VISI.NEWS – Ribuan massa dari relawan pendukungan pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Tasikmalaya nomor 4, Iwan – Iip kembali menggelar aksi demo di depan Kantor KPU Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) siang.
Mereka menduga ada kejanggalan atas kinerja KPU Kabupaten Tasikmalaya yang memihak kepada salah satu pasangan calon, alias tidak netral.
Ketua tim pemenangan Iwan – Iip, Ami Fahmi mengaku merasakan adanya kecurangan dalam Pilkada Kabuapten Tasikmalaya, dan merasa kemenangan pasangan yang didukungnya telah dirampok.
“Kami melihat ketidaknetralan KPU, seperti dalam memberikan informasi pada saat tiba-tiba menghentikan hitungan cepat,” ucapnya.
Ami juga menyayangkan atas kinerja KPU dan Bawaslu karena ketika memberikan pelaporan dalam hal dugaan kecurangan pasangan calon, selalu menanggapi tidak serius dan penting.
Dikatakan Ami, tentunya dalam menyampaikan hal-hal temuan di lapangan yang menjadi ketidakpuasan ke Bawaslu akan sesuai prosedur.
“Penyebab dari permasalahan ini berawal saat hitung cepat, yang tiba-tiba dihentikan oleh KPU,” kata Ami usai melakukan aksi di Kantor KPU Kabupaten Tasik.
Menurutnya, kejadian itu memunculkan ketidakpercayaan terhadap penyelenggara yakni KPU. Terlebih, saat melaporkan ke Bawaslu tidak ada tindak lanjutnya.
Ami pun meyakinkan ke depan tidak ada pergerakan massa.
“Akan tetapi bilamana ada simpatisan yang tidak bisa dikendalikan, pihaknya memohon maaf,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, Calon Bupati Tasikmalaya, Iwan Saputra mengatakan pada prinsipnya sama-sama ingin menciptakan keamanan dan kondusivitas selama proses pilkada sampai akhir.
Namun, jelasnya, harapan itu tercederai oleh banyaknya kejanggalan sehingga memancing kemarahan pendukung dan simpatisan.
“Kami sangat menyayangkan atas kinerja KPU Tasikmalaya dan Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya yang tidak profesional,” ucapnya.
Iwan juga menyoroti atas netralitas ASN dan kepala desa. Adapun saat dilakukan pelaporan ke Bawaslu, selalu dengan tindak lanjut yang tidak jelas.
Dikatakan Iwan, secara pribadi, dirinya memastikan tidak akan ada pergerakan atau memancing, dan memanas-manasi keadaan.
“Namun, yang menjadi persoalan, masyarakat sudah mampu menilai dan melihat sendiri sehingga bisa saja bergerak dengan sendiri sesuai hati nuraninya,” ungkapnya.
Sampai berita ini dikirim ke redaksi, aksi massa masih berlangsung. Meski kondisi diguyur hujan deras, massa tetap bertahan. Aksi sempat memanas karena massa ingin masuk ke kantor KPU. @arn












