WISATA RELIGI: Makam Keramat Solear dan Jejak Islam di Tangerang

Editor Warga berziarah ke makam keramat Solear, Kabupaten Tangerang./suarajakarta.id/wivy hikmatullah/ist.
Silahkan bagikan

VISI.NEWS – Makam Keramat Solear Tangerang jadi tempat wisata religi karena memiliki nilai sejarah penyebaran Islam di daerah sekitar.

Tak heran, setiap tahunnya terutama saat momen lebaran, jadi salah satu pusat tujuan bagi peziarah.

Tak banyak yang tahu pasti soal sejarah Makam Keramat Solear tersebut. Tetapi dari cerita yang berkembang, makam yang dikeramatkan itu adalah makam Syeikh Mas Masa’ad.

Beliau diketahui sebagai panglima Kesultanan Banten. Tak hanya itu, beliau juga dianggap sebagai pengikut para wali Allah.

Salah satu juru kunci Makam Keramat Solear, Abidin mengatakan, Syeikh Mas Masa’ad merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di wilayah sekitar.

“Ada beberapa makam keramat, tapi yang paling masyhur adalah makam Syeikh Mas Masa’ad ini,” kata Abidin, seperti dilansir SuaraJakarta.id​ beberapa waktu lalu.

“Beliau penyebar agama Islam di sini,” sambung Abidin.

Ketika bercerita, Abidin pun sangat berhati-hati. Pasalnya, ia tak tahu secara pasti soal kebenaran dari cerita sejarah Makam Keramat Solear itu.

Tetapi, dari cerita yang berkembang, kata Abidin, Syeikh Mas Masa’ad dikenal sebagai panglima Kesultanan Banten.

“Iya cerita turun-temurun beliau panglima saat zaman Kesultanan Banten,” ungkapnya.

“Tapi nggak ada yang bisa memastikan makam yang saat ini itu petilasan atau makam aslinya,” ujar dia, menegaskan.

Dari informasi yang dihimpun, Syeikh Mas Masa’ad merupakan panglima utusan Kesultanan Banten sekira tahun 1552.
Saat itu, Syeikh Mas Masa’ad ditugasi untuk menyebarkan agama Islam. Area tersebut kala itu dikuasai oleh tokoh setempat Pangeran Jaya Perkasa atau dikenal Mas Laeng dari Kerajaan Pajajaran.

Saat itu, Syeikh Mas Masa’ad dibantu oleh Ki Seteng bertarung melawan Mas Laeng. Pertarungan seimbang dan berakhir damai.
Ketiganya sepakat membangun Tigaraksa yang berarti tiga orang yang memelihara perdamaian.

Baca Juga :  Pukul Crystal, Liverpool Lolos Liga Champions

Makam Keramat Syeikh Mas Masa’ad itu berada di bawah pohon besar yang disebut warga sebagai pohon kedoya. Makamnya dikelilingi pagar stanless setinggi sekira satu meter. Sedangkan batu nisannya ditutupi kain putih.

Makam Keramat Solear Tangerang berada di kawasan hutan lindung sekira 4 hektare. Tak hanya ada makam keramat, di kawasan makam itu juga ada ratusan monyet liar yang sudah menjadi ikon dari tempat wisata tersebut.

Mitos yang beredar di masyarakat, monyet liar ekor panjang itu merupakan jelmaan dari para murid Syeikh Mas Masa’ad yang setia ingin menjaga area makam.

Abidin membenarkan adanya mitos tersebut. Tetapi, meski sebagai juru kunci, dirinya pun tak bisa memastikan cerita tersebut.

Secara ilmiah, kata Abidin, ratusan monyet liar yang menghuni area Makam Keramat Solear merupakan monyet liar yang beranak pinak. Hingga kini jumlahnya mencapai ratusan.

“Monyet biasa. Dulunya sedikit, tapi berkembang biak di sini ya tambah banyak. Mereka ada blok-blokan, ada tiga blok. Di belakang lain, di depan lain, di samping juga lain. Beda grup, nggak mau bersatu,” paparnya.

Tak hanya itu, mitos lainnya, monyet liar itu dipercaya dapat menggambarkan sifat dan perilaku pengunjung.

Yang biasa terjadi, kata Abidin, kawanan monyet liar itu melakukan perkawinan untuk menunjukkan bahwa si pengunjung telah melakukan aktivitas persetubuhan atau bersenggama saat malam sebelum ziarah ke Makam Keramat Solear.

“Kalau itu banyak emang, tapi enggak semua pengunjung. Cuma kadang-kadang ada yang dibuktikan begitu. Kalau lagi kebenaran ya memang begitu monyetnya contohin lagi kawin,” beber Abidin sambil tersenyum.

Terkini, usai ditutup sementara oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar pada Minggu (16/5/2021) lalu, Makam Keramat Solear masih ramai didatangi peziarah.

Baca Juga :  Pesantren Kebakaran, Beruntung Para Santri Sudah Diliburkan

Meski akses utama menuju makam diportal warga, tapi para peziarah datang dari berbagai jalan pintas yang ada di sekitar Makam Keramat Solear Tangerang.
Selain berziarah, para pengunjung seolah berekreasi karena bisa memberikan makanan langsung kepada monyet liar. Seperti memberikan kacang dan lainnya. @fen/sumber: suara.com

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Tema Lomba di Hari Santri ‘Hormat Bendera Menurut Hukum Islam’, Tendensius

Ming Agu 15 , 2021
Silahkan bagikanVISI.NEWS – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas mengkritik lomba penulisan artikel yang diadakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Dia pun mendorong pembubaran BPIP jika lembaga itu tak ada manfaatnya. BPIP menggelar lomba dalam rangka Hari Santri. Tema yang diangkat yaitu ‘Hormat Bendera Menurut Hukum Islam’ dan ‘Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut […]