lebih tinggi, dan serba guna di mana fasilitas dan layanan dapat dicapai dengan berjalan kaki (misalnya, kota yang berjarak 15 menit).

Desain perkotaan yang baik mendorong kemudahan berjalan kaki dengan memprioritaskan pembangunan skala manusia.
Hal ini termasuk merancang lanskap jalan dan menciptakan ruang publik, taman, dan fasilitas yang menarik secara visual dan fungsional bagi pejalan kaki.

Fitur-fitur seperti orientasi bangunan, perabot jalan (seperti bangku, air mancur dan tempat sampah), papan petunjuk arah dan lansekap memainkan peran penting dalam menjadikan jalan lebih menarik dan fungsional, sehingga meningkatkan pengalaman berjalan kaki bagi pejalan kaki.

Baca Juga :  Perjalanan Juara Persib Bandung: Lewat 18 Kemenangan dan 10 Seri

Infrastruktur jalan harus dirancang untuk meningkatkan konektivitas, aksesibilitas dan keselamatan pejalan kaki dengan menyediakan jalan setapak yang lebar dan terpelihara dengan baik serta menciptakan jalur langsung dan berkesinambungan yang bebas dari hambatan antar tujuan utama.

Untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, pencahayaan yang memadai harus disediakan untuk meningkatkan visibilitas dan mengurangi risiko kecelakaan.
Selain itu, pulau perlindungan dan penyeberangan yang ditinggikan dapat memperpendek jarak, sementara seringnya penyeberangan pejalan kaki meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan.

Infrastruktur cerdas

Teknologi termasuk infrastruktur cerdas, analisis data, serta pemetaan dan navigasi digital dapat secara signifikan meningkatkan desain infrastruktur dan meningkatkan kemudahan berjalan kaki.

Infrastruktur cerdas yang mengintegrasikan sensor dan teknologi pintar dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan jalur pejalan kaki. Misalnya, lampu lalu lintas pintar yang menyesuaikan berdasarkan arus pejalan kaki dapat mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan keselamatan.

Mengumpulkan dan menganalisis data mengenai pola pergerakan pejalan kaki dapat membantu perencana kota mengidentifikasi daerah-daerah yang banyak dilalui pejalan kaki dan memprioritaskan perbaikan.

Selain itu, berjalan kaki bisa menjadi lebih menarik bila peta terperinci dan alat navigasi yang menyoroti rute dan fasilitas ramah pejalan kaki disediakan.

Mengintegrasikan berjalan kaki dengan moda transportasi lain melalui platform Mobility as a Service yang memberikan informasi real-time tentang pilihan transportasi umum dan kedekatannya dengan rute yang dapat dilalui dengan berjalan kaki dapat menciptakan pengalaman perjalanan yang lancar menggunakan berbagai moda transportasi dan memfasilitasi pilihan perjalanan yang lebih ramah lingkungan.

Hubungan antara infrastruktur pejalan kaki yang baik dan peningkatan penggunaan angkutan umum terbukti dalam penelitian yang dilakukan di Sunway City Kuala Lumpur.

Meningkatkan kemudahan berjalan kaki di lingkungan dan kota yang sudah maju dan bergantung pada mobil memerlukan pendekatan multifaset.

Baca Juga :  Japandi Style, Perpaduan Jepang dan Skandinavia yang Makin Digemari

Hal ini memerlukan perbaikan infrastruktur, revisi kebijakan zonasi, dan penerapan penentuan lokasi.

Retrofit jalan

Jalan-jalan yang ada dapat diperbaiki dengan menggunakan pendekatan diet jalan raya.

Hal ini mencakup pengurangan jumlah jalur yang diperuntukkan bagi mobil guna memperluas jalan setapak dan memberi ruang bagi ruang hijau.

Menerapkan manajemen lalu lintas di wilayah setempat dan tindakan menenangkan lalu lintas seperti polisi tidur, penyempitan jalur, dan bundaran untuk mengurangi kecepatan kendaraan juga merupakan strategi untuk memperbaiki jalan yang ada guna meningkatkan keselamatan pejalan kaki dan mendorong berjalan kaki.

Merevisi kode zonasi untuk memungkinkan pembangunan dengan kepadatan lebih tinggi dan penggunaan campuran dapat dicapai dengan memanfaatkan kembali ruang-ruang yang ada – dan mungkin kurang dimanfaatkan – untuk penggunaan baru yang juga dapat berfungsi sebagai tujuan menarik untuk berjalan kaki.

Misalnya, mengubah lahan parkir menjadi kawasan ramah pejalan kaki dengan pertokoan, kafe, kebun masyarakat, dan taman. Atau mengubah dan memanfaatkan kembali pabrik-pabrik tua atau bangunan bersejarah di dekat pusat transportasi umum menjadi pusat komunitas atau pembangunan serba guna.

Untuk mencapai hasil terbaik, konversi penggunaan lahan dan ruang dapat diintegrasikan dengan proses penempatan yang berfokus pada penciptaan ruang publik yang dinamis dan menarik dengan menambahkan fasilitas seperti tempat duduk, pencahayaan, seni publik, dan lanskap yang mencerminkan kebutuhan masyarakat dan mendorong interaksi sosial.

Penilaian kemampuan berjalan kaki berdasarkan skor kemampuan berjalan kaki suatu tempat — sebuah indeks multidimensi yang menilai kelayakan pejalan kaki di suatu lokasi — digunakan untuk menilai secara objektif strategi terkait berjalan kaki.

Penilaian tersebut dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan menggunakan teknik pemrosesan gambar canggih berbasis AI untuk memberikan wawasan berharga tentang bagaimana pejalan kaki memandang keselamatan dan kenyamanan.

Baca Juga :  Inovasi Pemkab Bandung, Launching Aplikasi WBS dan Simprodas: Wujudkan Pemerintahan Bersih, Damai dan Sejahtera

Alat-alat tersebut juga dapat mengotomatiskan analisis data Google Street View, sehingga memungkinkan perencana transportasi mengidentifikasi tren dan pola persepsi pejalan kaki di berbagai wilayah perkotaan.

Pendekatan berbasis data ini membantu memprioritaskan perbaikan, intervensi yang ditargetkan, dan pengambilan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kemudahan berjalan kaki, mendorong gaya hidup yang lebih sehat, dan mengurangi ketergantungan pada mobil dan transportasi bermotor lainnya.

Meningkatkan kemampuan berjalan kaki adalah strategi ampuh untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menciptakan komunitas perkotaan yang lebih sehat, bersemangat, dan berkelanjutan.

Dengan mengintegrasikan perencanaan penggunaan lahan, perancangan perkotaan, dan perbaikan infrastruktur jalan serta memanfaatkan teknologi, kota dapat menciptakan lingkungan yang ramah pejalan kaki dan memberikan manfaat bagi manusia dan planet bumi.***

  • Dr Susilawati adalah dosen senior di School of Engineering di Monash University Malaysia.

Baca Berita Menarik Lainnya :